00:07

1K 140 4
                                    

"Jay."

Si empu nama tersenyum sangat tulus. Sudah hampir dua minggu, setelah kejadian itu. Jake terus menghindar dari Jay. Mungkin dia masih berprasangka bahwa Jay adalah orang yang membunuh kembarannya.

"Kenapa?" Tanya Jay.

"M-Maaf."

Jay mengernyit. Orang ini minta maaf untuk apa?

"Telah menuduhmu membunuh kakakku."

"Harusnya aku sadar dari awal. Orang sepertimu tak mungkin melakukan hal sekeji itu."

Cairan bening turun dengan deras melewati rang tegas pemuda berambug blonde itu. Jay. Dia menangis. Sesegera mungkin menghapus jejak air mata agar tidak ketahuan adik-adiknya.

Kini mereka berada di taman belakang sekolah. Jake dan Jay saling berhadapan. Sebenarnya ada Sunoo, Jungwon, Riki dan Sunghoon juga. Tapi mereka memberi jarak untuk kedua orang yang tengah salah faham itu.

"Maafin, Jae."

"Ssstt..." Jay langsung mendekap tubuh yang lebih mungil.

"Lo bodoh, Jae. Orang setulus Jay? Lo curiga ke dia? Tolol." Rutuk Jake dalam hatinya.

Dalan dekapan Jay, Jake dapat melihat seseorang menyeringai penuh kemenangan.

Sunoo. Dia tersenyum senang. Tidak sia-sia berbicara dengan Jake di bawah terik matahari waktu itu.

"Uwon juga mau di peyuk." Rekek si anak kucing.

Sunoo terkekeh gemas. Dengan cepat memeluk tubuh mungil itu. Riki juga ikut berpelukan. Hanya Sunghoon yang diam sedari tadi.

Pemuda berwajah datar itu memilih untuk kembali ke kelas. Lagi pula kakaknya sudah baikan dengan Jake. Dia sudah tenang.

* * * *

"Sampai kapan?"

Jake menoleh. Mendapati temanya berjalan menuju ke arah ia duduk. Di Rooptof. Ah.. Salah. Orang tadi melewati Jake dan bersandar di pagar pembatas. Memandang tetap ke manik Jake.

"Apanya yang sampai kapan, Kim Sunoo?"

Sunoo. Pemuda itu memutar bola matanya. Ia menoleh ke bawah, di mana terdapat taman yang tengah ramai.

"Sampai kapan hindarin, Jay?" Tanya Sunoo, menemukan sosok Jay sedang duduk di bangku taman bersama adiknya, Sunghoon.

"Gue--"

"Udah satu minggu. Dan lo masih bego?" Sarkas Sunoo.

"Dia..."

"Hanya karena dia megang pistol, Jae?"

"Bukan cuma karena itu."

Sunoo memilih diam. Menunggu Jake menjabarkan spekulasinya.

"Jay pasti udah rencanain ini semua. Dia yang ajak kita liburan. Dia juga yang nyuruh pekerja keluar dari rumah. Kalau lo lupa, Kim Sunoo!"

Sunoo tertawa.

"Atas dasar apa Jay bunuh Hee? Dia megang pistol pasti karena refleks. Itu biasa terjadi kalo lagi panik."

"Diantara kita, cuma Jay yang suci. Gue ingetin itu, Jake."

"Suci? Yang mukanya gak ada dosa kek lo aja bejad. Gimana Jay yang sangar gitu?" Hardik Jake.

Sunoo terkekeh pelan.

The Darkness Side Of Friendship [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang