Berisi SNS:AU. Potongan chat dan tweet
Berawal dari salah sambung hingga kepergok ciuman di toilet kampus. Kana namanya, pria itu di paksa jadi kacung tugas oleh salah seorang senior di salah satu Universitas
Akibat dari sebuah ponsel sialan yang ru...
Gulf baru saja terbangun dari tidur siangnya. Entah kenapa sepulangnya dari rumah mommy kemarin tubuhnya terasa lemas bagaikan kekurangan energi. Pinggangnya sakit serta kepala yang pusing berkunang-kunang.
Gulf menyibakan selimut bergegas untuk mandi belum sempat ia melangkah tubuhnya nyaris terjatuh menimpa Mew.
Mew yang merasa ada guncangan dalam tidurnya terjaga, melihat sang istri dalam keadaan duduk di tepian kasur memijit pelipisnya.
"Sayang. Kenapa hey? kamu sakit"
Gulf menggeleng ketika tangan Mew menyentuh area keningnya. Tidak panas sama sekali.
"Aku cuma lemes sama sakit pinggang doang. Gatau kenapa padahal semalem udah minum obat"
Mew merengkuh tubuh Gulf membawa untuk bersandar di dadanya. "Bunda kecapean kali. Sekarang istirahat aja di tempat tidur jangan kemana-mana, aku kan udah bilang ga usah maksain buat nyuci, nyetrika dan segala macem. Kamu istri aku bukan pembantu aku. Masalah buat bersihin rumah aku bisa cari art by"
"Aku cuma mau jadi istri dan ibu yang baik buat kamu sama anak-anak"
"Hey"
Mew menangkup kepala Gulf menilik wajah imut itu yang kini terlihat pucat memberikan satu kecupan indah di bibir manisnya "Dengerin aku. Selama kamu ada di sisi aku, selama kamu ada buat aku dan anak-anak kamu udah lebih dari cukup by. Kamu udah jadi istri yang baik selama ini. Jangan pernah mikir macem-macem. Sampai kapan pun, sampai kapan pun kamu bakalan jadi yang terbaik dari yang terbaik by. Jadi sekarang nurut ya sama aku, istirahat biarin aku bikin makanan buat kamu. Jangan kecapean, kamu tau kan aku benci banget ngeliat kamu sakit?"
Gulf mengangguk
"Yauda sekarang tiduran lagi. Aku buat sarapan dulu buat baby"
Mew melabuhkan satu kecupan hangat di kening sang istri mengusap lembut pipinya, di balas senyuman kecil oleh Gulf mencium tangan Mew yang masih berada di pipinya.
"Makasih"
"Um. Sama-sama sayang"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menerima pesan dari sang anak Mew kembali ke tempat tidur menemani Gulf yang sehabis makan.
Wajah pucatnya sudah kembali seperti semula, hanya saja pria itu terlihat enggan beranjak dari tempat tidur.
"Baby"
Mew masuk ke dalam selimut, membawa tubuh Gulf untuk bersandar di dadanya.
"Dede barusan chat aku, nanyain kamu katanya kamu gapapa?"
"Aku gapapa mas, udah mendingan sekarang pusingnya"
"Um bagus deh. Barusan dia sempet mau pulang karna khawatir sama kamu. Tpi aku larang lagian udah hampir malem kan. Biarin dia sekola berangkat dari rumah mommy di anterin papi besok. Kamu disini istirahat sama aku jangan cape-cape"
Mew mencium pelipis Gulf kemudian memijit keduanya dengan cara memutar memberikan kenyamanan untuk sang istri.
Selama ini Gulf telah melalui banyak hal, untuk di katakan seorang istri Gulf pandai melakukan segala macam, mulai dari memasak membersihkan rumah bahkan ketika satu masalah menyerang keluarga mereka dengan hati yang sabar Gulf mampu menghandle itu semua.
Gulf yang dulu berbeda dengan Gulf yang sekarang.
"Udah jangan di pijit terus nanti ayang cape" kata Gulf ketika Mew tidak berhenti memijitnya. Bahkan pijitan itu sekarang sudah menjalar ke daerah betis dan pergelangan kaki.
"Um. Gapapa istri aku kan sakit kecapean, aku harus bisa bikin aku seneng biar cepet sembuh dan ngomel-ngomel lagi" kata Mew.
"Isss ngeselin"
Keduanya tertawa tidak terasa waktu sudah berjalan begitu cepat, anak muda yang dulunya sama-sama terikat cinta hanya karna jalinan antara seorang tuan dan kacung berakhir di pelaminan dan memiliki anak sebesar Nanon dan Nonnie.
Rasa syukur mereka panjatkan kepada sang pencipta telah memberikan anak-anak yang begitu penurut yang menjadi pelengkap keluarga kecil mereka.