S2 - Eps2

952 61 0
                                    

Setelah menikah, Mew bersama Gulf memutuskan untuk tinggal di Amerika Serikat bersama orangtua Mew.

Dan sekarang kedua mahasiswa yang dulunya sama-sama menyebalkan telah terikat oleh janji suci atas dasar pernikahan dan memiliki kedua anak yang sangat cantik dan tampan

Nanon dan Nonnie

Keduanya berada dalam sekolah menengah atas, Nanon yang menduduki kelas teratas yaitu kelas tiga, Nonnie sendiri baru saja masuk dan menduduki kelas satu.

Pukul 16.00 Mew pulang dari kantor, tanpa menghiraukan Gulf dan Nanon yang tengah asik menonton film bersama di ruang keluarga, Mew bergegas naik ke lantai tiga yang mana tempat Nonnie tidur.

Sudah kebiasaan Mew masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan mendapati anak bungsunya yang tergulung selimut sambil terisak.

"Nonnie sayang, daddy pulang. Sayang ngga mau cium daddy hm?"

Mew duduk di tepian kasur, menyibak selimut dan melihat bagaimana anak lucunya itu berderai air mata.

"Hiks daddy susah di bilangin, kalo ke kamar Nonnie tuh ga pernah ketok pintu, Nonnie udah gede tau hiks"

"Utututu putrinya daddy, iya-iya minta maaf. Tapi kenapa anak kesayangan daddy nangis hm, siapa yang jahatin dede, bilang ke daddy"

Mew merengkuh bagaimana anak perempuannya itu berhambur memeluknya, menyembunyikan tangisannya di dekapan Mew.

"Abang hiks, tadi pulang sekolah dede kan di hukum buat bersihin wc. Tapi abang bukannya nungguin malah ninggalin dede sendiri hiks. Dede jalan dari sekolah sampe rumah, cape sampe kaki dede pegel merah-merah. Liat nih"

"Sakit ya sayang, kasian banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sakit ya sayang, kasian banget. Nanti daddy kompres ya daddy obatin juga. Sekarang dede makan dulu. Pasti laper kan?"

Anak perempuan itu menyeka ingus di hidungnya serta air matanya yang mulai kering "Iya, laper"

"Yauda yu sayangnya daddy makan yu. Kita ke bawah ya makan bareng-bareng sama bunda sama abang juga"

"Gamau. Gamau sama abang"

"Loh abang pastikan laper juga sayang  kasian atu. Nanti kita omongin bareng-bareng disana ya. Yuk daddy gendong yuk"

Setelah membujuk anaknya yang super keras kepala akhirnya Mew berhasil. Nonnie naik ke punggungnya dan di gendong menuju ruang makan di ikuti Gulf dan Nanon.

...

Satu keluarga itu sedang makan malam bersama dengan keadaan Nanon dan Nonnie saling mencibir menyalahkan. Sementara sang kepala keluarga berkutat dengan kaki anaknya. Mulai dari mengompres memberinya obat merah serta membalutnya menggunakan perban.

"Daddy abang nyebelin. Marahin dia, dia yang bikin kaki dede kaya gini" adu Nonnie. Seperti kebiasaan anak-anak bontot lainnya yang mengadu ketika kakak-kakaknya mengacaukan adik bungsunya.

"Kok jadi nyalahin abang, itu kan salah kamu sendiri. Suruh siapa lama. Pake di hukum segala lagi."

"Kamu di hukum dek?" tanya Gulf. Mengerutkan keningnya heran pasalnya baru kali ini ia mendapati anak bungsunya di hukum semasa sekolah.

"Iya bun si dia nih main skateboard di kelas coba. Beruntung aja tuh papan skate ga di rampas ama guru killer"

"Bener itu dek?" Gulf memastikan sesekali suapannya itu meluncur ke mulut Nonnie ataupun Nanon.

"Ya kan bun dede mainnya pas ga ada guru. Lagian guru tuh kenapa ga pada dateng ke kelas sih, kita kan udah bayar dia, masa dia mau makan gaji buta aja sih"

"Nonnie Jongcheveevat~ bunda sama daddy ga pernah ngajarin kamu buat ngomong kaya gitu. Mungkin aja gurunya ada rapat atau ga pertemuan sama guru di sekolah lain"

Nanon yang mendengar teguran Mew yang di tunjukkan untuk sang adik pun tersenyum bangga. Malah sempat-sempatnya anak itu menjulurkan lidahnya ke arah Nonnie yang semakin mencak-mencak di buatnya.

"Dengerin tuh. Tomboy"

"Nanon~ kamu juga. Kalo adeknya lagi kena masalah harusnya kamu tuh tolongin dong, seengganya kalo ga nolongin temenin kek, tungguin adek kamu jangan di biarin sampe sendiri. Liat tuh kakinya ampe biru-biru gitu kan"

Kini Nonnie yang merasa menang karna sang kakak juga mendapat teguran dari Mew. Daddy mereka.

"Iya maafin abang dad bun. Maafin abang juga deh Nonnie, abang ga sengaja tadi ninggalin kamu"

Nonnie pun akhirnya menyerah, menarik kursi yang di duduki Nanon lalu merengkuh tubuhnya. Nanon pun sama tidak ayal kecupan-kecupan mendalam di pipi sang adik mendarat disana.

"Nah gitu dong, bunda kan liatnya adem. Kalian udah kan makannya, sekarang Nanon, kamu gendong adik kamu ke lantai tiga biarin dia tidur"

"Yaelah bun lantai tiga kan tinggi, abang cape"

"Jangan banyak alesan kamu. Apa gunanya punya lift"

Nanon menghela nafas, dengan berat hati ia menggendong adiknya dari belakang. Nonnie yang dulunya sering ia timang-timang berubah menjadi Nonnie yang menyebalkan dengan semua sikap kerasnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung

SI BATU BIKIN BETE (SNS&AU)SELESAI⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang