Setelah kemarin menghabiskan waktu selama 2 jam mengobrol via telepon. Keluarga Traipipattanapong dan keluarga Jongcheveevat sepakat untuk menikahkan anak lelaki mereka.
Sejak saat itu pula Traipipattanapong sibuk mondar mandir mengundang semua warga desa, pun nona Nuch bersama ibu-ibu yang lain tentunya Grace sibuk membuat kue-kue khas warga sana.
Berbeda dengan sang calon mempelai yang lelap berbaring di kasur empuk berlapis sprai putihnya. Mendengar percakapan orangtuanya dan calon mertua membuatnya berteriak senang. Bisa di bayangkan ketika senyum lebar itu tidak berhenti menyungging. Mengingat bagaimana awal pertama ia bertemu Mew, rasa benci rasa muak saat ia di mintai untuk menjadi kacungnya berubah bak pangeran di negeri dongeng.
Tidak bisa di percaya cincin yang tersemat di jari manisnya ini benar-benar miliknya sekarang. Cinta dan kasih sayang tulus itu benar-benar terbukti nyata kini.
Malamnya.Gulf mondar mandir gajelas semacam setrikaan, telapak tangannya saling bersentuhan dan bergesekan. Entah kenapa malam ini jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.
Tidak henti-hentinya Gulf mengelus dada untuk menenangkan perasaannya yang tak bisa ia jabarkan saking senangnya.
Sejak kemarin dia tidak saling mengirim pesan dengan Mew, itu adalah aturan yang harus di tepati di desa tempatnya tinggal. Entah apa maksudnya, tapi Grace bilang itu lebih ke belajar mencoba seberapa besar kita hidup tanpa saling berkabar dengan pasangan. Apakah setia dan konsisten dengan hati atau sebaliknya.
Ceklek
Pintu kamar di buka memunculkan Grace dengan setelan piyama dan rambut tergerai serta surainya yang ditahan oleh bando kelinci cream miliknya. Terlihat sangat imut.
"Gugup um?" Grace menjatuhkan tubuhnya pada kasur empuk milik Gulf. Tab yang berada di genggamannya perlahan ia simpan di atas nakas.
"Stop gigit bibir, stop gugup. Harusnya lo seneng kan besok pernikahan yang selama ini lo nantikan akan berlangsung" sambungnya lagi ketika melihat wajah sang adik masih tampak gusar.
Gulf duduk di tepian kasur di ikuti Grace yang bangkit, menggapai bahu kokohnya mengusap lembut disana.
"Kakak yakin kamu bisa. Jangan pernah ulangin kesalahan yang sama. Kakak mau pernikahan ini pertama dan akhir buat kamu" lirihnya. Gulf memeluk berhambur ke pelukan Grace membenamkan raut wajahnya yang tak bisa di baca di dada Gulf.
"Aku harap begitu. Tapi aku masih ga enak, emangnya gapapa aku ngelangkahin kakak. Aku ngerasa berdosa banget kak"
"Udah kakak bilang. Kakak ga papa, sekarang bukan jaman-jamannya lagi percaya sama hal-hal yang kek gitu. Masa depan kamu udah di depan mata, jangan pernah menyia-nyiakan itu"
Gulf mendongak menatap senyum yang terlukis di bibir cantik Grace "Apa aku masih bisa kuliah kak?"
"Tentu sayang. Tentu dede bisa kuliah. Kamu akan kembali ke Bangkok dan tinggal sama suami kamu. Sebagai gantinya kakak yang akan gantiin posisi kamu di kosan"
"Hah!? Kakak mau kuliah juga?"
"Um. Ayah ibu sepakat ngirim kakak buat mantau adik-adik kakak ini"
Gulf tersenyum mengangguk "Makasih kak udah kasih segalanya buat aku, aku sayang kakak. Kakak orang pertama yang aku sayang setelah ayah ibu"
"Sama sama sayang. Besok nikah kan. Semangat ya. Jangan gugup"
Gulf mengangguk melihat sang kakak yang bangkit dan berjalan ke arah pintu sebelum berlari Grace berteriak
"Jangan masuk kamar sebelah loh. Itu buat malam pertama"
Sontak Gulf membalas mengumpat kakak tomboinya itu, tidak perduli dengan suasana malam yang sepi, hanya suara-suara serangga yang bagi Gulf itu adalah pengantar tidurnya.
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SI BATU BIKIN BETE (SNS&AU)SELESAI⚠️
Hayran KurguBerisi SNS:AU. Potongan chat dan tweet Berawal dari salah sambung hingga kepergok ciuman di toilet kampus. Kana namanya, pria itu di paksa jadi kacung tugas oleh salah seorang senior di salah satu Universitas Akibat dari sebuah ponsel sialan yang ru...