Pukul 06.32
Keesokan paginya, diruang tamu keluarga Jeon, terdapat Irene, Jungkook, dan Joy yang tengah sarapan. Sedangkan Suho, pria yang berusia tiga puluh sembilan tahun itu sudah berada di kantor nya sejak setengah jam yang lalu, ada hal penting yang harus dikerjakannya pagi ini juga. Jadilah, ia tak ikut sarapan bersama mereka.
"Jungkook ... pulang sekolah kamu jangan lupa bawa Lisa kesini ya, soalnya sebentar Mami mau bikin kue, udah lama 'kan dia pengen Mami ajarin bikin pancake sama kue." Irene berucap memecahkan keheningan diruang makan itu.
"Iya, nanti Jungkook bilangin."
"Yaudah, Jungkook ke sekolah dulu ya, Mi." lanjut pemuda itu sembari beranjak dari duduknya dan mengecup sekilas pipi Irene kemudian berlalu pergi.
"Ehm tante, Joy juga berangkat ya." ucap Joy memakai tas punggung nya sembari berdiri.
"Iya, Hati-hati ya." Joy mengangguk dan berlalu kesekolah dengan diantar oleh supir keluarga Jeon.
***
Sepulang sekolah, Jungkook mengantarkan Lisa kerumah Lisa dulu untuk mengganti seragam sekolah gadis itu dengan pakaian yang lebih santai. Pemuda Jeon itu sudah menyampaikan pada Lisa tentang ucapan Irene dipagi tadi. Lisa tentu menyetujui dengan antusias, namun ia juga masih sedikit kesal untuk menginjakkan kaki dikediaman Jeon itu, mengingat pertemuan tak menyenangkan nya dengan Joy.
Tetapi, ia mencoba tak mempedulikan itu. Toh, ia datang karena panggilan Irene, bukan untuk bertemu dengan gadis yang menurutnya licik itu.
Setelah membersihkan diri serta mengganti pakaian nya dan memolesi wajahnya dengan make-up tipis, Lisa keluar dari kamarnya menemui Jungkook yang setia menungguinya di ruang tamu, masih dengan seragam sekolah yang melekat di tubuh cowok itu.
"Yuk," ucap Lisa ketika sudah sampai dihadapan sang kekasih.
Jungkook tersenyum manis sembari beranjak dari duduknya, hingga sampai tepat pada motor nya yang ia parkiran di halaman rumah Lisa-pemuda itu tak henti-hentinya menunjukkan senyum terbaiknya. Lantas membuat sang pacar menatapnya dengan tatapan heran.
Jungkook memakaikan helm berwarna pink itu pada kepala Lisa, sedangkan Lisa, gadis itu menatapnya aneh.
"Kamu kenapa?" pertanyaan itu akhirnya menguar dari mulut nya."Aku, gakpapa." jawab Jungkook sekenanya. Pemuda itu kemudian menaiki motornya setelah sebelumnya memakai helm fullface miliknya.
Satu menit berlalu, namun Lisa belum juga menaiki jok belakang motor Jungkook membuat pemuda itu melirik nya.
"Kenapa belum naik?"
"Kamu aneh banget,"
"Hah? Aku aneh? Aneh kenapa?" tanya cowok itu bingung.
"Dari tadi aku perhatiin, senyam-senyum mulu. Lagi mikirin apa?" tanya Lisa dengan tatapan mengintimidasi.
Jungkook kembali membuka helmnya dan menaruhnya di spion motor. "Oh ... aku lagi mikirin, kalo aku cowok paling beruntung didunia ini."
Lisa mendecih, "Karena?"
Lagi-lagi pemuda itu tersenyum, ia menangkup kedua pipi gembul gadis itu. "Ya beruntung, karena aku bisa dapetin cewek secantik kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Playboy Gamer's
Teen Fiction"Walaupun gue Playboy, dihati gue cuma ada satu cewek doang, Lalisa namanya." Jeon Jungkook. "Emang yah semua cowok sama aja gak pernah cukup sama satu cewek!" Lalisa Manoban. ©hi_erveel