"Adek, adek percaya kan sama mas ?"
"Tapi mass.."
"Mas akan melakukannya pelan-pelan sayang"
*****
"Alhamdulillah sekarang kalian sudah memiliki ikatan. Satu langkah lagi menuju halal. Sekarang sudah waktunya umi kasih kontak kalian masing-masing supaya kalian bisa lebih mudah untuk berkomunikasi dan membicarakan tentang pernikahan. Mungkin ada hal-hal yang secret yang hanya boleh diketahui oleh kalian dan keluarga kalian. Semoga kalian amanah dan tidak menjadikan ini sebagai kesempatan untuk melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Ingat kalian belum menjadi mahram. Komunikasi kalian masih dibatasi. Dan ingat, selalu lah merasa di awasi oleh Allah SWT" sebuah petuah dari umi Khasanah untuk Zahra dan mas Panji
"In Shaa Allah umi. In Shaa Allah kami amanah, dan selalu dalam syariat Islam. Terimakasih banyak umi selama ini sudah membimbing kami, dan kami juga masih selalu membutuhkan bimbingan umi" ucap Panji
"Iya Panji, In Shaa Allah. Kita saling mengingatkan ya" jawab umi Khasanah
"Terimakasih banyak umi" ucap Zahra
"Sama-sama Zahra"
Setelah acara khitbah berlangsung. Para tamu pun pulang. Begitu juga dengan Panji dan keluarganya, mereka kembali ke tempat tinggalnya, Surabaya.
*****
"Assalamu'alaikum dek Zahra. Niki mas Panji
Asssalamu'alaikum dek Zahra, ini mas panji""Wa'alaikumsalam mas Panji"
"Dek Zahra pripun kabare ?
Dek Zahra gimana kabarnya ?""Alhamdulillah sae. Mas Panji pripun ?
Alhamdulillah baik. Mas Panji gimana ?""Alhamdulillah baik juga. Mama, bapak, Dede pripun ?"
"Alhamdulillah baik semua mas."
"Alhamdulillah. Maaf, mas baru menghubungi dek Zahra."
"Nggih, gak apa-apa mas. Mas sibuk nggih ?"
"Sedikit adek, biasa kan penilaian semester ganjil dan musim seminar skripsi"
"Oh nggih mas. Zahra paham. Semangat nggih mas"
"Nggih dek Zahra pasti, kan buat masa depan kita nanti. Oh ya dek Zahra, dek Zahra sudah ngobrol lagi dengan mama dan bapak perihal tanggal kita akad dan resepsi ?"
"Sudah mas. Mama dan bapak berencana untuk melangsungkannya di bulan Syawal. Menurut mas gimana ?"
"Mas juga sangat setuju dek. Karena memang itu bulan baik untuk melangsungkan niat baik kita."
"Alhamdulillah mas. Berarti tiga bulan lagi mas"
"Iya adek, tidak terasa ingin cepat-cepat halal dengan adek Zahra, hidup berdua dengan dek Zahra. Ketika mas lelah seharian bekerja nanti, melihat wajah adek ada disamping mas, pasti seketika lelahnya hilang. Sarapan ada yang nyiapin, baju kerja ada yang nyiapin, dan tentunya tidur ada yang nemenin, mandi juga bisa bar...."
"Masss. Sudah mas sudah jangan diteruskan ya. Takut menjadi zina pikiran, karena membayangkannya"
"Hehe iya bercanda aja kok adek, buat selingan biar ga tegang saja, maaf nggih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ikhlaskan Karena-Nya [END]
SpiritualCinta beda Manhaj Ikhlas diibaratkan seperti membuang kotoran, tidak pernah kita ungkit dan sesali keberadaannya. Menceritakan kisah cinta antara dua sejoli, Zahra dan Dimas. Namun sayang, mereka tidak ditakdirkan bersama. Antara mengikhlaskan atau...