O11

48 13 0
                                    

Julian (11 IBB2)

Eh? Sama-sama.
Gue minta maaf itu😅
Yang penting Lo maafin.

Okay!
Gue maafin.

Okay makasih.

Okay!

________________________________





"Ciee, kita kapelan."

Madya hanya menghela nafasnya. Kalau bukan gara-gara Hans---panggilan kesayangannya untuk kucing gembrotnya Aleta---- yang dengan pintarnya menumpahkan minyak kayu putih ke tasnya sekarang maka dia tidak perlu memakai tas lamanya yang ia beli bersama dengan Rika, dengan alasan mempererat persahabatan.

Jika diingat-ingat jadi sedikit cringe juga ternyata.

Dan herannya kenapa sampai sekarang dia terus memakainya? Itu sudah lewat dua tahun yang lalu. Kan jadinya sekarang malah seperti kembali ke kelas sembilan SMP.

Untung saja warna tasnya itu sedikit berbeda, Madya berwarna ungu muda sementara Rika berwarna kuning. Setidaknya mereka berdua masih terlihat berbeda lah.

"Tumben datang pagi?" Tanya Madya. Rika termasuk kaum pemalas yang rekor catatan terajinnya itu, tiga puluh menit sebelum bel. Alasannya simpel sih, malas berada disekolah lama-lama.

"Tadi tumben diajak doi berangkat bareng. Pengen ngumpat sih, soalnya dia ngajaknya selalu pas dia dapat jam olahraga doang. Sisanya mah, nunggu inisiatif sendiri-sendiri buat ngajakin barengan."

Madya menganggukkan kepalanya, mengisyaratkan bahwa dia paham yang dimaksudkan oleh Rika.

"Punya pacar kok penakut gitu. Hih." Madya hanya mendapatkan tatapan sinis dari Rika. Kalau dipukul, ntar jiwa-jiwa Rangda girahnya keluar. Ini masih pagi soalnya.

"Malini sama Julian putus lhoo."

Madya hanya mendelik, lalu melanjutkan perjalanannya kekelas mendahului Rika. Dia tidak peduli juga dengan hal demikian. Apalagi menyangkut dengan Julian.

Okay, dia memang memaafkan tingkah laku Julian tiga hari yang lalu, tapi tetap saja dia selalu berusaha untuk menghindari orang itu, terlalu malas untuk untuk berinteraksi dengan manusia yang satu spesies dengan Aleta, Galih, dan Lily.

Pasti hanya akan memperburuk kesehatan mentalnya.

Dan tentu saja, dia tidak menikmati gosip yang berhubungan dengan percintaan. Hanya akan membuatnya terdengar mengenaskan.

"Saingan lo ilang. Wkwkkw." Madya langsung memukul punggung Rika. Stres banget dia suka sama makhluk astral seperti Julian.

"Sensian Mulu sih, awas nanti jodoh lhoo. Itu yang sering lo bilang ke Lily sama Galih, jangan sampe jilat ludah sendiri aja."

Madya langsung melengos masuk kekelasnya meninggalkan Rika yang sekarang tertawa terbahak-bahak. Moga aja pacarnya lewat, biar bisa dia mampusin.

"Karena Rio belum datang nih, gue saranin Lo buat ga terlalu gengsi untuk berinteraksi dengan orang kayak Julian. Temenan sama Lily dan Galih dari SMP tuh buktinya. Meskipun Lo tuh selalu stres lihatnya, tapi lebih banyak ketawa kan?"

Anonymous✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang