35

3K 327 44
                                    

Jangan frustasi, mending tap bintang 😃🤟

Jangan frustasi, mending tap bintang 😃🤟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu, dia membenci cowok berkacamata ini. Yang selalu mengusik hidupnya, yang selalu membuatnya jengah, yang selalu bisa memuncakkan emosinya. Cowok berkacamata ini datang kehidupnya dengan cara yang tidak biasa. Siapa yang berani melempar cucu pemilik yayasan dan pengusaha besar dengan botol aqua jika bukan cowok ini? Tidak ada. Sebab mereka masih sayang nyawa.

Ternyata benar, cinta datang karena terbiasa. Apakah salah satu faktor yang membuat Jisung jatuh cinta adalah karena dia terbiasa dengan kehadiran Chenle dihidupnya? Dia rasa iya. Lambat laun waktu berjalan, ternyata dia sadar hadirnya Chenle seolah menjadi lentera dalam hidupnya bukan seperti hama yang mengganggu. Justru setelah mengenal Chenle, dia tau arti hidup.

Malam ini Chenle tidur lebih awal, setelah mereka puas menonton film. Chenle memang tidak bisa tidur terlalu larut.

Susah berapa lama ya, dia menatap semestanya? Entah. Jisung masih setia menatap Chenle yang terpejam dengan damai. Suara nafas yang teratur itu seolah seperti melodi indah yang membuat dirinya tenang. Dari benci, dia jadi suka apapun tentang cowok berkacamata ini. Dan dari dia yang tadinya senyum-senyum sendiri, kini air matanya mulai mengenang dipelupuk mata.

Jisung jarang menangis- hampir tidak pernah. Tapi setelah dia menyematkan cintanya untuk cowok ini, Jisung jadi sedikit cengeng untuk alasan yang tidak jelas.

"Kakek datangkan dia supaya kamu belajar, bukan jatuh cinta."

Kalimat itu terus berputar dalam otak Jisung. Sekalipun dia ingin menepis, tetap saja datang lagi. Ucapan Adipura waktu itu benar-benar serupa ancaman yang nyata. Begitu mengerikan sampai-sampai Jisung tidak bisa tenang.

Dia belai pipi Chenle dengan lembut. "Tapi kalau gue jadi jatuh cinta, apa salah gue, Le?"

Tidak ada jawaban.

"Lo bakal pergi nggak kalau lo tau kakek nggak ngasih restu?"

Tidak ada jawaban.

"Enggak kan?"

Tidak ada jawaban.

Lalu Jisung menunduk untuk memeluk Chenle, menumpahkan semuanya. Sekuat-kuatnya dia ingin mempertahankan dan melawan kakeknya, entah kenapa sekarang dia merasa lemah dan takut. Dia takut jika apa yang dia perjuangkan tidak akan berakhir manis. Chenle adalah orang asing, bukan hal sulit untuk Adipura membuatnya angkat kaki dari urusan keluarga Adipura.

Dan Jisung tidak ingin itu terjadi.

Chenle menggeliat, dahinya mengernyit begitu dia rasa sesak karena Jisung memeluknya layaknya guling. Jisung segera melonggarkan pelukannya.

"Belum tidur?" Tanya Chenle dengan suara serak, matanya memicing karena terkena cahaya lampu.

"Belum." Jawab Jisung, dia lantas mematikan lampu tidur yang berada di nakas kecil sebelah tempat tidurnya. "Udah nggak silau, tidur lagi." Titah Jisung.

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang