00:14

934 107 8
                                    

"Tuan Kim, susu untuk Tuan Muda." Ucap kepala pelayang keluarga Kim.

"Tolong tambahkan susu untuk Putra Bungsu Park." Titahnya.

"Baik. Apa perlu menggunakan dot juga?"

Pertanyaan itu Membuat Jake tersedak. Jadi Riki benar-benar minum susu dengan dot. Aish.. Menggemaskan.

"Pakai botol minum biasa saja." Kepala pelayan itu hanya mengangguk.

"Jaeyun, kamu menginap juga ya." Jake hanya mengangguk dan berlalu menuju kamar.

"Biarkan mereka di sini Lee, Park."

"Aku ingin Jungwon maupun Riki pulih dengan cepat."

Semua hanya mengagguki ucapan Tuan Kim. Mereka sudah selesai makan malam. Namun belum beranjak karena yang tertua masih sibuk memainkan ponsel di meja makan.

"Ayah harus pulang." Tutur Kakek Yang.

"Perlu di--"

"Tidak perlu putriku. Sopir sudah menjemput." Kakek Yang tersenyum teduh pada putri satu-satunya kini.

"Ah.. Baiklah. Hati-hati di jalan ayah. Jangan lupa memberi kabar jika sudah sampai." Pinta Nyonya Lee.

Setelah Kakek Yang pergi. Ruang makan kembali sunyi diisi kecanggungan.

"Kak. Boleh aku melihat anak-anakku."

"Tentu, Park."

Tuan Park segera berjalan menuju kamar yang ditempati semua anak di tiga keluarga itu. Pintu dibuka sedikit. Pemandangan yang terlihat hanya orang-orang yang tengah berbaring.

Riki di tengah, Jungwon di sisi kanan dengan Sunghoon di belakangnya. Lalu di sebelah kiri ada Sunoo dengan Jake di belakang, sulung Lee itu masih sibuk memainkan ponsel rupanya.

"Permisi, Park."

"Waktunya bayi-bayiku minum susu~" Pekik Tuan Kim. Dia memang selalu bersemangat.

Seruan itu mendapat respon yang kurang baik. Lihat saja Jungwon, anak itu langsung memeluk erat perut kakaknya. Dia tidak mau sepertinya.

Dan bayi puma itu sudah merengut kesal. Tapi malah terlihat sangat imut.

"Ikie harus minum ya." Titahnya. Ia memberikan dot berisi susu rasa cokelat. Ia tidak akan memberikan susu tanpa rasa lagi agaknya.

Sunoo memegang botol dot itu untuk diminumkan ke sang adik. Riki meminumnya meski engan.

"Jungwon tidak mau?" Tanya Tuan Kim lembut. Ia mendekati kucing kecil yang semakin merapat pada sang kakak.

"Kak Jay.. " Lirihan itu sangat pelan, hanya bisa didengar Sunghoon.

"Taruh saja paman. Mungkin sebentar lagi." Ucap Sunghoon sembari mengelus punggung sempit bayi kucing itu.

Tuan Kim melalukan sesuai keinginan sulung Park. Ia mulai berjalan menuju pintu, di mana Tuan Park masih berdiri.

Ia menatap wajah sulung Park sebentar. Dibalas seulas senyum teduh. Sunghoon menggumamkan nama sang kakak tanpa suara. Tuan Kim mengerti apa yang terjadi. Ia segera menutup pintu dan menyeret Tuan Park turun.

Sunoo. Manik bak rubah itu tak lelah menilik ke arah Sunghoon yang memejam mata dengan tangan sibuk mengusap punggung Jungwon.

"Kau sudah menjadi kakaknya, Hoon."

Sunghoon membuka manik kelamnya. Dia tersenyum culas.

Sunoo bangkit untuk menyimpan dot yang sudah tandas. Riki juga sudah terlelap. Ia memposisikan kepala bulat adiknya di lengan bagian atas. Manarik tubuh bongsor itu untuk menghadap ke arahnya.

The Darkness Side Of Friendship [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang