Season 2 #21. Akhir?

140 16 1
                                    

Sayang sekali, pemikiranku salah. Wanita yang menjadi wadah dari jantung kristal terlalu kuat, dia terlalu kuat sampai bisa menyerap kutukan sekuat Kurassha

aku masih tidak menyangka, aku kalah? Bagaimana bisa, dengan kekuatan pengganda yokuta, aku bahkan bisa lebih kuat dari kurassha!

namun apa apaan ini, aku baru pertama kali merasakannya, rasa takut akan kematian, sulit untuk bernafas, tenggorokan yang seolah olah tercekik

apa itu kelakuan wanita itu?

Aku rasa aku tersenyum saat ini, memandang kepala yokuta yang tersenyum membuatku ingin marah dan menghancurkan segalanya

tapi apa itu mungkin? (y/n) bisa saja membunuhku kan?

"Yokuta... andai ada kehidupan setelah ini, aku harap aku bisa menyadarinya lebih cepat "

"untukmu? Orang sepertimu? "
"apa kau pantas? Kutukan sepertimu tidak pantas mendapatkan kehidupan kedua yang indah, kau harus tetap berada dineraka, Akuma "

sial, aku ingin sekali memukul wajahnya, namun aku tidak bisa, "hahaha, lalu kau pikir kau pantas? Dengan kau yang hanya merupakan alat percobaan, apa kau pantas? kau- "

Normal pov

(y/n) yang sudah tidak tahan lagi dengan kalimat kalimat yang diucapkan oleh akuma langsung membasmi kutukan itu, matanya menyipit menatap akuma dan yokuta

'malang sekali ', bertepatan dengan hilangnya nyawa akuma dan yokuta, rei pun menjadi ambruk

(y/n) langsung sadar akan hal itu, namun apa ini? Dia hanya diam menatap tubuh itu, "maafkan aku rei, karna aku kau jadi seperti ini " ujarnya

(y/n) berjalan mendekat kearah tubuh rei, dengan seiring langkah kakinya, Peluasan domain miliknya juga ikut pudar dan hanya menyisahkan debu-debu serta beberapa puing puing bangunan yang rusak karna pertarungan hebat beberapa waktu lalu

(y/n) memposisikan dirinya tepat dihadapan tubuh rei, dengan wajahnya yang mulai basah karena air matanya. (Y/n) berbisik, "ne ne, rei-chan. Kau sudah berjuang dengan baik, istirahatlah dengan tenang ya? "

sesaat kemudian, (y/n) kembali bangkit dengan tongkat dan seringaian diwajahnya, "ayo yo, sudah berapa lama aku mengurus dua kutukan itu? Tempat ini sangat kacau " ujarnya manatap keadaan sekitar

sesaat setelahnya dadanya terasa sakit seperti hendak meledak, kepalanya berat dan tubuhnya melemas. 'Sial... masih ada efek seperti ini kah? ' pikir (y/n) kala itu namun beberapa saat kemudian kesadarannya tiba tiba menghilang

---

disisi lain, sukuna tampak bingung dengan apa yang harus dia lakukan dengan tubuh seseorang dihadapannya ini. Junpei, nampaknya dia terluka parah. Sekujur tubuhnya terdapat bercak darah dengan tiga jari tangan kanan hilang serta pedang yang menancap didadanya

pikir sukuna, sudah jelas junpei tidak selamat. Lukanya sangat parah, dengan satu pedang menancap didadanya mana mungkin dia masih hidup.

saat sukuna hendak mencabut pedangnya agar mudah dibawa menuju sekolah untuk dimakamkan, sukuna merasakan ada aura kurassha bersama dengan (y/n) dusekitarnya. Refleks, sukuna langsung membalikkan tubuhnya dan mendapati (y/n) yang terdiam membeku diposisinya

"(y/n)? " ujar sukuna tak percaya, dia bersyukur setidaknya (y/n) baik baik saja

"sukuna... kau membunuh junpei? " tanya (y/n) lirih, sukuna yang mendengarnya sekilas tentang kau membunuh junpei langsung melihat sekilas posisi tangannya

panik alhasil sukuna manarik tangannya dari gagang pedang tersebut, "t-tidak! Walau aku tidak terlalu menyukainya mana mungkin aku membunuhnya!? Aku tidak sekekanak kanakan itu, jangan salah paham (y/n) " ujar sukuna berusaha membuat (y/n) percaya

namun nampaknya gagal, sukuna refleks menghindari senjata yang terbuat dari darah kristal itu dan menghindar pula dari serangan (y/n)

