Hening.
Kini Jihyo menatap Younghoon dengan tatapan bingungnya. Harus apa dia sekarang? Diam atau menenangkan?
"Itu cuman mimpi," ucap Jihyo sambil berjalan kembali ke sofa dan duduk disana.
Younghoon berdiri dan berjalan keluar dari ruangan ini. Mencari kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Sementara Jihyo mengecek ponselnya entah ke berapa kali sejak tadi malam.
"Rosè kemana, sih. Kenapa chat gue gak dibales-bales. Jangan bilang dia masih ada disini." Jihyo menggigit jarinya.
Takut teman-temannya melakukan hal aneh di tempat ini. Namun sepertinya, malah dia yang melakukan hal aneh disini, berada di satu ruangan dengan laki-laki berandal bernama Younghoon.
"Minggir, lo dikasur sana." Younghoon baru datang dan tiba-tiba mengusirnya dari sofa. Jihyo melirik laki-laki itu dan berdecih, tapi tetap menuruti dari pada harus berdekatan di ruangan remang-remang ini.
Bruk!
Baru Jihyo ingin duduk di pinggir kasur, namun langsung terkejut karena suara dari luar di pintu ruangan yang terkunci ini. Jihyo menoleh kearah Younghoon karena merasakan laki-laki itu juga sama terkejutnya.
Younghoon menghampirinya, lalu tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang. Jihyo jelas terkejut dan memberontak.
Sampai akhirnya laki-laki itu membisikkan sesuatu di telinganya. "Sstt, jangan berisik. Kalau itu polisi, kita bisa dibawa ke kantornya."
Tentu Jihyo makin panik karenanya, bahkan kini meremas pergelangan tangan Younghoon yang tengah membekapnya.
Younghoon membalikkan badan Jihyo secara paksa. Mau tak mau mereka kembali dalam posisi yang sama seperti tadi malam.
Tapi kali ini Jihyo menatapnya secara suka rela.
"Dengerin gue," titah Younghoon, menatap mata Jihyo dengan tatapan tajam seperti biasanya.
"Kalau nanti ditanya tentang apa aja, lo jawab kalau gue yang bawa lo kesini, bilang lo gak tau apa-apa dan gue yang mabuk langsung maksa lo kesini. Disini gak ada CCTV kecuali di parkiran, jadi semuanya aman. Kalau lo bilang apa yang gue suruh, gue jamin lo akan baik-baik aja."
Jihyo menggeleng. "Gue gak mau, kalau nanti lo di penjara karena gue, gue bakal diapain lagi sama lo?"
Bruk! Tok tok tok!
Kali ini suara gebrakan itu diikuti oleh suara ketukan, Jihyo menutup mulutnya dengan tangannya sendiri lalu menatap Younghoon yang dengan tatapan tenangnya menatap pintu itu.
"Buka! Woy kita belum selesai senang-senang, sayang!"
Baik Younghoon maupun Jihyo sama-sama menaikkan alisnya. Jihyo lebih dulu menyadari situasi ini, bukannya itu hanya orang mabuk lainnya di Club ini?
Tawa Jihyo pecah, lalu menjauhkan dirinya dari Younghoon.
"Itu cuman orang biasa, dia mabuk!" kekeh Jihyo, menepuk tangannya beberapa kali karena merasa kejadian dan ekspresi mereka sangat serius beberapa waktu lalu.
Sementara Younghoon menatap Jihyo tajam dan menggertakkan giginya. Berjalan untuk membuka pintu, lalu..
Bugh!
Sontak Jihyo berhenti tertawa dan meneguk salivanya. Apa tawanya tadi mengganggu Younghoon?
Buru-buru Jihyo menghampiri mereka dan menarik lengan kemeja milik Younghoon.
"Udah. Kalau lo gak mau polisi beneran dateng kesini, kita di dalem aja, ya?" Jihyo menoleh pada Younghoon.
Sejujurnya, Jihyo agak kagum dengan ucapan Younghoon beberapa menit lalu, laki-laki itu membiarkan Jihyo menyalahkannya. Walau kenyataannya memang begitu.
Younghoon menutup pintunya dengan kencang, cukup untuk membuat Jihyo terdiam seribu bahasa.
