O4

97 16 2
                                    

Anonymous chat 🤖

Hai.
Boleh kok.
Eh orangnya mana nih.
Aelah, malah ilang.

Eh, sorry
Tadi dipanggil keponakan buat masakin mie.

Jadi ga nih curhatannya?
Gue kok nungguin yah?

Jadi!
Cuman mau curhat gitu, gue capek banget tiap hari dibandingin sama anak tetangga.
Mama gue bilang, gue gak memenuhi ekspektasi dia.
Padahal kan gue udah berusaha banget.
Apasih salahnya kalau gue milih jalan gue sendiri?
Gue juga bukan anak kecil?

Oh, gue ngerti.
Gue juga ada diposisi Lo sih.
Diragukan gitu keputusan gue.
Gue gatahu seberapa berat masalah Lo sekarang.
Keep strong ya!
Terus berusaha, pilih jalan yang lo mau.
Yang ngejalanin kan Lo sendiri.
Bukan mama, papa, atau tetangga Lo.
Semangat!

Makasih
Makasih banget udah mau dengerin bacotan gue.
Mau mutualan ga?

_____

Madya langsung memukul kepalanya. Kok ngajak orang ga dikenal buat mutualan?

Tapi kan, orang asing itu lebih gampang buat diajak cerita, apalagi dari online. Tahu wajahnya saja tidak, gimana mau cepuin ke teman-temannya.

Tapi apakah dia mau nerima permintaannya untuk bermutualan bersama? Rasanya tidak mungkin. Padahal dia itu kriteria teman yang sesuai untuk diajak curhat.

"Kenapa Tante?"

Madya langsung menoleh ke samping, ke arah Aleta yang menatapnya. "Ngga kenapa-kenapa, lagi pengen melamun aja."

"Aneh."

"Dih! Orang aneh ga usah ngatain aneh ke orang lain." Ia langsung memukulnya dengan  garpu yang dipakai untuk makan mie tadi.

"Rambut gue anjir, ntee. Baru tadi pagi sampoan. "

"Ya gapapa, lumayan bau mie, terobosan baru aroma sampo." Jawab Madya sambil terkekeh, ia merapikan rambut Aleta.

"Tapi serius nih nte, Lo kenapa?"

"Gapapa, serius. Cuman mikirin ada tugas apa aja besok soalnya gue nginep disini, takutnya kelupaan."

"Lo datang pagi-pagi ke sekolah tuh manfaatin kak! Buat aja disekolah."

"Ini dikatakan oleh seseorang yang mengaku sebagai malaikat." Aleta langsung cemberut ketika menatap wajah sarkastik dari Madya.

"Ah, Lo mah ga asik."

"Ga peduli, "

"Tapi serius, Tante tuh keren banget, bisa gitu ga tergoda ngerjain tugas dikelas. Kok bisa?"

"Gue ga kayak Lo sih, dari kecil udah disiplin."

"Ya."

Madya langsung tertawa melihat wajah keponakannya yang memandangnya dengan ekspresi, apa ya? Semacam ilfil gitu.

"Mulai sekarang gue yang ngedidik lo, orangtua lo tuh terlalu memanjakan lo, jadi langkah pertama, cuci piring yang benar dulu. Nanti gue cek udah bersih apa belum. Pertama-tama ambil semua cucian piring ini lalu cuci. Cepat!"

Anonymous✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang