32

3.1K 344 54
                                    

Tap tap bintang juseyoo

Sebenarnya, balapan dengan Soobin bukan perkara yang besar untuk seorang Jisung Adipura. Hanya saja, dia tahu betapa liciknya anak itu hingga dia melakukan apa saja agar Jisung dipandang jelek oleh Adipura. Firasatnya, balapan kali ini tidak akan berlangsung mulus, mungkin paling mentok akan terjadi perkelahian antar keduanya. Mengingat, Soobin adalah orang yang paling Jisung benci dan Jisung akan susah mengendalikan emosinya.

Di samping itu, masalah taruhan juga sampai sekarang belum jelas. Tapi kalau boleh Jisung tebak, taruhannya tidak akan jauh dari persoalan pemimpin perusahaan. Jika Soobin berpikir dia akan bisa menyingkirkan Jisung dengan cara ecek-ecek seperti ini, maka Soobin salah besar.

Perlu diingat, mau sampai kapanpun Adipura memang terlihat sangat ingin Jisung yang menjadi pemimpin, bukan Soobin. Alasannya, Jisung tidak tau selain apa yang dikatakan papanya waktu itu.

"Lo kalau nanti lihat Soobin biasa aja natapnya." Kata Jisung sembari memakai jaket kulitnya. Chenle yang mulanya sibuk bermain ponsel, mendongak.

"Oh, gue ikut?" Tanya Chenle.

Malam ini dia menang berada di apartemen Jisung karena pacarnya itu yang menculiknya ke sini. Awalnya Chenle merasa canggung karena sebagian besar waktunya setelah mereka resmi pacaran, harus dia habiskan di tempat cowok itu. Tapi semakin ke sini, dia sudah mulai terbiasa. Bahkan dengan sikap clingy Jisung yang sering membuatnya geli sendiri.

Niatnya, Chenle memang tidak ingin ikut ke sirkuit untuk melihat pertandingan balap motor itu. Jadi begitu Jisung berangkat ke tempat tujuan, maka Chenle ingin pulang ke rumah. Tapi namanya Jisung, yang belakangan ini suka tantrum kalau tidak bersama Chenle. Jadi dia sudah bisa memprediksi jika dirinya bakal diajak oleh Jisung ke sana.

Jisung menoleh. "Lo nggak mau lihat pacar lo balapan?" Dia balik bertanya, matanya memicing menatap Chenle.

"Kenapa giliran jadi pacar lo jual mahal? Sebelum jadi pacar cari perhatian gue terus." Omel Jisung.

"Lo setelah jadi pacar gue juga gitu, cerewet, manja-"

"Ya namanya juga pacar." Gerutu Jisung. "Masak gue gebukin lo sampai sekarat? Ayo dong lo cari perhatian gue lagi."

Chenle bergidik. "IDIH. JADI BEGINI CUCUNYA TUAN ADIPURA???"

Jisung mendengus, lalu mendekat ke arah Chenle. "Nanti lo di deket anak VIP aja, ada Sungchan sama Hendery di sana- atau kalau masih nggak mau dekat mereka, ada Bang Johnny, Taeyong juga ada. Bebas."

"- asal jangan dekat-dekat sama yang lain."

"Oh, posesif ceritanya?" Tanya Chenle jahil. "Gue memang banyak yang senang sih- Mmpppph!"

"Lo kepedean tai kucing gitu lagi, benaran gue abisin lo." Ancam Jisung. Chenle diam, dia sibuk membersihkan sisa ciuman tiba-tiba dari Jisung.

"Mau lagi?" Tanya Jisung. Dia menarik tangan Chenle lagi. "Sini."

Chenle menjauhkan wajah Jisung yang mendekat. "Balapannya jam berapa? Kalau udah siap mending kita ke sana."

Jisung berdecak lagi. "Emang jual mahal banget ini anak." Lalu dia menarik tangan Chenle untuk berdiri. "Bentar, tunggu." Katanya, Jisung segera melangkah ke kamar untuk mengambil jaket.

Dia memang bukan tipikal dominan yang so sweet dan terkesan manis, tapi dia tau bagaimana cara memperlakukan subnya dengan baik. Kembali dair kamar, Jisung langsung memakaikan Chenle jaket.

"Diluar nanti bakal dngin." Katanya pelan.

Chenle hanya tersenyum geli mendengarnya.

"Senyum lo. Suka kan kalau gue perhatiin?" Tanya Jisung dengan nada canda. Bahkan cowok itu sempat-sempatnya menempelkan ujung hidungnya ke ujung hidung Chenle, lalu dia bermain-main dengan gemas.

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang