Dulu mas terlalu terburu-buru mengambil keputusan, ga memikirkan jangka panjangnya, terlalu gegabah, jadi akhirnya gini, tapi ini buat pelajaran mas juga sih, supaya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan apapun itu dalam hidup mas. Jangan terburu-buru dan jangan mengedepankan hawa nafsu saja
*****
31 Desember 2019, tak terasa sudah berada di penghujung tahun. Kurang lebih satu bulan telah berlalu, Zahra menjaga toko om Agus.
Sudah seminggu ini om Agus sedang pulang kampung ke rumah kakek Zahra atau orang tua om Agus. Om Agus ini adek bungsu mamanya Zahra. Selama om Agus di kampung, mas Indra lah yang menggantikannya dan menemani Zahra menjaga toko. Mas Indra merupakan adik kandung mba kasih yang sama-sama merantau untuk mencari pekerjaan di Tangerang.
Hari ini Zahra menjaga toko dengan mba kasih dan ketiga anaknya, Shella -anak pertama; 18 th-, Siska -anak kedua; 8 th-, dan Silvi -anak ketiga; 2 th-, dan juga mas Indra. Jadi mereka menunggu toko berlima.
Dan seperti tahun-tahun yang lalu, kata mba kasih, kalo malam tahun baru toko suka rame, jadi mba kasih sengaja ikut menunggu toko karna takut Zahra dan mas Indra kewalahan melayani pelanggan-pelanggannya.
"Eh diboyong semua to mba gadis-gadisnya" sapa mas Dimas kepada mba kasih
"Iya nih om (ngebahasain anak-anaknya, jadi manggilnya om) mau tahun baruan dipasar" jawab mba kasih
"Iya bagus, sambil bantuin Tante Zahra" ledek mas Dimas ke Zahra
"Dih tante apaan, masih muda begini dipanggil Tante" jawab Zahra dengan nada agak ngegas
"Haha" semuanya ketawa
"Bro, jadi kapan nih ? Keburu diambil orang lohh, Iket aja dulu Iket (maksudnya tunangan)" ledek mas Indra ke mas Dimas dengan maksud menasehati untuk segera memberi kepastian kepada Zahra. Mas Indra sudah mengetahui kedekatan Zahra dan mas Dimas.
"Kalem bro, nanti juga ada saatnya" jawab mas Dimas sambil lirik ke Zahra
Zahra pura-pura tidak mendenger, sambil bermain dengan Silvi
*****
Jam telah menunjukan pukul 5 sore. Ini waktunya mereka bersiap untuk pulang. Mas Indra sudah pergi terlebih dahulu karena ia ditugasi belanja barang dagangan oleh mba kasih. Sedangkan mba kasih dan Zahra sedang membereskan barang dagangannya dan memasukannya ke dalam toko. Setelah semuanya selesai, mereka bingung untuk pulang karena mereka hanya ada 1 motor sedangkan mereka ada 5 orang.
"Mah pulangnya gimana ? Ga mungkin donk kita berlima satu motor ?" Tanya Shella kepada mamanya -mba kasih-
"Oh iya ya. Om mu kan udah pulang dulu. Ya udah pesen grab aja lah. Nanti mama sama Silvi naik grab. Kamu boncengin Siska sama mba Zahra" jawab mba kasih
"Mba, udah sini aku anterin aja Zahra nya, biar ga usah pesen grab" tiba-tiba mas Dimas menawarkan diri untuk mengantarkan Zahra, karena mendengar percakapan mereka
"Lah ga usah om, ngerepotin nanti, orang om Dimas masih jaga toko juga" mba kasih menolak karena takut merepotkan, dan mba kasih belum tau kedekatan mas Dimas dengan Zahra.
"Gapapa kok mba. Ini aku juga udah mau beres-beres" mas Dimas bersikeras menawarkan tumpangannya
"Engga om, ini udah pesen grab"
Zahra dan Shella saling memandang dan hanya melihat dan mendengarkan obrolan mba kasih dan mas Dimas
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ikhlaskan Karena-Nya [END]
EspiritualCinta beda Manhaj Ikhlas diibaratkan seperti membuang kotoran, tidak pernah kita ungkit dan sesali keberadaannya. Menceritakan kisah cinta antara dua sejoli, Zahra dan Dimas. Namun sayang, mereka tidak ditakdirkan bersama. Antara mengikhlaskan atau...