"kenapa kau malah menyerangku!? " ujar sukuna geram serta terheran heran, (y/n) masih tetap menghiraukannya dan terus menyerang sukuna dengan teknik teknik jujutsunya

akhirnya dari sekian banyak serangan bertubi tubi dari (y/n), sukuna tampak lengah dan terkena serangan tersebut. Kekuatan serangannya tak main main, beberapa serangan yang tidak mengenai tubuh sukuna melainkan benda benda disekitarnya semuanya rusak parah dan tidak sedikit juga yang hancur lebur serta menjadi debu

tanpa basa basi (y/n) berjalan mendekat sembari membawa senjatanya, sukuna yang melihatnya hanya bisa diam saja sembari mempertanyakan setiap kelakuannya. Sukuna mendapat luka bakar yang serius dibagian perut sebelah kiri dan sayatan dilengan sebelah kanan

kakinya pun dilukai agar dia tidak dapat berjalan, walau sukuna sudah mengaktifkan tatonya itu pun tidak berguna. Saat sukuna sudah mulai pasrah tiba tiba ada yang menggendong tubuhnya

Sedikit jauh dari (y/n) tampak figur seorang wanita berrambut hitam panjang dengan manik biru tengah memapah sukuna yang penuh luka, tanpa pikir panjang (y/n) pun kembali menyerangnya

'dia ini... ' batin (y/n) geram, serangannya tidak ada yang mengenai wanits tersebut sedikit pun. Tidak mau semakin mengulur waktu, (y/n) memutuskan untuk mengaktifkan peluasan domain dan mengalahkannya dalam satu serangan

namun saat dia mengaktifkan peluasan domain, yang (y/n) lihat bukanlah sesosok wanita bersama sukuna melainkan sesosok pria bertubuh tinggi besar dengan sukuna ditangan kanannya

pria tersebut memiliki pupil berwarna merah darah yang bersinar saat menatap (y/n), sekilas (y/n) dapat merasakan bahwa bulu kuduknya berdiri karna ngeri. 'Bukan manusia huh? ' batinnya, tenaganya terasa semakin terkuras kala terus membuat pria tersebut dalam domainnya

akhirnya (y/n) membatalkan secara paksa peluasan domainnya dan menyisahkan dirinya yang tengah mengatur nafas dengan sosok pria tadi, pria tadi tidak menghilang ataupun beranjak dari posisinya. Kerah sukuna yang dia pegang asal semakin membuat (y/n) geram dan heran

tak lama setelahnya, terdengar suara wanita dari arah belakang. "Yo kuro... jangan menakutinya begitu dong " ujarnya lembut membuat pria bernama kuro dan (y/n) menyadari posisinya

"kau... tidak boleh membunuh manusia disekitarku tahu " ujar wanita tersebut menunjuk seraya menatap (y/n) tajam

"ohh... pertama tama namaku adalah Karazumi yuki, tidak perlu kau ingat. Itu akan menjadi usaha yang sia-sia karna kau akan kubunuh " ujar yuki

"tidak perlu repot repot, lagi pula kalau aku memang berniat untuk mati aku tidak mau dibunuh melainkan aku akan bunuh diriku sendiri " ujar (y/n)

"kalau mau mengambil sukuna harus melewatimu dulu ya? Kalau begitu mari bertarung " ujar (y/n) tepat ditelinga kiri yuki

hal tersebut sempat membuatnya terkejut namun tidak sampai kehilangan kontrol dirinya, yuki dapat menangkis serangan pertama dari (y/n) dengan tongkat kayu miliknya sedangkan (y/n) menggunakan tongkat bermata pisau yang dia buat sendiri dari darah kristal

"kau cukup percaya diri ya, apa kau tidak takut kalah? " ujar (y/n) sembari terus menyerang dengan lihai menggunakan senjatanya

Sedangkan yuki tampaknya mulai kesusahan menyeimbangi kecepatan serangan (y/n), "hei bocah... jangan main percaya diri seperti itu, kau bahkan tidak mengetahui secuil pun tentangku " ujar yuki membalas serangan

"kau wanita " ujar (y/n) lalu membuat jarak, jawaban (y/n) membuat yuki sedikit kesal namun juga membuatnya sedikit malu

"dasar remaja satu ini "

_______

To
be
continue

[♨the destruction of love♨]  ☠︎︎𝓡𝔂𝓸𝓶𝓮𝓷 𝓼𝓾𝓴𝓾𝓷𝓪 × 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓮𝓻𝓼☠︎︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang