31.

3.7K 347 40
                                    

~👑~

DI BAWAH cahaya bulan biru, dua insan itu saling menumpahkan rasa rindu yang tenggelam dalam diri, rindu yang menyesakkan dada hingga kesulitan bernafas, rindu yang membuat diri mereka menggila bak kehilangan kewarasan.

Haruto membawa tubuh Jeongwoo kedalam pelukan erat, menaikkan kedua kaki pemuda itu untuk melingkar dipinggangnya agar ia lebih leluasa mendekap Jeongwoo--nya.

"Hiks.. kau pucat sialan! H-Haru sudah besar dan kau baru kembali padaku sekarang hiks... Kenapa tidak mati saja huh?!" Gerutunya mengutarakan kekesalan yang bercokol dihatinya.

Sementara Haruto malah terkekeh mendengar omelan Jeongwoo yang bercampur isak tangisnya, karena demi apapun pemuda itu sangat menggemaskan. Terlebih dengan wajah dan hidung memerah serta mata bulat berair seperti anak kucing.

Gemas! Haruto tak tahan untuk tidak menggigit pipi gembil Jeongwoo yang terlihat berisi sehabis memiliki Haru dan tentu saja membuat sang empunya memekik marah.

"Sakit!" Teriaknya sambil memukul bahu Haruto. Lihat saja wajah bulatnya itu, dengan bibir manyun yang berhasil membuat Haruto bertambah gemas.

Haruto terkejut karena taring yang tak sengaja menggores pipi Jeongwoo dan sempat meninggalkan luka disana beregenerasi serta hilang sama sekali tanpa ada bekas yang tertinggal, pipi Jeongwoo mulus kembali seperti sedia kala.

Mungkinkah itu karena Jeongwoo seorang Demigod ataukah pengaruh dari kekuatan miliknya ditubuh Jeongwoo? Entahlah.

"Aku akan menyuruh Haru menendangmu nanti." Gerutunya lagi.

Haruto mengayun tubuh Jeongwoo dalam gendongannya sambil mendengarkan celotehan pemuda itu yang marah karena ia telah menghilang dan pergi meninggalkannya.

"Maafkan aku kitten." Mulai Haruto. Dia menatap lurus iris legam Jeongwoo tanpa berkedip, memperhatikan wajah yang dirindunya dengan lamat. "Kau pasti sudah tahu bahwa John bisa kembali hidup meski ditusuk dengan belati perak karena dia adalah half-pure vampire. Demikian juga aku." Katanya.

Jeongwoo menumpukan kedua tangannya diatas pundak Haruto sambil mendengarkan penjelasan pemuda vampir itu. Jeongwoo sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman karena posisi mereka saat ini. Inginnya mengajak duduk agar lebih nyaman, tapi dipikir ulang, Jeongwoo ingat bahwa 'Ayah Haru' ini bukanlah manusia, jadi dia tidak akan merasa lelah.

"Aku hanya 'menghilang', bukan mati." Ujarnya.

Jeongwoo menangkup wajah Haruto, mengangkatnya sedikit seraya membungkukkan tubuhnya untuk meraup bibir dingin pemuda vampir itu. Jeongwoo memejamkan kedua matanya saat Haruto membalas ciumannya, saling menikmati rasa manis yang lama tak dikecap.

"Akh!" Jeongwoo melepas pangutan itu karena taring Haruto menggores bibirnya hingga berdarah. Tapi bukannya berhenti, Jeongwoo kembali menyatukan bibirnya dengan Haruto, membiarkan vampir itu menjilat dan menghisap darah di bibirnya.

Hisapan itu bertambah kuat seiring dengan lumatan yang kian menuntut. Haruto tersenyum disela ciuman itu ketika Jeongwoo memberikan akses padanya, lidahnya menyelinap masuk untuk mengobrak-abrik mulut Jeongwoo, mengabaikan liur yang menetes ke dagu dan leher.

Tangan Haruto-pun tidak tinggal diam, telapak besar itu sudah berada dibalik pakaian Jeongwoo, mengusap punggung pemuda itu dengan gerakan seduktif. Haruto menurunkan Jeongwoo agar ia lebih leluasa melucuti pakaian yang pemuda itu kenakan.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang