Bagian-2

2.3K 176 4
                                    

*Bubble tea*

Gulf berjalan melewati lorong kelas sambil asik mengocok bubble tea yang baru saja ia beli di kantin. Belum sempat meminumnya tiba-tiba seorang pria bak daddy menabraknya dari depan. Hingga bubble tea tersebut tertumpah-tumpah mengenai baju pria itu, alih-alih meminta maaf justru pria itu malah marah-marah.

"Jalan pake mata dong lo. Main nabrak aja, liat nih baju gue basah kan"

"Dih nyalahin orang. Sendirinya yang lari-larian dahal"

"Bacot" balas pria itu sambil membuka hoodie hitam yang di pakainya. Setelah terbuka lalu di lempar tepat mengenai dada Gulf.

"Gamau tau lo harus cuci tuh baju"

"What? Ga, gamau. Cuci aja sendiri orang lo yang salah" balas Gulf tak mau kalah dan melempar kembali kepada pemiliknya namun bukannya Mew menangkapnya justru hoodie tersebut di biarkan tergeletak di atas lantai. Gulf pun pergi meninggalkan Mew dalam keadaan marah, mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

Baru tiga langkah Gulf berjalan tangan besar Mew meraih bahu dan membalikan tubuh Gulf hingga sekarang keduanya sama-sama saling berhadapan

"Apasi" ucap Gulf menghempaskan tangan Mew kasar.

"Gue baru inget. Lo kan yang namanya Kana"

Gulf menjawab dengan menjengahkan matanya melipat kedua tangannya di dada

"Terus apa hubungannya sama lo?"

"Jadi lo yang gue chat semalem?"

Gulf diam sejenak berpikir tentang apa yang terjadi semalam setelah sadar ia membuka matanya lebar-lebar "What? jadi itu.. Ih najis" balas Gulf bergidik kemudian memutar tubuhnya siap berlalu dari hadapan Mew

"Tunggu"

Belum sempat Gulf melangkah lagi-lagi suara menyebalkan itu memanggilnya "Apalagi sih"

Mew merogoh saku celananya memperlihatkan satu klip yang mana Gulf sedang berciuman bersama seorang wanita tepat di toilet kampus.

"Kejadiannya tadi pagi" kata Mew santai.

Gulf terkejut ia berusaha meraih ponsel Mew namun Mew mengangkat tangannya hingga Gulf pun merjinjit lucu untuk meraihnya.

"Hapus ga?"

"Ga"

Gulf masih berusaha meraih ponsel Mew, tetapi pria bertubuh atletis itu enggan memberikannya.

"Ih hapus" Gulf melompat-lompat kecil menggapai genggaman tangan Mew yang kuat menyekal ponsel tapi lagi dan lagi sang empu menghindari serangan Gulf.

"Gue hapus. Tapi sebagai gantinya lo harus mau jadi kacung gue"

Perkataan Mew membuat Gulf berhenti dari aksinya Gulf melotot menjawab "Gamau" sambil menghentakan kakinya. Sangat lucu

Detik berikutnya ia kembali untuk mengambil ponsel Mew. Alih-alih mendapatkannya justru handphone Mew malah terjatuh hingga layarnya pecah habis. Dan sebagian ada yang terbuka memperlihatkan bagian dalam ponsel

"Yah....maaf" Gulf membungkuk untuk mengambil sisa-sisa kerangka dari ponsel Mew. Matanya menunduk merasa bersalah atas apa yang ia lakukan.

Mew mengulum senyum ia menatap Gulf tajam tanpa kata. Melihat apa yang akan Gulf lakukan setelah ini.

Gulf ragu-ragu untuk mendongak. Ia takut jika Mew akan memukulinya habis-habisan. Terlintas rasa bahagia sedikit mengetahui fakta bahwa ponsel Mew mati, itu artinya tiada lagi aib yang akan Mew sebarkan untuk mengancamnya. Namun disisi lain ia juga takut Mew akan menuntutnya untuk membelikan ponsel baru bermerek apel digigit itu. Sedangkan Gulf sebagai mahasiswa kere jangankan untuk membelikan Mew ponsel baru untuk makan pun terkadang Gulf harus mengirit. Hanya mie instan itulah makanan sehari-harinya.

Setelah berpikir cukup lama Gulf perlahan-lahan mengangkat kepala menunjukan deretan gigi rapihnya di iringi tertawa bodoh "Maaf hehe"

"Maaf doang ga cukup" balas Mew dingin.

"Gue ga sengaja"

"Gue ga peduli"

"Tapi kan... Oh gini deh lo sekarang mau apa gue beliin tapi jangan mahal-mahal" Gulf menjeda sedikit kata-katanya "Gue ga punya duit" lanjutnya hampir tidak terdengar

Mew mengangkat sedikit sudut bibirnya ia melipat kedua tangannya di dada menjawab

"Lo ga perlu ngeluarin duit"

"Hah?! Beneran?" balas Gulf dengan mata berbinar "Jadi lo mau gue ngapain? ayo ngomong"

"Jadi kacung gue"

"What? Ga. Gamau"

"Yauda gantiin"

Ini adalah pilihan yang sulit. Di lain sisi Gulf tidak memiliki cukup uang untuk membelikan Mew ponsel baru tetapi ia juga tidak mau jika harus menjadi kacung Mew. Arghhh menyebalkan!

"Ayolah, ini penawaran menarik sebelum gue berubah pikiran" goda Mew.

"Ada yang lain ga?"

"GA" jawab Mew cepat

"Yauda" final Gulf pasrah tertunduk lesu

"Yauda apa?"

"Gue mau jadi kacung lo. Tapi dengan satu syarat" pinta Gulf

"Apa?"

"Lo harus hapus tuh klip"

"Sepakat" balas Mew mengulurkan satu tangannya dan di balas mantap oleh Gulf.

Mew meraih ponsel rusaknya di tangan Gulf, mencabut sim card dan memory cardnya kemudian membuang ringan ponsel yang sudah tidak berguna itu.

"Malam ini lo ke apartemen gue"

"Ga. Mau ngapain" sewot Gulf

Mew menjengahkan matanya menoyor kening Gulf menggunakan telunjuknya. "Katanya mau hapus video? apa mau gue simpen aja?" ucapnya hendak memasukan sim card dan memory ke dalam saku celananya.

Gulf segera meraih tangan Mew merebut card hitam itu "Gue ga bodoh. Bisa aja tar lo salin kan"

Mew menggelengkan kepalanya sambil memutar mata "Yauda lo pegang aja" Mew mengambil hoodie yang sejak tadi terkapar di atas lantai melemparnya tepat mengenai wajah Gulf.

"Cuci sekalian. Jangan lupa nanti malem" kemudian melengang pergi meninggalkan Gulf begitu saja.

Gulf mendengus, ia meremat hoodie Mew lalu menghentakan kakinya kesal.

"Kenapa gue harus berurusan ama orang nyebelin kaya dia sih astagaa" frustasi Gulf menengadahkan kepalanya ke atas kemudian berlalu pergi meninggalkan cairan bubble tea yang sudah meleber di atas lantai karena ulah Mew.

SI BATU BIKIN BETE (SNS&AU)SELESAI⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang