24.

2.9K 350 31
                                    

~👑~

JEONGWOO menyusuri lorong gelap menuju titik terang diujung jalan, lengannya diangkat untuk menutupi separuh wajah karena bias cahaya menyilaukan. Matanya membola melihat sosok yang berdiri membelakanginya diarah depan, dan tanpa pikir panjang lagi Jeongwoo berlari menubrukkan tubuhnya untuk memeluk sosok itu.

"R-Ruto.. hiks.." isaknya. Lengannya dilonggarkan, sosok itu memutar tubuhnya dan kembali mendekapnya dengan sayang, mengusap punggungnya dengan lembut dan membiarkannya menumpahkan tangis serta kerinduannya.

Jeongwoo menengadah menatap sosok itu, tangannya menangkup rahang tegasnya, senyumnya mengembang menatap orang yang telah lama tak dilihatnya. Senyum yang sama, obsidan yang sama dan hangat yang sama.

Namun anehnya, pemuda itu seperti versi yang jauh lebih muda dari yang ditemuinya. Apa Jeongwoo pergi ke masa lalu?

"Mommy."

Senyum Jeongwoo mendadak pudar mendengar sebutan tersebut. Tangannya ditarik turun, pelukannya dilepas lalu melangkah mundur menatap sosok itu.

"Mommy!"

Suara itu!

Jeongwoo menoleh ke kiri, ada seorang anak kecil tengah melambai kearahnya sambil tertawa riang. Wajahnya-pun terlihat familiar, seperti pemuda dihadapannya dan.. Haruto.

Keduanya mengacungkan tangan kesisi kiri Jeongwoo, yang mana membuatnya ikut mengalihkan atensinya mengikuti arah tunjuk keduanya. Jeongwoo membolakan matanya ketika melihat tubuh yang terbaring ditanah; meninggal.

Jeongwoo melangkah mendekati tubuh itu kemudian merosot jatuh terduduk didekatnya. Tangannya meraih jemari pucat untuk digenggam, rasanya dingin. Pelupuknya penuh, yang kemudian meloloskan air mata dipipi mulusnya.

"Apa-- apa maksutnya semua ini? A-aku tidak mengerti." Monolognya.

Tubuh didepannya perlahan meluruh, berubah menjadi debu dalam genggaman tangannya, sisanya menghilang tertiup oleh sang angin. Jeongwoo bangkit dan berbalik menatap dua sosok yang kini berdiri menghadapnya. Keduanya berjalan mendekat dan memeluknya.

Jeongwoo merengkuh dua tubuh itu dalam pelukannya. Matanya terpejam, dan perlahan dua sosok itu ikut menghilang setelahnya. Tubuhnya jatuh meringkuk, tangisnya kembali pecah, begitu pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

Tak lama, sepasang lengan merengkuhnya dalam pelukan hangat, mengusap kepala belakangnya dengan sayang dan mengecupi pucuk kepalanya sesekali.

"Kenapa kau menangis Kitten?"

"Diam kau sialan! Hiks.. jangan memanggilku seperti dia!!" Omelnya disela tangisnya.

Kekehan pelan terdengar dari sosok yang entah Jeongwoo tidak tahu siapa itu. "Seperti apa? Kitten maksutmu?" Ejeknya lalu tertawa.

"Ruto!" Pekiknya marah. Eh! Jeongwoo meronta dalam dekapan sosok tersebut dan menatap wajah menyebalkan yang tersenyum mengejeknya. "Aaaaaaa!!!" Tangisnya dengan kencang, membuat sosok itu panik dan merengkuhnya kembali.

"Lepaskan aku!" Jeongwoo mendorongnya hingga terjungkal kebelakang. "Aku benci padamu!" Teriaknya lagi sambil menunjuk wajah sosok itu, namun anehnya malah terlihat menggemaskan dimata sosok itu. Nyatanya bukannya merasa bersalah, tawanya malah semakin kencang.

BLOOD | HAJEONGWOO (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang