34

3.2K 311 73
                                    

Rumah keluarga Adipura sepi, itu artinya tidak perlu ada keluarga besar di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah keluarga Adipura sepi, itu artinya tidak perlu ada keluarga besar di sini. Well, ya bukankah seharusnya begitu? Ini urusan Soobin dengan Jisung, dan keluarga besar tidak perlu tau soal ini.

Begitu Jisung memasuki rumah, tanpa mau mengulur waktu lebih lama dia langsung menuju ruang Adipura, dan wow... ternyata Soobin sudah tiba lebih dulu. Jisung terkekeh sinis, lihatlah, perjuangan si penjilat. Segera saja Jisung melangkah masuk dan duduk di sebelah Soobin.

"Karena kalian sudah datang, kita langsung saja." Ucap Adipura.

"Jadi dia bilang apa?" Tanya Jisung sebagai pembuka. "Bilang kalau aku yang nyerang dia brutal? Iya?"

Adipura menghela nafasnya. Memperhatikan Jisung dengan seksama sebelum dia menoleh pada Soobin. Bukannya dia tidak percaya ucapan Soobin, tapi dia tau Jisung dengan baik, maka dari itu Adipura memutuskan untuk mempertemukan mereka di sini tanpa ada keluarga yang lain. Adipura ingin mereka menjelaskan dari sudut pandang masing-masing.

Kalau boleh, sebenarnya Adipura juga malas menyelesaikan masalah sepele seperti ini, tapi kalau bukan karena dia tidak ingin dipandang pilih kasih oleh semua cucunya, maka jalan ini mungkin jadi pilihan terbaik. Agar Soobin merssa didengarkan.

Masalah ini cukup tertutup, bahkan orang tua mereka tidak tau, baik Jisung maupun Soobin, mereka sama-sama tidak memberi tau Wijaya, Gentala dan Selena. Jika Jisung merasa permasalahan ini tidak perlu sampai ketelinga papanya, lain halnya dengan Soobin yang terlalu takut dengan Selena, jika saja wanita itu tau kalau Soobin yang memulai, Soobin rasa dia tidak akan bisa ke sini.

"Jadi, mau kamu apa Soobin?" Tanya Adipura. "Kemarin kamu sudah bercerita panjang lebar, sekarang mau kamu apa?"

"Maksud kakek?" Tanya Soobin bingung. "Kok jadi tanya mau aku apa?"

"Kamu pasti ada tujuan untuk ngadu ke kakek soal Jisung."

"Lah. Kenapa tanya ke Soobin, kek. Kan kakek bisa mutusin apa yang kakek mau lakuin? Dan satu lagi  kakek curiga sama aku? Disini aku korban, kek!"

Jisung hampir tertawa, lihatlah bagaimana susah kerasnya anak itu ingin membuat Jisung kalah. Padahal semestinya dia tau kalau Adipura tidak akan mudah dikecoh apalagi dengan bocah-bocah seperti mereka. Jisung menghela nafas, dia masih tenang duduk disebelah Soobin.

"Kemarin malam, Jisung sama dia tanding, kek. Balapan. Yang ngajakin juga dia." Jisung mulai angkat bicara. "Kenapa aku nyerang dia brutal?"

"Kakek tau aku tipe orang yang nggak akan tinggal diam kalau ada orang yang cari masalah duluan." Lanjut Jisung.

"Kalau dia nggak main kotor karena sudah nyerempet nggak mungkin aku nyerang dia. Ah, soal balapan, aku sudah dapat persetujuan dari tutor aku dan dia kemarin ikut ke sirkuit. So, hukuman apa yang harus aku terima dari kakek karena udah nyerang cucuk kakek itu sampai brutal?"

TUTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang