Sudah seminggu Jungkook didiami oleh Lisa, bahkan setiap harinya pemuda itu mengirimkan pesan maupun menghubungi gadis itu. Namun tetap saja, tak ada satupun yang direspon oleh gadis bernama Lisa itu.
Dan saat ini sore ini, tepatnya di taman belakang rumah Lisa. Terdapat tiga orang gadis yang tengah bersantai ria. Siapa lagi kalau bukan Lisa, Rose, serta Mina.
"Kayaknya lo emang harus dengerin penjelasan Jungkook deh, Lis." ucap Mina yang sedang asyik duduk di ayunan milik Lisa.
Ya, Lisa memang menceritakan masalah nya dengan Jungkook pada sahabat-sahabatnya, namun bagi Mina, masalah ini memang harus dibicarakan baik-baik. Karena di dalam suatu hubungan akan tentram bila kedua belah pihak saling mempercayai satu sama lain.
"Penjelasan apalagi sih, Na. Gue udah liat semuanya dan gue rasa emang gak ada yang perlu dijelasin. Semuanya udah jelas," balas Lisa memberhentikan sejenak aktivitasnya yang sedang membaca novel.
"Udah jelas gimana? Jelas karena lo liat apa yang mereka lakuin?" tanya Mina, Lisa mengangguk pasti. "Oke kalo gitu, tapi apa lo tau mereka bicarain apa aja?" Lisa menggelengkan kepalanya.
"Ya, mana gue denger, orang Jungkook nya aja ngomongnya kecil banget suaranya gak kedengeran." ucap Lisa.
"Ya makanya lo harus dengerin penje-"
"Halah, cowok apaan anjir yang mau dicium cewek lain. Gue tanya sama lo Sa, lo pernah ciuman bibir sama Jungkook gak?" celetuk Rose yang berada di ayunan di samping Mina.
Terdiam sesaat, sekejap kemudian Lisa menggeleng. "Nggak pernah, sih." jawabnya.
"Nah ... udah putusin aja lah, gedek gue sama cowok sasimo kayak gitu!"
"Heh! mulut lo minta di capit apa ya!" balas Mina gemas, sedangkan Rose hanya merotasi kan bola matanya malas.
"Udah ya, gak usah bahas dia lagi males gue dengernya." ucap Lisa sembari menutup buku novelnya dan menyeruput jus jeruk yang ada dimeja didepannya.
"Eh tapi, lo masih jadiankan sama dia?" tanya Mina menatap Lisa diikuti Rose.
Lisa terdiam sejenak, sebelum berucap. "Gak tau deh ..." ucap Lisa sembari mengedikkan bahunya acuh.
"Putusin aja Lis, gue dukung lo seratus persen," ucap Rose yakin, gadis itu turun dari ayunan nya kemudian mendudukkan diri disamping Lisa.
"Jangan dengerin bisikan setan Sa, kalo gak mau menyesal dikemudian hari." ucap Mina sambil melirik Rose.
"Heh! Apa maksud lo nyebut gue setan hah?!" bentak Rose tak terima.
"Situ ngerasa ya?" balas Mina.
"Udah udah! Kenapa kalian jadi sering berantem gini sih?" ucap Lisa menengahi.
"Gue udah ngambil keputusan, kalo gue bakalan akhiri hubungan gue sama Jungkook." lanjutnya.
"Ish jangan Sa! Masa segampang itu sih lo putusin Jungkook cuma karena dia dicium sama Tzuyu? Di luar sana banyak yang berlomba-lomba pengen jadi ceweknya Jungkook! Udah pernah jalan sama Jungkook mereka udah nganggep lebih. Dan lo beruntung bisa jadi pacarnya. Secara gak langsung lo ngakuin kalo diri lo udah kalah sama cewek-cewek yang mau jadi kesayangan Jungkook. Lo-"
"Udah Mina!! Keputusan gue udah bulat, gue bakalan tetap putusin dia apapun alasannya!" bentak Lisa kemudian berdiri dan berlalu dari sana.
"Elo, sih!" ucap Rose kemudian berdiri hendak menyusul Lisa.
"Iih kok jadi gini sih?" gumam Mina kemudian berdiri dan menyusul kedua sahabatnya.
Lisa melangkahkan kakinya cepat dan menaiki undakan tangga menuju kamarnya. Hendak menutup pintu nya, namun Rose sudah lebih dulu menahannya. Lisa kemudian berbalik dan melangkah kemudian menjatuhkan dirinya dengan posisi tengkurap diatas ranjang berukuran king size.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Playboy Gamer's
Novela Juvenil"Walaupun gue Playboy, dihati gue cuma ada satu cewek doang, Lalisa namanya." Jeon Jungkook. "Emang yah semua cowok sama aja gak pernah cukup sama satu cewek!" Lalisa Manoban. ©hi_erveel