13

2.5K 392 34
                                    

Tanda bintangnya ada di pojok kiri bawah, hayu dipencet 🙄

Jalan Jenderal A. Yani, tepatnya di belakang pabrik kosong, di sanalah kedua kubu itu bertemu. Terlihat Jisung berdiri di barisan paling depan. Dia adalah panglima perang, ketua di sini. Meski tidak ada pengukuhan secara resmi dari anggotanya. Namun karena Jisung punya kuasa lebih, secara otomatis dia dijadikan ketua.

Di seberang, berdiri ketua dari pihak Dragon. Tatapannya begitu meremehkan, sayangnya Jisung tidak gentar dengan tatapan itu.

"Ini bisa dibatalin kalau kalian mau aman." Kata ketua Dragon. Namanya Yeonjun. Sebenarnya, hubungan VIP dan Dragon tidak bisa dibilang buruk, hanya saja karena balapan kemarin hubungan kedua kubu memanas.

"Nyali lo gede juga ngomong begitu?" Jawab Jisung, nadanya tenang namun meremehkan.

"Nggak ada tanding ulang. Kalah ya kalah. Jangan kayak bocah lima tahun yang nggak terima layangannya kesambit temen."

"Kalo emang mau ada pertumpahan darah. Ayo. Karena gue juga nggak terima anak lo gebukin Lucas tanpa sebab."

Di belakang, Chenle menatap Jisung. Aura mematikan cowok itu bertambah dua kali lipat kalau seperti ini.

Di sana, Yeonjun mengeraskan kepalan tangannya. Jisung memang tidak akan pernah mengalah.

Perlahan tapi pasti, Yeonjun dan anggotanya melangkah mendekat, begitu juga VIP. Tatapan kedua ketua itu tidak terputus meski hanya sedetik, seolah sama-sama menyampaikan kibaran bendera ingin menang. Lalu, mereka sama-sama berlari mendekat, berteriak sebagai mulainya pertempuran.

Pertempuran terjadi begitu saja. Mereka saling adu kekuatan otot tanpa senjata, setiap orang mempunyai lawan masing-masing dan ketika lawannya sudah kalah, mereka akan membantu teman. Suara tinju, tendakan serta teriakan mewarnai malam itu.

Tidak ada yang berakhir mulus, bahkan Chenle pun harus rela jika wajahnya terhiasi oleh luka lebam lagi. Chenle mengerang begitu perutnya ditendang begitu keras hingga dia terhuyung, sempat dia melirik Jisung yang juga menatapnya. Lalu, cowok itu berdecak dan mengabaikannya lagi.

Bugh!

"LO MENDING KE BELAKANG!" Sentak Taeyong setelah meninju lawan yang hendak menendang kepala Chenle.

Chenle buru-buru bangun, dadanya bergemuruh hebat. "Sori." Katanya, lalu dia kembali bertarung.

Jarak Chenle tidak jauh dari jarak Jisung. Bahkan, beberapa kali Chenle membantu cowok itu karena naas Jisung harus menghadapi tiga lawan. Sempat Chenle menyunggingkan senyum miringnya setelah menendang pipi lawan yang sudah dikunci oleh Jisung.

Lalu, brengseknya Yeonjun bermain kotor ketika dia mengeluarkan sebuah obeng dan ingin menusukkan obeng itu ke punggung Jisung. Untung saja Chenle membaca pergerakan kotor itu, yang langsung membuat Chenle menarik Jisung menjauh namun naasnya obeng itu malah menusuk lengannya.

Brengsek! Batin Chenle. Dia mengerang hebat dan menatap nyalang Yeonjun. Tanpa banyak babibu, Chenle langsung menyerang Ketua Dragon itu tanpa ampun. Dia marah, bukan karena orang itu ingin menyerang Jisung, tetapi karena itu sudah melukainya.

Di tempatnya, Jisung tersentak melihat Chenle sekalap itu. Dia tidak menyangka, cowok seculun Chenle ternyata bisa sesadis itu dalam menghabisi musuh.

BUGH!

Chenle memukul Yeonjun tepat dimata kiri hingga Yeonjun harus terhuyung. Tidak sampai situ, Chenle menginjak kaki Yeonjun dengan tekanan penuh hingga cowok itu berteriak.

"Gue nggak tau kenapa teman-teman lo milih lo jadi ketua. Lo cupu, pakai senjata. Najis."

Hendery dan Sungchan sukses menganga. Wow, Chenle... sepertinya mode Chenle yang ceria sudah tergantikan dengan mode Chenle yang menyeramkan. Sebenarnya tidak hanya dua orang itu saja yang dibuat menganga, tetapi seluruh anggota VIP.

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang