S2 - Eps49

517 37 6
                                    

Pukul 22.30 Mew pulang bekerja, waktu yang telah di janjikan akan pulang sore tidak sesuai dengan apa yang di katakannya pada Nonnie. Pria itu sudah menduga bahwa anak maupun istrinya akan sangat merajuk. Terlebih lagi saat kejadian hari itu belum sempat terselesaikan.

Masuk ke dalam rumah, suasananya sudah gelap dan sepi seolah tidak ada kehidupan. Mew jelas tau kalau anggota keluarganya sudah tertidur semua.

Langkah demi langkah terpijak, Mew sedikit mengistirahatkan tubuhnya untuk bersandar di dashboard sofa memijit pelipisnya menetralisir sakit kepala yang tak kunjung hilang.

"Cape banget"

Nafasnya berkali-kali terhela, ia bangkit mengambil segelas air dingin sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya ke lantai dua. Kamar ia dan istri berada.

Mew memandang pintu tersebut sekedar menyiapkan hati untuk tetap tenang dan sabar menerima kenyataan kalau Kana akan mendiamkannya lagi. Meskipun tidur mereka saling bersebelahan tentu tidak ada sentuhan fisik sama sekali di antara mereka, hanya saling membelakangi memupuk amarah satu sama lain.

Dor dor dor

Suara ricuh party poper terdengar bersamaan dengan lampu yang menyala ketika pintu di buka.

Mew terkejut bukan main, seperti bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Selamat ulang tahun daddy"

Pertanyaannya seolah terjawab ketika keempat anaknya mengucapkan kalimat tersebut.

Benar, sekarang 21 februari. Tepat hari ulang tahunnya yang bahkan Mew tidak ingat sudah mencapai usia berapa ia sekarang.

Terlalu sibuk bekerja, sehingga pria yang sudah memiliki empat buntut itu sampai lupa hari kelahirannya sendiri

Keempat anaknya berhambur ke pangkuan Mew, menghujani wajah Mew dengan ciuman. Tak ayal dengan ucapan-ucapan sayang yang mereka lontarkan.

"Terima kasih, anak-anak daddy" ujar Mew.

Mew membawa si kembar untuk duduk di sofa yang ada di kamarnya di ikuti oleh Nanon dan Nonnie.

Anak perempuannya yang paling besar berceletuk "Daddy bilang mau pulang sore. Tapi jam segini baru sampe. Dede nungguin dari tadi iss lama-!" sembari bibirnya yang di kerucutkan kesal

Mew tersenyum mengacak rambut anaknya yang kini telah berubah berwarna hijau mint, terakhir kali ia melihatnya masih blonde "Maaf sayang, sesuatu tiba-tiba terjadi di kantor. Daddy terpaksa menunda pekerjaan daddy dan menyelesaikan masalah itu dulu"

Nanon mengerutkan keningnya tampah heran "Masalah? Masalah apa?"

"Salah satu office girls yang ada di kantor daddy ga sengaja numpahin kopi ke kaos karyawan lain mereka sempat berselisih paham sampe seisi kantor jadi ricuh. Aduh kacau pokoknya"

"Tapi sekayang meleka udah baikan lagi kan dad?" timpal si kecil Ala, Mew dan kakak-kakaknya terkekeh mendengar ocehan anak kecil bermata biru itu.

"Iya mereka udah baikan lagi, selesai masalahnya daddy lanjut kerja dan sampe deh di rumah. Kalian ga bandel kan?"

"Tuuuh bang Aye dad dia jailin aya teyus" mulutnya di poutkan tanda merajuk di beri pelengosan sinis oleh sang kembaran.

"Nyalahin abang. Kamu kok yang bandel, masa dia buang-buangin bedak ke lantai sih dad. Itu kan bahaya gimana kalo ada yang jatoh" Ale menjawab dan itu sukses membuat si kecil berhambur menenggelamkan wajahnya ke leher sang ayah.

"Maafin aya dad, aya ga cengaja"

"Udah-udah gapapa yang penting semuanya anak-anak daddy baik-baik. Sehat-sehat. Daddy seneng kalo liat kalian akrab kaya gini"

SI BATU BIKIN BETE (SNS&AU)SELESAI⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang