✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾
"DEMI APA AKU TELAT LAGI!!"
Pekikannya terdengar menggema ke segala penjuru rumah. Dengan suara kaki yang terdengar seperti gempa bumi, dia langsung berlari ke kamar mandi untuk membasuh muka. Secepat kilat, tangannya merampas pakaian yang sudah disiapkan dan memakainya cepat. Jilbabnya dia pasang asal-asalan dan meluncur ke ruang tamu.
Di depan meja makan, sudah duduk seorang laki-laki dengan usia yang baru masuk 50 tahun tengah menyeruput kopinya. Di depan dapur sudah ada seorang wanita yang sedang menyiapkan sarapan pagi.
"Papa, Mai berangkat dulu ya."
"Sarapan dulu Sayang," pinta laki-laki itu dengan tangan yang menyodorkan segelas susu.
Gadis yang tengah memakai sepatunya menggeleng cepat. "Nggak sempet, Pa."
"Dikit aja. Biar perutnya nggak kosong."
Lagi-lagi dia menggeleng. Dengan tangan yang masih sibuk memasukkan beberapa perlengkapan MOS sekolahnya, gadis itu langsung berpamitan dan melenggang keluar setelah mengucap salam.
Dengan motor yang dibawa kebut-kebutan, gadis itu bisa sampai sekolahnya dengan cepat tanpa memedulikan setiap umpatan dari pengendara lain yang dia jumpai di perjalanan tadi.
"Kayaknya aman nih." Dia menghela napas setelah melongoskan kepalanya. Dengan senyuman yang terukir sempurna, kakinya sudah siap untuk memasuki gerbang sekolah yang masih terbuka, sedikit.
"Telat satu menit dua puluh detik, plus tidak mentaati peraturan lainnya. Berdasarkan keputusan panitia penyelenggara yang disepakati oleh kepala sekolah dan setujui semua calon siswa, maka apabila terdapat satu siswa yang tidak mengikuti peraturan harus siap menanggung konsekuensinya." Suara seseorang sukses membuat jantungnya kaget bukan main, kakinya tidak berani digerakkan lagi.
Gadis itu langsung menutup matanya, tidak berani melihat sosok yang pasti akan berdiri di depannya dengan wajah yang mungkin seperti malaikat Malik. Padahal kenyataannya sangat bertolak belakang.
Please Tuhan, jangan orang itu, kumohon.
"Kamu ikut saya!"
Tuh kan. Dia lagi.
Kenapa harus dia sih?
Ni orang nggak ada kerjaan lain apa selain jadi penunggu gerbang?
Bestienya malaikat Malik nih pasti. Hobi banget nungguin siswa yang telat.
Coba aja tadi lewat lorong belakang, pasti nggak ketahuan.
Eh, tapi dia kan punya indera kesembilan, pasti ketahuan lagi.
Hwaaa. Papa, pengen pulang.
Gadis itu menggerutu sepanjang koridor sekolah. Dia bisa saja kabur dan langsung bergabung dengan siswa lainnya, tapi tidak mungkin seorang siswa baru membantah ketua yang sangat disegani anggotanya kan? Nambah beban hidup kalau gini.
"Duduk!" perintahnya siap menginterogasi siswa bandel yang sudah duduk di depannya.
Gadis itu langsung menurut.
"Baca!"
Matanya memandang lurus ke arah papan tulis. Di sana sudah tertulis lengkap semua kegiatan yang harus dipatuhi oleh para siswa baru dalam masa orientasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surgaku Kamu [TERBIT]
Teen Fiction"Sungguh menyenangkan bukan, ketika melihat orang lain bahagia? Namun jika kebahagiaanmu yang harus dikorbankan, bagaimana?" ... Tentang Humaira, gadis yang terpaksa dikuatkan oleh keadaan yang selalu menuntutnya untuk ikhlas. Kehilangan demi kehila...