"Lo tidur sekarang," kata Younghoon ke Jihyo yang masih menarik lengan kemejanya.
Jihyo mengerutkan alisnya. Kenapa Younghoon memintanya untuk tidur? Jangan-jangan laki-laki itu akan macam-macam kalau sampai Jihyo tertidur disini.
"Enggak, lo aja yang tidur. Lagian gue gak ngantuk," tolak Jihyo, berniat berjalan kearah sofa tepat sebelum suara Younghoon mengintruksinya.
"Tidur dan tutup mulut lo. Gue gak mau banyak ngomong sama cewek yang punya penyakit kepoan dan berujung lo nanya-nanya hal gak penting ke gue."
Decakan sebal tentu saja berasal dari Jihyo. Younghoon tetaplah Younghoon, laki-laki itu memang gila dan menyebalkan.
Akhirnya, Jihyo merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan selimut yang menutupi semua bagian tubuhnya. Matanya memerhatikan Younghoon yang tengah terduduk diatas sofa dengan mata terpejam.
Mungkin Tuhan waktu menciptakan Younghoon lagi senang dan membuat pahatan wajah itu, tapi terlalu senang sampai lupa memberikan sedikit akhlak atau sopan santun kepadanya.
"Gue bilang tidur, bukan merhatiin gue."
Pipi Jihyo memanas, ternyata sememalukan ini, ya? Tertangkap basah tengah memerhatikan lawan jenis? Rasanya, malu campur tak mau kalah.
"Enggak, orang gue lagi mikirin sesuatu. Gue lihat kesana karena penasaran sama lampu yang itu." Jihyo menunjuk lampu kelap-kelip yang ada di tembok tepat di atas sofa.
Sebenarnya perut Jihyo juga kelaparan sekarang. Tapi gak akan ada yang bisa dia makan di Club kayak gini. Jadi Jihyo memilih untuk tidur agar rasa laparnya tidak makin terasa.
•••
Sekitar jam setengah lima pagi, Jihyo terbangun. Matanya mendapati Younghoon tengah meneguk sebuah botol yang Jihyo yakini itu adalah alkohol.
Jihyo buru-buru bangun dari posisinya, berjalan kearah Younghoon, dan menarik botol itu secara paksa. Baru beberapa menit Jihyo tinggal tidur dan Younghoon mulai berulah lagi.
"Gila! Kalau lo mabuk terus macem-macem sama gue, gimana!" teriak Jihyo marah. Karena yang Jihyo tau, semua orang mabuk sama saja, tak ada yang bisa mengontrol diri.
PRANG!
Botol alkohol itu Jihyo lempar dan hancur berkeping-keping di lantai ruangan ini.
Sementara itu Younghoon tersenyum, menarik tangan Jihyo hingga terduduk dipangkuannya. Younghoon dengan iseng mencerukkan kepalanya ditengkuk Jihyo.
"Lo pikir gue bakal kayak gini?" tanya Younghoon, seraya merengkuh pinggang Jihyo.
Jihyo? Dia mematung merasakan hembusan nafas Younghoon ditengkuknya. Nafasnya kembali tak teratur.
Ternyata berhubungan dengan Younghoon selalu berhasil membuat Jihyo hampir mati karena penuh kejutan.
"Atau.. kayak gini?"
Cup!
Mata Jihyo terbuka lebar.
LAKI-LAKI SIALAN INI MENCIUM PIPINYA!
"Atau.."
Jihyo buru-buru berdiri. Lalu.
PLAK!
"Jangan kurang ajar, ya! Gue benci banget sama lo Kim Younghoon!" maki Jihyo tepat setelah menampar pipi Younghoon.
Setelah ini, sepertinya Jihyo benar-benar akan mati. Entah di bunuh dengan cara apa oleh laki-laki yang kini tersenyum mengejeknya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl : Love Story Begins [END]
FanfictionYounghoon terdiam, pelan-pelan mengelap tangannya yang lecet-lecet setelah ribut dengan anak sekolah lain ke celana bahannya sendiri. Matanya lagi-lagi mengerjap, mencoba memastikan keadaan perempuan kecil yang tengah terduduk bersandar di bawah poh...