00:16

973 101 3
                                    

18+, gak macem-macem banget sih.

Tapi tetep diperingatin.

Hehe.

• • •

Hee Hotel.

Keberadaan bocah berumur 14 tahun itu kini. Sudah terhitung tiga hari dia menempati ruangan itu. Berbaring di ranjang dengan kondisi tubuh lemas.

Riki. Anak itu masih tidak mengerti dengan semua yang terjadi. Ia di bawa paksa oleh seorang wanita, yang bahkan tidak pernah ia lihat, tentu anak itu tidak mengenal wanita yang menculiknya (?).

Omong-omong soal si wanita aneh itu. Dia juga tinggal bersama Riki. Bahkan selalu tidur satu ranjang dengannya.

Kalau dilihat-lihat usianya sekitar 27an. Tapi tidak tahu. Wanita itu tidak kunjung memberi tahu maksudnya membawa Riki. Anak itu juga tidak tahu ia di mana, yang pasti ia tinggal di hotel. Entah masih di lingkungan yang sama atau tidak. Lagi-lagi entah.

Setidaknya Riki masih baik-baik saja. Wanita itu tidak memperlakukan dia dengan buruk. Buktinya masih diberi makanan yang enak.

Seperti sekarang, waktunya makan siang. Wanita itu datang dengan nampan berisi makanan yang akan di lahap Riki. Ia segera duduk di pinggiran ranjang, tempat Riki bersandar di kepala ranjang.

"Kakak sebenarnya siapa?" Riki. Bocah itu sudah tidak tahan dengan ketidakjelasan ini.

Wanita itu hanya mengembangkan senyumnya. Mulai menyuapi anak laki-laki di depannya. Namun Riki menghindar. Senyum itu belum luntur.

"Jawab aku."

"Kakak siapa?"

Sekali lagi, wanita itu tersenyum penuh arti. Ia meletakkan makan yang tadi dibawa ke nakas samping ranjang.

"Aku kakak kandungmu."

Manik puma itu membulat. Apa maksud wanita ini? Kakak kandung? Apa dia masih keluarga Kim?

"Tapi kak Sona sudah meninggal." Sahutnya polos. Tentu dia tahu tentang sulung Kim yang sebenarnya itu. Namun tidak tahu tentang kisah hidupnya.

Wanita itu lagi-lagi mengulas senyum. Jemari lentik itu mengusap surai pirang sang adik (?)

"Nishimura Riki--

"Itu nama aslimu."

Manik puma itu kembali melebar. Tolong jangan setengah-setengah. Ini memusingkan. Ia tidak mengerti.

"Nishimura Kei. Itu namaku. Kita saudara kandung, Ni-Ki."

"Tapi aku tidak mengenalmu..." Riki ketakutan. Sungguh. Ia panik. Mengumamkan nama sang kakak berkali-kali. Berharap ia akan menghentikan semua ketidakjelasan ini.

"Karena kita memang tidak pernah bertemu."

"Aku di Jepang. Sedang kau di Korea."

Tubuh Riki di bawa berbaring oleh Kei. Dia mengukung tubuh bergetar karena ketakutan itu.
"Aku kakak kandungmu."

Cup

The Darkness Side Of Friendship [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang