3. DCM

923 68 2
                                        

Seungmin akhirnya menikah dengan Chan dan tinggal di rumah pak gurunya itu. Mereka tinggal di rumah yang sama tapi di kamar yang berbeda.

Pagi ini Seungmin pergi kesekolah seperti biasa. Teman-teman Seungmin tidak ada yang tau tentang pernikahannya, dari pihak sekolah hanya kepala sekolah dan wakil kepala sekolah saja yang tahu.

" Eh lu denger ga? Katanya pak Chan keluar dari sekolah." Jisung memulai pergibahan pagi mereka.

" APA? Dapet info dari mana lu?" Seungmin terkejut.

" Dari sumber yang terpercaya deh pokoknya. Katanya minggu kemarin dia nikah dan mutusin keluar dari sekolah." Perjelas Jisung.

" Kira-kira istrinya pak Chan kayak gimana ya?" Tanya Felix.

" Yang pasti seumuran sama dia, cantik, pinter, elegan. Kayaknya sih tipe pak Chan kayak gitu." Jisung dan Felix membayangkan sosok yang sekirannya cocok bersanding dengan guru tampan mereka itu.

Seungmin terdiam, dia seolah tersinggung dengan perkataan teman-temannya tersebut.

Malam hari nya saat Chan kembali kerumah Seungmin menghampiri Chan di kamarnya.

" Pak, saya mau tanya."

" Hm?"

" Bapak beneran resign dari sekolah?"

" Iya." Ucap Chan singkat sambil terus di sibukan dengan file-filenya.

" Jadi bener?!" Seungmin agak berteriak karena terkejut.

" Kamu ga denger saya ngomong apa barusan?! Besok periksa telinga kamu ke dokter THT!" Omel Chan.

" Ya maaf pak, saya kan cuma ga percaya aja. Terus... Kenapa bapak ga keluar dari dulu aja? Kenapa bapak harus nikahin saya?"

" Yang mau nikah sama kamu tuh siapa? Saya di paksa orang tua. Kalau ga takut kualat mana mau saya nikah sama anak ingusan kayak kamu!"

" Kan bapak bisa bilang kalau bapak milih keluar dari sekolah, jadi orang tua saya juga ga akan maksa saya buat nikah karena malu sama pak kepsek!"

" Tadi kan saya udah kasih penjelasan sama kamu. Kamu masih ga ngerti juga?"

" Tapi penjelasan bapak itu ga masuk logika saya."

" Udah jangan berisik! Saya masih banyak kerjaan!" Chan menutup pintu kamarnya.

" Ih! Dasar om om ngeselin!" Umpat Seungmin. Seungmin kemudian pergi kekamarnya.

______________________________________

Minggu pagi Seungmin yang indah terusik oleh tangisan manja anak semata wayang Chan yang datang berkunjung dengan ibu mertuanya.

" Ada apaan sih? Heboh amat?" Seungmin mengintip dari balik pintu kamarnya.

" Papa! Papa kan udah janji sama In, kalau In libur sekolah papa mau jemput In, kita jalan-jalan. Papa ga boleh bohong pa, dosa!" Rengek Jeongin sambil menggoyang-goyang celana bahan Chan.

" Jeongin sayang, papa masih ada pekerjaan. Kamu main dulu ya sama nenek." Bujuk Chan.

" Aduh Chan kamu nih gimana sih? Ibu bawa Jeongin ke sini karena ibu ada acara. Ini malah suruh main sama ibu."

" Ibu bisa kan bawa Jeongin ke acara ibu? Chan ada meeting penting bu." Chan memohon pada ibunya.

" Ga mau! In mau main sama papa! In ga mau ikut nenek! Ayo pa..."

Chan terus membujuk anaknya itu, Jeongin terus saja merengek manja dan tak mau mendengarkan sang ayah hingga membuat Chan akhirnya naik pitam.

" JEONGIN! Papa paling ga suka ya kalau kamu rewel begini! Papa lagi sibuk! Banyak kerjaan! Kamu ngertiin papa dikit dong!" Bentak Chan. Jeongin menangis kencang karena takut dengan kemarah sang ayah.

" Chan kamu tuh, jangan gitu sama anak. Kasian Jeongin." Doowon mengelus cucunya itu.

" Ibu juga sih, terlalu manjain anak itu. Jadi nakal gitu kan!" Chan masih mengomel.

" Bisa ga sih, ga usah bentak-bentak kalau depan anak kecil?! Kan kasian adeknya sampe nangis gitu!" Seungmin datang dan memarahi Chan.

" Kamu ga usah ikut campur. Kamu itu ga ngerti apa-apa soal ngedidik anak."

" Siapa bilang? Saya juga punya ponakan sebesar anak bapak. Dan saya sudah biasa asuh dia di rumah. Jangan pernah anggap sepele saya ya pak!"

" Terserahlah!"

Seungmin berjongkok untuk menyesuaikan tinggi dengan Jeongin.

" Adek manis, jangan nangis lagi ya. Kamu mau main kemana? Main sama kakak mau ga? Nanti kita jalan-jalan, main di taman, beli es krim, kamu mau?" Bujuk Seungmin lemah lembut.

Tangisan Jeongin mulai mereda karena Seungmin, Doowon pun tersenyum bangga melihat perhatian menantunya itu pada cucu kesayangannya.

" Tuh.. Jeongin main sama mama, ya... Nanti sore nenek jemput Jeongin lagi. Ya sayang?" Bujuk Doowon. Jeongin terdiam sesaat. Perlahan dia mendekati uluran tangan Seungmin.

" Nah gitu dong, anak manis ga boleh nangis lagi." Seungmin mengusap air mata Jeongin.

" In mau es krim."

" Iya nanti kakak beliin kamu es krim, tapi kamu janji jangan nangis lagi ya. Janji?"

" Janji!" Jeongin tersenyum.

" Ya udah, nenek pergi dulu ya sayang, kamu baik-baik sama mama. Inget ga boleh nakal. Dah sayang.."

" Dah nenek..." Doowon pun pergi dengan tenang.

" Bapak ngapain masih disini? Katanya ada meeting penting?" Seungmin menatap mata tajam yang terus mengarah pada si kecil polos itu.

" Saya ga yakin sama kamu! Lebih baik Jeongin saya bawa ke rumah sepupu saya. Jeongin ayo!" Chan menarik tangan Jeongin namun sang anak malah bersembunyi di balik Seungmin.

" Tuh kan bapak lihat! Anaknya aja ga mau. Udah bapak percaya aja sama saya. Ga bakal saya tuker sama bakwan kok anak bapak!"

Chan menatap Seungmin dan dibalas tatapan mata bulat oleh si wajah manis.

" Jeongin, papa berangkat dulu ya. Jeongin jangan nakal. Inget, kamu ga boleh jajan sembarangan. Ga boleh kecapean. Ga boleh makan kacang nanti alergi kamu kumat lagi! Dan kamu Seungmin, jangan kasih anak saya kacang, dia ada alergi. Dia harus tidur siang, makanan buat kalian nanti saya kirim dari kantor! Jangan___"

" Ah bapak kebanyakan peraturan! Udah berangkat! Nanti bapak telat loh!"

" Kamu ngusir saya?"

" Ingetin dong pak, emosian amat jadi orang tua!" Celetuk Seungmin.

" Ya udah saya berangkat."

" Iya pak, hati-hati di jalan." Chan pun pergi dengan mobilnya.

" Jeongin, ayo kita let's go!" Seungmin bersemangat.

" Le go!" Sahut Jeongin yang tak kalah semangat.








Kyuji_25

[ GS ] DAIRY CHOCO MINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang