38

3.6K 277 34
                                    

Jisung & Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung & Chenle. Nama itu terukir apik di dua gembok yang mereka beli. Tujuan awal yang ingin mereka kunjungi adalah gembok cinta. Konon, katanya di gembok cinta ini, apabila ada sepasang kekasih yang menggantungkan gembok mereka dan pasangannya, lantas membuang kuncinya ke sembarang arah, akan langgeng. Chenle menganggap ini hanyalah sebuah sugesti, tapi apa salahnya ikutan mencoba untuk seru-seruan? Toh, Jisung juga mau-mau saja.

"Nggak maksud bikin kamu bad mood. Tapi menurut kamu pasangan yang gantungin gembok ke sini langgeng nggak?"

Chenle yang tadinya sibuk mencari spot untuk menggantungkan gembok, menoleh. Dia terkekeh dalam hati, pertanyaan Jisung sama seperti pertanyaan yang ada di kepalanya. Tapi alih-alih merespon pertanyaan Jisung dengan jawaban dari logikanya, Chenle justru menjawab. "Aku bukan cenayang."

Jisung berdecak. "Kan menurut kamu."

"Emmmm." Chenle tampak berpikir. "Kayaknya enggak. Kenapa emang?"

"Kepo aja, karena aku mikir sama kayak kamu."

Chenle kembali sibuk menggantungkan gembok itu di tempatyang dia pilih. "Yahh... Semoga jadi baik untuk hubungan kita ya." Kata Chenle, membuat Jisung tersenyum. Tangannya tergerak mengelus puncak kepala Chenle.

"Kalau beneran langgeng kan bagus?"

Jisung cuma mengangguk.

Di belakang, Antonio masih senantiasa mengikuti dua sejoli itu. Memastikan jika Jisung dan Chenle tetap dalam keadaan aman. Meski Antonio tau, Jisung bisa bela diri jika diperlukan, tapi tetap saja, cucu kesayangan harus dijaga sebaik mungkin.

Di sana, Antonio semakin merasa bahwa Jisung benar-benar berbeda. Sikapnya dengan Chenle bisa dibilang selembut itu, padahal awal mereka bertemu Jisung terlihat sangat amat membenci cowok itu. Antonio merasa, dia bisa menemukan sosok Yunita dalam diri Jisung jika cowok itu bersikap lembut.

Tanpa sadar, Antonio mengukir senyum. Menepis fakta bahwa hubungan mereka mungkin terjadi diatas kaca yang rawan retak. Meski begitu, mereka masih bisa menari-nari bersama di atas kaca tipis itu. Ada hal-hal yang belum mereka tau, yang kini Antonio khawatirkan.

Sementara itu, Randez yang semula tidak berminat mendekat ke arah Antonio untuk melihat Jisung dan Chenle, akhirnya kini berdiri di samping Antonio.

"Antonio-"

"Simpan rasa bersalahmu." Kata Antonio pada si supir. "Lihatlah, mereka terlihat bahagia." Antonio menoleh. "Itu kejadian tidak sengaja."

"Aku harus bagaimana?"

Antonio menggeleng pelan. "Aku juga tidak tau."

"Apakah... mereka akan berpisah?"

"Aku tidak mengharapkannya." Antonio menjawab. "Jisung tidak boleh patah untuk yang kesekian kalinya. Aku cukup mengenal anak itu, aku tidak ingin dia bertambah buruk."

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang