Angkanya cantikk!
Vote dulu, bisalahh!________________________
Kata-kata Galih masih terngiang-ngiang dikepala Madya. Bersikap seperti biasanya, anggap tidak ada yang terjadi. Tetap seperti biasanya.
Tapi susah!
Memang benar, bicara itu gampang, tapi prakteknya benar-benar sulit dilakukan. Coba, siapa yang bilang ini gampang? Sini kepalanya, biar Madya gampang mukul pakai gagang sapu, biar terasa kasih sayang seorang ibu.
Ibu cabang Asia tentu saja.
Dia melihat Julian sekilas saja langsung ingat kejadian tadi pagi. Dan otomatis wajahnya pasti akan berubah seperti kepiting rebus. Merah, seperti habis diguyur Marjan rasa pandan. Dan tentu saja ia akan menutup wajahnya.
Jujur, dia rasa ini bukan dirinya.
Dia jadi teringat isi curhatnya, bagaimana flirtynya dia, beberapa gombalan yang ia berikan untuk membalas gombalan cringe dari Julian.
Hiiii! Jangan dibahas!
Dia saja tidak tahan kalau disuruh mengingat itu semua. Eww.
Tapi, sekarang dia pengen sekali melihat Julian. Biasanya dia akan berkunjung ke kelas setidaknya sekali dalam sehari. Mereka akan mengobrol panjang, tertawa lebar, dan Madya pasti akan menawarkan tukang cukur terbaik untuk memotong rambutnya yang akan dibahas bercanda oleh Julian.
Moodnya kenapa sih?
Kenapa labil sekali. Tadinya malu, sekarang kangen, nantinya apa? Marah-marah?
Madya mendongakkan kepalanya ke jendela, masih berharap Julian datang. Tapi kalau dia datang, lalu apa? Pasti yang pertama dia lakukan itu tertawa, seperti yang Galih lakukan.
Ih! Gak!
Dia tidak sanggup membayangkannya. Keduluan rasa malunya menyeruak dan membuatnya merinding. Ih! No!
Tapi, Julian masih dibawah Galih kalau dibidang keisengan. Dia jarang jahil ke Madya. Tidak mungkin dia akan menertawainya, dia juga harusnya malu karena DM anehnya itu! Dia pasti merasa cringe juga kan ya?
Ketika Madya masih sibuk dengan pemikirannya, tiba-tiba susu coklat dingin menempel dipipinya, ia langsung terkejut dan mendongak. Hahh, Hanya Galih.
Loh? Kenapa dia terdengar kecewa?
"Orang bucin begini ya kelakuannya?" Tanya Galih sinis, ia langsung duduk disamping Madya, yang kebetulan kursi disampingnya kosong, karena oknumnya ke kantin. Ya bagaimana ya, ini kan jam istirahat. Siapa yang bakalan terdiam dikelas setelah beberapa jam dicekoki pembelajaran? Eh kecuali Madya dan makhluk sejenis Madya, yang lebih suka bawa bekal atau menahan laparnya karena malas ke kantin.
Ramai.
Berdesak-desakan.
Tidak banget.
"Tuh, susu dari ayang online, awokwokowk. Ayang online." Madya langsung memukul kepala Galih dengan kesal. Iseng banget.
"Minum aja gih, ga ditambahin pelet kok. Lo tidak seistimewa itu buat dipelet." Madya hanya mengelus dadanya sabar. Tuhan pasti salah ambil pas mau memasukkan roh ke tubuh Galih, dikiranya memasukkan roh manusia, malah salah ambil, beliau mengambil setan. Makanya lahir manusia seperti dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anonymous✔️
Fiksi Penggemar[Jooyeon x Maya] Daftar Perintah /Find untuk cari partner /exit untuk keluar Madya yang sulit bergaul dengan orang lain, dan sekarang teman-temannya malah sibuk dengan pacar mereka, menjadi terpengaruh untuk menggunakan bot Anonymous yang ia temuka...