1

3.6K 406 17
                                    

❗BxB
Angkat kaki kalau kalian homophobic.

Start

"LO MAU MATI?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LO MAU MATI?!"

Suara menggelegar itu membuat titik kejadian menjadi ramai. Sayangnya, tidak ada yang berani mendekat untuk sekadar melerainya.

Disana, tangan Jisung sudah meraih kerah baju milik cowok yang kini hanya tertunduk takut. Seperti sudah pasrah bahkan jika Jisung patahkan lehernya.

"M-maaf." Cicit cowok berbadan gempal itu.

"BAJU GUE BASAH, TOLOL!" Sentak Jisung lagi. Dia tidak tau, harus dia apakan cowok gendut dihadapannya ini? Haruskah dia patahkan jemarinya? Atau menghantamkan kepalanya ke tembok agar otaknya bisa bekerja dengan baik? Bisa-bisanya, cowok itu berjalan tanpa melihat dirinya dan membuat bajunya basah karena es jeruk sialan itu.

"M-maaf. Gue nggak sss-sengaja, Jisung."

"Nggak sengaja pala lo! Lo emang sengaja cari masalah sama gue, hah?!"

"N-nanti gue ganti."

"Lo kira gue nggak punya duit buat beli baju, sialan?"

"Anjir, Sung. Udahan! Lo nggak liat muka dia udah ketakutan banget?!" Kata Sungchan, teman satu circlenya.

"Lain kali aja deh, markas anjir udah ditunggu!" Hendery menimpali.

Sayangnya, Jisung tidak memperdulikan ucapan kedua temannya. Dia lebih menikmati bagaimana cowok itu ketakutan ditangannya.

"Lo udah cari masalah sama gue. Sekalian aja kali ya gue bikin patah tangan lo."

Dugh!

"Bangsat!"

Atensi orang-orang teralihkan begitu sebuah botol aqua yang isinya tinggal setengah mendarat mulus di kepala Jisung. Salah seorang Mahasiswa berdiri dengan satu tangan yang membawa tumpukan buku.

"Orang udah minta maaf, ya dimaafin. Lepasin dia." Kata Mahasiswa itu.

Jisung mengernyit menatap mahasiswa yang kini menatapnya. Dia meniti penampilan mahasiswa itu dari kepala sampai kaki, lalu berdecih. Orang cupu sok keras. Dia tidak tertarik untuk bermasalah dengan orang ini, tapi jika orang ini ingin mencari masalah, maka Jisung akan ladeni.

"Lo kayak anak kecil. Masalah gitu doang dibesar-besarin." Mahasiswa itu masih berkata santai, meski tatapan Jisung sudah nyalang. Lalu tanpa memperdulikan hal itu dia mendekat, hanya untuk menepis tangan Jisung dari cowok tadi.

"Lo nggak apa-apa? Lain kali jalan liat-liat, biar nggak kayak gini lagi." Katanya, cowok berbadan gempal itu hanya mengangguk.

"Lo siapa hah, ikut campur urusan gue?" Jisung mendorong bahu mahasiswa itu. Seperti mengajaknya untuk berkelahi. Sementara mahasiswa itu hanya melihat bahunya yang kini sedikit terdorong kebelakang.

"Chenle." Jawab Chenle tenang, kalu dia membetulkan letak kacamatanya sebelum berkata lagi. "Lo bikin rame, bikin nggak nyaman orang-orang yang belajar disekitar sini."

Jisung mendekat, dia tunjuk wajah Chenle tepat ditengah. "Lo, kurang ajar. Lo nggak tau siapa gue? Hah?"

"Jisung. Cucu pemilik yayasan bukan? Gue tau." Lalu Chenle menepis tangan Jisung dari hadapannya. "Tapi hal itu nggak lantas buat lo seenaknya di sini. Satu lagi, dengan lo kayak gini, lo bikin malu kakek lo sendiri."

Chenle berniat pergi, namun Jisung sudah kepalang emosi lantas dia tarik tangan Chenle dan dia jatuhkan satu bogeman telak tepat di tulang pipi Chenle hingga membuat semua yang berada di sana terkejut hebat.

"JISUNG?!" Pekik Sungchan.

"Chan, temen lo udah gila!" Hendery menepuk bahu Sungchan.

"Temen lo juga, anying!"

"Buru lerai!" Ajak Hendery. Maka kedua orang itu langsung menahan Jisung yang ingin kembali menerjang Chenle.

Chenle bangkit dari jatuhnya, dia merasakan sesuatu yang asin. Oh, ternyata bibirnya berdarah. Apa dia balas perbuatan Jisung? Tidak. Untuk apa? Meladeni orang yang berapi-api seperti cowok itu hanya akan membuang waktunya yang berharga.

"Lo kalo mau jadi penjahat, jangan disini. Kalo lo bisa paham omongan gue, harusnya lo sadar. Lo juga salah meskipun lo korban cowok itu. Cara yang lo pake itu nggak benar. Previllage yang lo punya, nggak lantas bikin lo seenaknya ngehancurin hidup anak orang. Coba kalo gue nggak ngehalangin lo, pasti dia udah masuk UGD sekarang. Sekarat."

"Lo siapa ngajarin gue, bangsat?!"

"Lo tuh!" Hendery memukul pundak Jisung. "Dikasih tau bener-bener malah ngamuk!"

Jisung hanya mendengus.

"Gue harap kedepannya lo bisa jadi lebih baik, Jisung. Oh iya, salam kenal, gue Chenle. Dan kayaknya kita bakal sering ketemu." Katanya sebelum cowok berkacamata itu meninggalkan tempat.

Jisung masih diam menatap punggung Chenle yang semakin menjauh, dia hanya bergeming sembari terus menatapi Chenle yang berjalan tampak santai menyusuri lorong.

"Anjing tuh anak!"

"Sung astaga udah!" Sungchan berkata dengan nada lelah. "Mending sekarang gas markas, udah ditunggu!"

"Dia siapa anjing ngomong bakal sering ketemu sama gue?!"

"Aelah gue gibeng juga— hehe nggak jadi, Sung." Hendery nyengir. "Anggep ajalah omongan dia angin lalu."

Jisung tak bereaksi, selain memikirkan satu hal.

Siapa dia?







Tes ombak dulu kaliiiiiii

Aku bawa cerita baru, khusus Chenji. Semoga kalian sukaaaaa

Jangan berespektasi tinggi ya, karna aku juga masih belajar nulis xixixi

Meet the main characters

Meet the main characters

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See u next chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See u next chapter. papayyyyy!

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang