Chan akhirnya membawa Jeongin untuk tinggal bersama Chan dan Seungmin.
" Jeongin makan dulu sayang, jangan lari-lari terus emang ga cape?" Seungmin mengejar-ngejar Jeongin dengan membawa semangkuk nasi.
" Mama kejar In..." Anak itu malah terlihat senang karena Seungmin terus mengejarnya.
Seungmin pasrah, dia duduk di sofa untuk mengatur nafasnya. Sementara Jeongin masih saja aktif berlarian dengan membawa pesawat kecil miliknya.
" Pecicilan amat sih tuh bocah! Emaknya waktu hamil ngidam ulet kali ya!" Keluh Seungmin.
Tiba-tiba Seungmin mendapat serangan di perutnya hingga di berlari ketoilet dan memuntahkan semuanya di sana. Wajah Seungmin berubah pucat seketika.
" Mama...." Jeongin menangis melihat Seungmin yang terus memuntahkan isi perutnya.
" Papa.. papa... Papa..." Jeongin berlari keluar rumah sambil menangis dan berteriak memanggil-manggil Chan.
Seungmin hendak mengejarnya namun apa daya tubuhnya menjadi lemah karena mual hebat yang dia rasakan.
" Papa... Papa..." Jeongin membuka pagar rumah.
Dengan wajah panik Jeongin menatap jalan sekitar, mencoba mencari jalan untuk menemui Chan.
" Papa.... Mama sakit... Papa..." Jeongin berlari menyusuri jalan yang dia yakini untuk mencari Chan.
Anak itu berlari tanpa alas kaki hingga kelingkingnya berdarah karena tak sengaja menginjak kerikil tajam di jalan. Melihat kakinya yang berdarah Jeongin terduduk lemas di jalan dan menangis kencang.
Chan berkendara santai menuju rumah, dia terkejut saat melihat Jeongin duduk sendirian di pinggir jalan sambil menangis. Chan pun segera menghampiri sang buah hati.
" Jeongin sayang, kamu kenapa sendirian di sini nak?" Chan menggendong anaknya.
" Papa... Papa.."
" Iya ini papa, udah ya jangan nangis lagi. Kenapa? Owh kakinya sakit ya," Tebak Chan saat melihat luka di kaki Jeongin.
" Bukan In papa... Mama... Mama sakit..." Ucap Jeongin terbata dan kemudian menangis kencang.
" Seungmin!" Chan panik. Dia segera membawa Jeongin kemobil.
Sementara itu Seungmin mencari Jeongin kesana kemari. Dia khawatir terjadi sesuatu pada anak itu. Seungmin yang melihat mobil Chan melipir segera mendekatinya untuk mengabarkan hilangnya Jeongin.
" Mamaa..." Tangis anak itu ketika melihat Seungmin di hadapannya.
" Loh, mas ketemu Jeongin dimana?" Seungmin terkejut karena Jeongin ternyata bersama Chan.
" Tadi mas liat dia nangis di ujung jalan sana sendirian. Untung ga ada yang nyulik."
" Maaf, mas. Aku udah lalai jaga Jeongin." Seungmin seolah tersindir dengan perkataan Chan barusan. Dia menahan air mata yang hampir terjatuh.
" Eh, bukan gitu maksudnya sayang," Chan mengelus pipi Seungmin.
" Mama nangis huueeehh..." Tangisan Jeongin pecah ketika melihat Seungmin menitikan air mata.
" Kan, anaknya jadi ikutan nangis sayang... Jeongin jangan nangis nak." Chan meninmang Jeongin supaya menghentikan tangisannya.
" Mama... Gendong..." Rengek Jeongin.
" Ga boleh! Kamu di gendong papa aja ya sayang."
" Ga mau... Mama... In mau di gendong mama..." Jeongin meronta.
" Udah mas, sini aku gendong Jeongin. Dia ga bakal berhenti nangis kalau ga di turutin maunya." Seungmin berusaha meraih Jeongin dari dekapan Chan namun Chan melarangnya.
" Kamu ga boleh angkat yang berat-berat sayang. Apa lagi Jeongin kalau ngambek suka nendang ga karuan. Nanti si adek ketendang gimana?" Chan khawatir dengan calon anaknya yang sedang tumbuh di perut Seungmin.
" Ya tapi___"
" Udah biarin mas aja yang gendong. Kamu tolong ambilin laptop mas di mobil ya."
" Iya mas."
Jeongin terus meronta namun apa daya Seungmin juga tak ingin manjanya Jeongin berakibat buruk bagi calon adiknya.
" Jeongin.. Jeongin sayang dengerin papa nak. Jeongin ga boleh minta gendong sama mama dulu ya, Jeongin kan udah gede, berat, kasian mama sama dedeknya." Mendengar penjelasan Chan tangisan Jeongin sontak reda.
" Dedek?" Wajah polos itu menunjukan dia tak mengerti maksud perkataan Chan.
" Iya, Jeongin sebentar lagi punya adek bayi. Jeongin seneng kan?"
" Adek bayi itu apa papa? Bisa dimakan ga?" Tanya Jeongin polos sambil memiringkan kepalanya.
Chan menghela nafas, dia mengambil ponselnya dan menunjukan foto bayi yang imut pada Jeongin, untuk membuat anaknya mengerti.
" Ini yang namanya adek bayi, lucu kan? Nanti kamu bisa ajak adek main mobilan bareng. Jeongin senengkan sayang?"
Jeongin terdiam, dia menatap Seungmin yang masuk dengan membawa laptop Chan.
" Kenapa tuh anak? Pasti berantem lagi sama bapaknya. Ampun dah..." Batin Seungmin.
Jeongin berlari memeluk Seungmin erat.
" Kamu kenapa?" Tanya Seungmin lirih sambil mengelus rambut Jeongin.
" IN GA MAU PUNYA ADEK!! Ini mama In! In ga mau punya adek!" Jeongin merengut. Dia tak suka jika harus berbagi mamanya dengan mahluk imut itu.
" Eh?" Seungmin dan Bang Chan terkejut mendengar penolakan sang anak.
" Jeongin... Ga boleh ngomong gitu, nantikan Jeongin jadi ada temen main pasti lebih seru sayang." Bujuk Chan.
" GA! GA! Mama.. In mau bobo mama... Gendong..." Rengek Jeongin.
" Jeongin papa kan udah bilang tadi, jangan minta di gendong mama dulu!" Chan menginggikan nada bicaranya.
" Udahlah mas, nih laptopnya! Aku bawa Jeongin kekamar dulu."
Seungmin membujuk Jeongin agar tidak minta gendong. Jeongin pun setuju asal Seungmin selalu bersamanya dan tidak di ganggu oleh sosok 'adek bayi' itu.
Kyuji_25

KAMU SEDANG MEMBACA
[ GS ] DAIRY CHOCO MINT
Fanfiction[ CHANMIN ] Bijak sebelum membaca Book ini berisi muatan dewasa [ 23+] dan bukan bxb Bagi yang berbeda pandangan atau belum cukup umur harap skip saja. Sekian dan terimagaji. #Chanmin #romance #adult #wedding