Chapter 14#

58 0 0
                                    

"Mio-Chan..?"

Mio langsung menyadarkan dirinya, ia berpura-pura tidak mengenal Rinka dan berjalan melewatinya, tetapi Rinka sempat menghentikan langkah Mio

"Mi,Mio-Chan tunggu seben-!"

"Apa? Sudah ku bilang kan, kita tidak perlu saling bertemu lagi. Memang benar suatu kebetulan kita bertemu, tolong pura-pura saja kamu tidak mengenalku disini"

"Mio-Chan kami berusaha menghubungimu.. aku tidak akan melepaskan kesempatan ini sampai kamu mendengar kebenarannya"

"Kebenaran apa? Lepas"

"Eh, Mio-chan, tung-!!"

Riri dan Aoki menengok ke belakang, mereka heran mengapa dari tadi ada orang yang tak mereka kenal terus menerus memanggil nama Mio. Mio tidak memperdulikan Rinka, ia menarik lengannya dan berjalan mendekati Riri dan Aoki

Rinka ingin menggapainya lagi, tetapi Hazuki menghalangi pandangan Rinka. Ia berdiri di belakang Mio dan sesekali ia menengok ke belakang, Rinka berubah menjadi sedih dan ia akhirnya menyerah kemudian berjalan keluar dari toko

Riri dan Aoki ikut melihat siapa gerangan yang sepertinya ada hubungannya dengan Mio. Tanpa di tanya, Mio mengaku kalau dia adalah temannya di sekolahnya dulu dan sekarang ia tidak peduli. Mio mendorong temannya untuk melihat-lihat isi toko

Sementara Rinka berjalan dengan lesu dan wajah yang sedih, ia mengeluarkan handphone nya dan mengirim pesan di grup. Rinka mengecek anggota grup, dan sesuai dugaannya Mio sudah keluar dari grup sejak lama.

Baru saja pesan terkirim, Rinka langsung mendapat panggilan telepon dari Nami

"Rinka! Dimana Mio!? Apa kamu berhasil berbicara dengannya?!"

"Ng, nggak.. Mio-Chan tidak mau mendengarkan ku"

"Oh... hmm.. sedang apa dia disana?"

"Um, dia sedang membeli sesuatu dengan temannya 1 akademi sepertinya.."

Nami terdiam. Ia ingin sekali menyusul Rinka dan bertemu Mio disana, tapi tidak akan sempat. Obi membalas pesan Rinka di grup chat, ia bilang ia sedang berada di dekat sana dan berencana untuk membantu Rinka berbicara dengan mio

Tak mau menyerah, Rinka menunggu di depan toko sekaligus menunggu Obi datang.

5 menit kemudian, Obi datang tergopoh-gopoh, Rinka bilang Mio masih ada di dalam toko, karena tak ingin membuat keributan di dalam toko, mereka berdua memutuskan untuk menunggu di depan toko

Dan akhirnya Mio juga kawan-kawannya keluar dari toko dengan sekantung barang belanjaan di tangan mereka. Mio menyadari adanya Rinka dan Obi di depan toko, ia berpura-pura tak melihat dan langsung berjalan di tengah kawan-kawannya

"Mio-Chan!"

"Sakurai-san, tunggu sebentar!"

Riri dan Aoki menengok ke belakang mereka penasaran siapa sih yang meragukan Mio sehingga Mio pindah sekolah sekarang. Sementara Hazuki melirik ke arah Mio yang masih memasang wajah datar nya. Tapi ekspresi nya itu tak bertahan lama setelah tangannya di tarik oleh Obi

Hazuki yang merasa kesal ia langsung melepas tangan Obi dan malah dia pula yang menggenggam tangan Mio

Obi melirik sinis ke arah Hazuki, ia merasa orang asing yang tak perlu tahu apa-apa seharusnya tidak ikut campur

"Kalian tahu kan? Sikap kalian ini berlebihan. Biarkan saja, jangan dekat-dekat dengan Mio lagi"

"Kamu siapa...?"

"Tooyama Hazuki, temannya Mio. Ayo kita pergi"

Hazuki mengajak teman-temannya untuk segera pergi, sementara Rinka terlihat sangat terkejut setelah mendengar namanya. Ia tidak menyangka bisa bertemu dengan anak dari pasangan atlet Volley yang legendaris.

Obi juga sama terkejutnya, apalagi ia mengagumi keluarga Tooyama karena semua anggota keluarga nya merupakan olahragawan.

Memang mereka telah bersikap tidak sopan terhadap Mio, Rinka menengok ke arah Obi, mereka tidak yakin bisa bertemu dengan Mio di lain kesempatan. Tapi, meskipun begitu mereka tidak akan menyerah, mereka akan berusaha menghubungi Mio sembari mencari bukti konkret kalau Yumi lah pelaku dari penyebaran rumor buruk tentang Mio itu

Tapi, apa mereka yakin kalau memang Yumi yang melakukannya?

"Maaf ya, Hazuki-kun. Kamu seharusnya tidak perlu berbicara dengan mereka..."

"Tak masalah. Lagipula, mereka memaksa sekali. Apa mereka kenalanmu?"

"... dulunya. Hm, lebih baik di lupakan saja. Mereka tidak ada urusan apa pun dengan ku. Ayo pulang!!"





Keesokan harinya, Rinka buru-buru berlari ke kelas, ia hampir terlambat karena semalaman memikirkan Mio yang tidak sengaja bertemu di toko. Rinka penasaran, apakah Mio sudah mendapatkan teman? Apa kehidupan di sekolah barunya baik-baik saja? Apakah Mio betah disana? Dan lain-lain

"Saaaffeeee!!!"

Rinka terengah-engah berlari dari rumah ke sekolah, untungnya guru pengajar pagi ini belum datang.

Rinka berjalan ke tempat duduknya, ia menyadari bahwa tempat duduk Yumi kosong. Nami langsung memberitahu kalau Yumi akan dispensasi selama 3 hari untuk mempersiapkan lomba. Kemudian ia memberikan sebuah tiket untuk Rinka

"Apa ini?"

"Tiket masuk untuk lomba fashion yang akan di adakan 3 hari lagi"

"Kamu mau mendukung Yumi?"

"Nggak, meskipun dia perwakilan sekolah kita tapi aku berharap dia kalah. Eh, bukan ituuu"

Rinka duduk terlebih dahulu sambil menatap tiket masuk di tangannya. Kemudian ia menatap Nami dengan tatapan bertanya-tanya

"Aku juga membagikan tiketnya ke Obi dan Hiroshi, Yuu tidak mau katanya dia sudah beli sendiri"

"Terus?"

"Kemarin aku memohon-mohon di depan rumah Mio, berbicara dengan kedua kakaknya, setelah 30 menit aku meminta maaf disana akhirnya kakaknya memberitahu kalau Mio akan mengikuti lomba yang sama dan disana kesempatan kita untuk meminta maaf kepada Mio"

Rinka menatap Nami dengan tatapan terkejut. Nami menyakinkan omongannya dan Rinka tidak percaya kalau kakaknya Mio bersikap lunak. Apakah itu hasil dari perjuangan Nami menunduk meminta maaf dan melakukan dogeza di depan rumah Mio? Bisa jadi karena kakak-kakaknya Mio ini merasa iba apalagi Nami ini dulunya teman yang paling dekat dengan Mio akhirnya mereka mau memberikan kesempatan

"Ih, kenapa kamu nggak bilang-bilang? Coba saja kemarin aku langsung pulang"

"Heheh, awalnya aku tidak yakin mereka mau berbicara denganku, tapi setelah berjuang begitu akhirnya mereka mau dan memberitahu apa yang sebaiknya kita lakukan"

"Kalau begitu... kita jangan sia-siakan kesempatan ini"

Nami mengangguk. Yuu mematikan handphone nya setelah dari tadi bermain game, ia melirik ke arah Nami dan Rinka dengan sinis

"Aku harus bertemu lagi dengan mereka disana..? Dih"

Rumour = Set UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang