8

2.4K 378 40
                                    

mencet vote itu ga susah sayy

start

Mau tau selain Taj Mahal, Candi borobudur dan lima keajaiban dunia lainnya ternyata ada satu keajaiban dunia yang kalau dihiperbolakan bisa mengguncang seluruh jagad raya?

Benar.

Jisung masuk kelas.

Untuk pertama kalinya, setelah dua semester dia selalu absen dan ajaibnya masih bertahan sebagai mahasiswa di kampus ini, akhirnya Jisung menampakkan dirinya ke teman kelas.

Tentu saja, hal ini membuat kelas yang awalnya cukup ramai tiba-tiba hening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tentu saja, hal ini membuat kelas yang awalnya cukup ramai tiba-tiba hening. Jisung sempat menghentikan langkahnya, menatap teman-temannya yang juga menatapnya horor.

Jisung mendengus. Memangnya dia setan?! Mengapa semua orang menatapnya seperti itu?!

"Kenapa diem? Lo mau berdiri di sini?" Tanya Chenle menginterupsi atensi Jisung.

Cowok itu melirik saja. Tentu saja, semua yang berada di sana makin terheran-heran karena baru saja mereka melihat seorang Jisung Adipura menurut pada ucapan cowok culun berkacamata. Suatu hal yang tidak disangka-sangka. Padahal jelas, Jisung bisa saja membuat remuk tulang belulang Chenle.

Jisung berjalan menuju kursi paling belakang. "Minggir!" Kata Jisung pada seseorang yang sudah duduk manis ditempatnya.

"Di depan masih ada." Jawab Chenle lugas.

Sayangnya, Jisung tidak mengindahkan hal itu. Dia menatap orang yang kini sudah ketakutan setengah mati. Maka tidak perlu waktu lama anak itu cepat-cetap merapikan bukunya untuk segera pindah.

"Lo emang harus di didik biar bisa menghargai orang." Kata Chenle. Yang kini membuat semua orang harus menahan nafasnya karena Chenle baru saja mengeluarkan ucapan yang bisa saja itu menjadi ucapan terakhirnya sebelum berakhir babak belur.

"Kursi depan masih kosong, Jisung." Chenle mengulangi ucapannya lalu menepuk-nepuk meja sebelahnya. "Di sini, di samping gue."

"Ogah!" Jisung sudah tidak tahan dengan ocehan Chenle akhirnya bersuara.

Chenle melipat tangannya di depan dada. "Kenapa? Biar bisa nyontek ya makanya duduk di belakang?" Tanya Chenle santai. Yang lagi-lagi membuat semua orang menahan nafasnya, bahkan Sungchan dan Hendery sekalipun.

"Kalau gitu sama aja lo bohong. Gue nggak mau. Kan udah gue bilang, gue nggak akan ngejekin nilai lo kalau nilai lo hancur, Jisung Adipura. Duduk di sini, gue perlu liat kemampuan lo."

"Gila si Chenle!" Bisik Sungchan ke Hendery.

"Asli, dia punya nyawa sembilan kayaknya makanya berani banget." Sahut Hendery.

Chenle yang berbicara, satu kelas yang merasa tidak aman. Untung-untung jika Chenle saja yang dihajar, kalau berakhir satu kelas? Kan bahaya!

"Jisu-"

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang