Mio kembali ke kelas setelah ia mencuci mukanya setelah menangis tadi. Tidak ada siapa-siapa di kelasnya, ia lupa kalau jam selanjutnya adalah kelas seni dan pindah ke ruang melukis untuk latihan hari ini
Mio buru-buru mengambil alat tulis nya dan berlari ke ruang lukis
Untunglah sesampainya di ruang lukis, guru masih belum masuk. Ia langsung mencari tempat duduk yang kosong. Ia melihat Nami dan Rinka yang duduk berjauhan.
Selama perjalanan berlangsung, Mio sama sekali tak bisa fokus, bahkan gambarannya terlihat acak-acakan dan warnanya menjadi tidak jelas
"Sakurai-san, kamu menggambar patung kan? Kenapa warnanya jadi tidak jelas begini?"
"Ah,maaf bu.. akan segera saya ganti"
Mio mengganti kertas nya dan memulai gambar baru
Setelah kelas usai, mereka langsung balik ke kelas nya dan mempersiapkan pelajaran selanjutnya.
Mio keluar dari kelas lukis terakhiran, di depannya ada Reon dan Yumi yang terlihat sangat dekat
Tapi ia melihat Hiroshi yang menghampiri Mio
"Sakurai-san, sebenarnya kalian kenapa sih? Kenapa tadi Kawanami-san bilang kalau kamu sudah menghancurkan pertemanan kita?"
"Hiroshi-kun.. tidak, itu.. semuanya salah..."
"Kalau seandainya yang dibilang oleh Nami benar, berarti memang kamu sumber masalahnya. Aku menghindari Nami karena ada foto yang di berikan kepadaku. Ketika aku melihat foto itu, rasanya sulit sekali untuk melupakannya bahwa Nami dekat dengan pria lain dan pria itu adalah sahabat kita sendiri.. Itu kamu kan yang memotretnya?"
"Bukan! Itu bukan aku!"
"Tapi ada banyak yang bilang kalau mereka melihatmu yang memotretnya!"
"Sudah ku bilang itu bukan aku!"
"Atas bukti apa kamu bilang bukan kamu yang memotretnya?! Sudah banyak orang yang mengatakan kalau memang kamu yang memotret! Waktu itu juga, kamu sempat meminjam kamera dari ruang klub fotografi kan?!"
"Iya tapi aku meminjamnya untuk-"
"Sudahlah! Ngomong sama kamu juga tidak akan ada habis-habisnya. Alasan mulu"
Hiroshi meninggalkan Mio
Mio sama sekali tak tahu apa yang telah terjadi dan kenapa orang-orang melimpahkan kekasalahannya ke Mio
"Sebenarnya kenapa..."
Pelajaran selanjutnya adalah olahraga, Mio merasa tidak ingin mengikuti jam pelajaran selanjutnya, tapi ia harus ikut.
Di ruang ganti putri, semua siswi sudah hampir selesai berganti, dan Mio baru saja datang.
Yumi yang menyadari keanehan dari Mio menghampirinya dan menanyakan keadaannya
Mio berkata ia baik-baik saja dan ia langsung berganti baju
Di lapangan olahraga, setelah selesai pemanasan, Mio tak mengikuti praktek olahraga dengan alasan perutnya sakit. Ia duduk di bawah pohon hanya beralaskan rumput.
Ia melihat teman-temannya melakukan praktek secara berpasangan, dan ia bisa melihat kawan-kawannya berpasangan dengan yang lain. Kecuali Yuu yang berpasangan dengan Obi.
"Reon-kun, tolong ajari aku.."
"Oke"
Reon dengan sukarela membantu Yumi mengajarinya dalam cara memukul dalam olahraga soft ball.
Melihat bagaimana Reon memegang kedua lengan Yumi dari belakang sehingga mereka terlihat sedang berpelukan membuat Mio tak menyukai apa yang ia lihat
Yuu menghampiri Mio dan duduk di sebelahnya
"Aku sudah berbicara dengan pak guru, kamu bisa mengambil nilai soft ball dengan ku nanti"
"....... Terima kasih"
"Mio-san. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi tapi, ku harap kamu bisa berbaikan dengan Nami-san dan Rinka-san"
"Aku juga berharap begitu tapi... mereka berdua sudah menghindari ku... aku tak tahu lagi.."
Yuu menepuk bahu Mio dan berharap semoga mereka bisa cepat baikan dan mengembalikan masa-masa pertemanan mereka yang berjaya seperti dulu
Seminggu berlalu, Nami, Rinka, Obi dan Hiroshi masih menjauhi Mio. Hanya Yuu yang masih berdiri di samping Mio. Dan Mio juga masih mengejar-ngejar Reon agar ia tak kalah dari Yumi yang semakin dekat dengannya
Tapi yang lebih parahnya lagi....
"Mio-san. Tolong, jangan lagi dekati aku"
"Reon... kun?"
Mio di panggil ke atap gedung sekolah oleh Reon, ia berpikir bahwa Reon akan menyatakan perasaannya
Tapi ia salah
"Apa maksudmu..?"
"Maaf tapi, aku sudah tahu semuanya. Yumi-san yang bercerita kepadaku. Kalau kamu memang sengaja memutus pertemananmu sendiri. Dan masalahnya aku tidak suka itu. Maaf tapi, tolong jangan mengejar-ngejar ku lagi. Aku tahu kamu menyukaiku. Dari dulu"
Reon pergi. Mio kini begitu shock. Orang yang ia sukai malah menyuruhnya untuk tidak lagi dekat-dekat dengannya. Belum juga ia menyatakan cintanya, nyatanya ia sudah ditolak duluan.
Mio kembali ke kelas, begitu ia masuk kelas, ia melihat Yumi yang tertawa bersama dengan Reon.
Melihat senyuman Reon kepada Yumi, membatalkan niat Mio untuk menetap di kelas
Ia merasa sakit hatinya berada di ruangan yang sama dengan cinta nya yang bertepuk sebelah tangan
Saat pelajaran dimulai pun, Mio tak fokus mendengarkan dan hanya bengong, begitu juga saat kegiatan klub. Mio menghindari Yumi karena ia merasa iri dengan Yumi. Apalagi Yumi selalu mengobrol dengan kakaknya Reon dan mereka begitu akrab dan nyaman mengobrol satu sama lain
Untungnya besok hari minggu, ia bisa diam di rumah saja seharian.
Pulangnya, Mio menaiki sepeda, dan hari sudah larut malam. Mio mengendarai sepeda tetapi pikirannya kosong. Alhasil sepedanya miring dan ia terjatuh di jalan
Rasa sakit dan luka yang ia dapatkan tak sebanding dengan rasa sakit hatinya.
Mio mengangkat sepedanya, kemudian ia menuntun sepedanya hingga ke rumah
Sesampainya di rumah, kedua kakaknya berada di ruang tengah siap menyambut sang adik yang baru pulang sekolah
Alih-alih mereka mendapatkan senyuman dari adiknya, mereka malah mendapati adiknya yang terlihat kacau dan luka di lutut kakinya
"Mio?! Kamu kenapa?!"
"Kamu habis jatuh?!"
"Ah.. iya.."
Mio mengabaikan perkataan kedua kakaknya dan langsung masuk ke kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumour = Set Up
Teen FictionAwalnya hanya cerita persahabatan anak sma saja, tapi semua berubah ketika salah satu di antara mereka menjadi kambing hitam dan dituduhi tuduhan palsu berkat sebuah rumor yang terdengar sepele tapi berdampak besar terhadap kelompok sahabat tersebut...