6. DCM

848 68 1
                                        

Satu minggu sejak kejadian itu, Seungmin belum sekali pun bertemu dengan Jeongin kembali.

Chan tiba-tiba masuk dengan membanting pintu keras. Seungmin yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tengah berlari untuk mengecek apa yang terjadi.

" Mama! Mama!" Teriakan Jeongin membuat Seungmin menarik tangan suaminya itu.

" Ada apaan sih pak? Lepasin tangan Jeongin!" Seungmin menarik sang anak dari jeratan ayahnya. Jeongin langsung memeluk Seungmin sambil menangis.

" Kamu tanya aja sendiri sama anaknya. Apa yang udah di lakuin sama temennya! Makin hari makin jadi aja nakalnya!" Chan marah-marah.

" Jeongin... Sayang.. liat mama, kamu kenapa? Apa yang udah kamu lakuin sampe papa kamu marah begitu sama kamu? Cerita sama mama..." Buju Seungmin halus.

" In ga nakal ma.. "

" Ga nakal gimana?! Kamu ga liat tangan temen kamu sampe luka begitu? Kamu masih kecil udah jadi preman begitu, udah gede mau jadi apa kamu?!"

" Pak diem deh! Saya lagi ngomong sama Jeongin!" Bentak Seungmin.

" Terserah! Kau urusin tuh anak kamu!" Chan menghempaskan pikirannya yang lelah di sofa.

" Dih anak gua?! Bikin doang lu ga tanggung jawab!" Umpat Seungmin pelan.

" Mama... Mama juga marah sama In?"

" Mama ga marah, mama cuma tanya. Kenapa temen kamu sampe luka? Jeongin yang nakalin?"

" Dia gangguin In terus mama. Dia bilang terus kalau In ga punya mama.. In ga ada mama... Semua di jemput mama, In ga pernah di jemput mama. Temen In bilang In ga punya mama, ga punya mama... Hiks..hiks..." Jeongin menangis kencang. Seungmin menghela nafas panjang dan memeluk Jeongin hangat.

" Maafin In mama, In ga sengaja dorong dia mama... In sebel... Dia bilang In ga punya mama. In bilang In punya mama! In punya mama! Huwaa... Hiks..."

Chan terdiam, tak terasa air matanya menetes mendengar curahan hati Jeongin pada Seungmin.

" Cup, cup, anak mama sayang. Mama juga minta maaf ya, mama kan harus sekolah jadi ga bisa jemput In. Jangan nangis lagi jagoan mama."

" Mama, mama In kan? In punya mama..."

" Iya, Jeongin anak mama. Anak kesayangan mama. Udah jangan nangis lagi ya sayang."

" Mamaaa..."

Seungmin terus menemani Jeongin yang kini terbaring di ranjangnya. Meski matanya kini terpejam tapi tangan Jeongin terus menahan tubuh Seungmin di sana.

" Udah tinggalin dulu, biar saya yang jagain Jeongin. Kamu belum makan kan? Makan dulu, saya udah beli kamu nasi goreng." Chan menghampiri Seungmin.

" Iya pak, makasih." Seungmin perlahan bangkit dari sana dan di gantikan oleh Chan.

______________________________________

Malam menjelang, Seungmin merasakan lemas karena hari pertama bulannya datang. Dia terbaring lemah di kasurnya.

" Mama! Mama!" Jeongin menangis dan terus berteriak memanggil Seungmin.

" Haaa..  perut gua sakit, tapi Jeongin nangis terus. Gua harus gimana dong?!" Seungmin berguling-guling di kasurnya.

" Min! Seungmin!" Chan mengetuk pelan pintu kamar Seungmin. Dengan langkah sempoyongan Seungmin membuka pintu kamarnya.

" Jeongin, nangis terus. Dia agak demam. Dia maunya sama kamu, kamu bisa bantu saya?" Chan memohon.

" Aduh pak bukannya saya ga mau. Perut saya juga lagi sakit."

" Kamu sakit? Salah makan apa gimana?" Chan panik dan memeriksa suhu tubuh Seungmin dengan punggung tangannya.

" Ga pak, ini sakit bulanan."

" Owh kamu lagi datang bulan. Ya udah, kamu istirahat aja. Kamu mau saya beliin obat?"

" Ga pak makasih, saya cuma butuh istirahat aja. lemes banget soalnya."

" Iya udah kamu istirahat." Seungmin menutup pintunya dan kembali keperaduannya. Tak lama kemudian Seungmin terlelap.

Chan kembali kekamar Jeongin dan menggendong sang anak agar berhenti menangis.









Kyuji_25

[ GS ] DAIRY CHOCO MINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang