38

6.6K 224 34
                                    

Nino berlari menyusuri lorong rumah sakit.Suara hentakan kakinya yang beradu dengan lantai terdengar begitu menggema memenuhi sudut
Sudut rumah sakit.Tanpa menghiraukan sekitar yang memperhatikannya Nino terus mempercepat larinya hingga ia tiba didepan ruangan yang dituju.

Dengan nafas tersengal Nino memutar knop pintu didepannya.
Ia bergegas memasuki ruangan itu.
Dilihatnya dokter dan suster sedang sibuk memeriksa Rahmi.

Nino mendekat keranjang Rahmi.
Hatinya terasa lega mendapati sang kekasih tengah tertidur.

"apa yang terjadi dengan Rahmi dok?"

"nona Rahmi tadi sempat histeris,ia berteriak teriak dan menanggis tersedu seduh ,mungkin emosinya sedang tak terkontrol ia belum bisa menerima rahimnya diangkat tapi tenang saja saya sudah memberikan obat penenang untuknya biarkan pasien istirahat,kalau begitu saya permisi pak Nino"kata dokter

"baik terimakasih dok"

Nino duduk disamping ranjang Rahmi digengamnya tangan Rahmi.

"aku akan disini Rahmi sampai kamu sembuh"kata Nino seraya mencium tangan Rahmi digenggamannya.

"demi kamu aku mengorbankan wanita yang kucinta dan bayiku,semua itu aku lakukan untuk kamu,aku gak mau kamu mengalami nasib yang sama seperti kakakmu Shopia,kamu harus sembuh,aku janji akan membuatmu bahagia kita akan menjadi keluarga yang bahagia,kita akan merawat bayiku saat ia lahir nanti,kamu pasti akan menyayangi dia kan sayang,kamu pasti mencintai anak itu seperti anakmu sendirikan sayang"Nino mengecup tangan Rahmi

Nino mengelus kepala Rahmi,berharap Rahmi akan mendengar semua perkataannya tadi.
Meski didalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tak rela hati Astri terluka.
Tapi semua itu harus ia lakukan untuk menebus semua Balas budi kepada Rahmi.

"baby aku pulang dulu ya,nanti aku temani kamu lagi,"katanya sambil mengecup kening Rahmi

Nino keluar dari ruangan Rahmi ia berniat pulang dan membersihkan tubuhnya dirumah,lalu setelah itu kembali lagi kerumah sakit.

*****

Astri terbangun dari tidurnya,setetes air mata tersisa dipipinya,dilihat hari sudah gelap.
Perlahan lahan matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang gelap ,ruangan terasa gelap karena lampu tak dihidupkan.
Astri menghidup lampu tidur diatas nakas tapi ia tidak bisa mengapainya.
Perutnya terasa berat,ia mendapati sebuah tangan memeluk perutnya.

Pelukan itu sangat erat mengitari perutnya yang diyakininya itu adalah tangan seorang pria.
Diantara remang remangnya cahaya ia melihat lelaki itu adalah Dika.

"terimakasih Dika "ucap Astri sambil mengelus rambut Dika

Dika terbangun saat ia merasakan elusan dirambutnya.
Tangan itu begitu halus ,ia membuka matanya.

Remang remang ia melihat wajah Astri.
"Astri"panggilnya

"kau sudah terbangun"tanya Astri dengan suara pelan
Dan dianggukin Dika

"maaf aku sudah merepotkanmu"kata  Astri

"tidak,kamu tidak merepotkanku,bahkan aku tidak merasa direpotkan ,aku senang berada didekatmu seperti ini"kata Dika

Astri terdiam tatapannya kosong
Ia berpikir jika kalimat itu yang mengakatan adalah Nino sungguh ia akan sangat bahagia saat ini.

Dika menghidupkan lampu tidur disampingnya dan juga disamping Astri.
Setelah ruangan terasa sedikit terang ia melihat Astri meneteskan Air matanya.

Buru buru Dika menghapus air mata yang mengalir diwajah Astri.
Ia mendekap Astri dipelukannya.
Seketika kemudian Astri menanggis mencurahkan semua rasa sesak didadanya.

"menanggislah Astri jika menanggis itu dapat membuatmu lebih lega"

Astri menanggis terseduh seduh dipelukan Dika.

"apa yang sebenarnya terjadi kepadamu Astri"tanya Dika sambil mengelus punggung Astri

"aku...ak...aku.."Astri tak sanggup melanjutkan ceritanya

"tidak usah dilanjutkan jika kamu belum sanggup menceritakan semuanya"kata Dika

"aku gak mau pisah dari bayiku"kata Asri

"aku gak mau,aku ibunya aku yang mengandungnya,aku gak mau Dika,ini bayiku"kata Astri sesegukan

"memisahkan bayimu darimu?"tanya Dika

"ya,aku gak mau Nino ngambil bayiku,aku gak mau"tanggis Astri semakin pecah

"Nino mengambil bayimu apa maksudnya?"tanya Dika

"Nin..no berniat mengambil bayiku saat lahir nanti dan Memberikannya pada Rahmi,Rahmi kecelakaan yang mengakibatkan rahimnya diangkat sehingga Nino ingin mengambil bayiku dan memberikannya kepada Rahmi untuk dirawatnya.
Tolong Dika aku ibunya,aku gak mau bayiku diambil mereka,aku gak mau"isak tanggis Astri

"keparat..."geram Dika

******
Nino memasuki mansionnya
"Nino"panggil mamanya

"Nino capek ma,Nino butuh istirahat sekarang"kata Nino
Lalu melangkahkan kakinya menapaki satu persatu anak tangga

"Nino ada yang mau mama bicarakan kepadamu"kata mama

Nino memberhentikan langkahnya dan menuruni tangga menuju tempat mamanya berada.

"mama mau ngomongi apaan si?"

"duduklah"
Nino duduk didepan mamanya

"Nino mama sudah mempersiapkan semua acara lamaran kamu dengan Astri"kata mama girang

"lupakan semua lamaran itu ma,tidak akan ada lamaran "kata Nino tegas

"apa maksud kamu Nino?tanya mama heran dan langsung berdiri dari duduknya

"Nino sudah mengakhiri hubungan Nino dengan Astri,Nino akan menikahi Rahmi,mengenai bayi didalam kandungan Astri ,Nino sudah memikirkannya Nino dan Rahmi akan merawat bayi itu bersama"kata Nino tegas

"apa kamu bilang?"

Plak...
Satu tamparan mendarat dipipi Nino

"mama kecewa sama kamu,mama tidak pernah mendidik kamu menjadi lelaki yang tidak bermoral seperti ini"
Sampai kapanpun mama gak akan pernah merestui kamu dengan wanita murah seperti Rahmi ,kamu akan sangat menyesal memilih pecahan kaca dan melepaskan sebuah permata"

"mama gak perlu ikut campur masalah Nino,Nino bisa menyelesaikan masalah ini sendiri,Rahmi Sakit ma,Rahimnya diangkat ia tidak akan bisa mempunyai bayi ma,Nino gak mungkin ninggalin Rahmi saat keadaannya begini,apa mama tidak ingat saat Nino terpuruk karena kehilangan Shopia siapa yang selalu ada disamping Nino? Rahmi ma,dia yang buat Nino bangkit lagi,apa mama tidak kasihan melihatnya,Nino Harap mama bisa mengerti.oh ya satu lagi ada atau tidaknya restu dari mama Nino tetap akan menikahi Rahmi"kata Nino lalu keluar dari mansion

"Nino kamu akan menyesal "teriak mamanya.

Nino mengendari mobilnya menuju sebuah apartement,ya apartement itu milik Astri.
Dipandangnya setiap sudut apatement itu.
Dimana ia dan Astri pernah menjalin sebuah hubungan.
Nino merebahkan tubuhnya tubuhnya diatas ranjang,ia mengingat kembali semua kenangannya bersama Astri diranjang ini.

Sesekali ia menghela napasnya.merasa sesak didadanya.
Dia memejamkan matanya perlahan.
Berharap dengan begitu pikiran bisa fokus.Namun rasanya sama saja.
Sama ia merasa bimbang,sebenarnya berat ia memilih Rahmi dan meninggalkan Asri dan calon bayinya.
Tapi mau bagaimanapun ia tak sanggup melihat Rahmi terpuruk,
Sematre apapun Rahmi ,dia selalu ada saat Nino terpuruk karena kepergian Shopia.

Nino mengusap wajahnya sekilas  dengan hembusan napas kasar.
Lalu memijit pelipisnya yang terasa mau pecah.Mengingat kedua kenangan bersama dua wanita itu.Mencari apa yang diinginkan hatinya.
Cukup lama dia termenung hingga Nino menegakkan tubuhnya.

Diambilnya kunci mobil yang diletakannya diatas nakas.
Dia segera beranjak dari pembaringannya.
Ia berniat kerumah sakit,takut takut nantinya Rahmi bangun dari tidurnya  mencarinya.

Bersambung....

aku simpanan kekasih sahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang