Selesai menyiapkan diri sendiri. Jihyo duduk ditepi ranjangnya dan mengelus-elus kening Naya, membangunkan gadis kecil yang masih bermain di alam mimpinya itu.
"Naya, bangun yuk."
Beruntung, Naya ternyata mudah dibangunkan. Bahkan dia langsung mengambil posisi duduk dan mencari sesuatu diatas nakas.
"Susu untuk Naya dimana, Mom?" tanya Naya dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"Eh, susu? Naya minum susu?"
Jihyo mengerjapkan matanya bingung, memikirkan tentang susu yang dimaksud bocah kecil itu. Tadi malam dia sama sekali gak kepikiran tentang susu karena dia pikir Naya sudah tak meminum susu.
"Iya, Mom. Naya harus minum susu, soalnya kepala Naya pusing kalau gak minum," kata Naya, tampak kecewa diraut wajahnya.
Alhasil Jihyo jadi merasa bersalah dan gemas dengan ekspresi Naya diwaktu bersamaan.
"Aku beli di Warung dulu, ya? Naya tunggu disini aja. Biasanya susu coklat atau susu putih?" tanya Jihyo sambil bangkit dari tempat tidur.
Naya menggeleng dan menggenggam kelingkingnya dengan eksoresi menggemaskan. "Susu putih kalau pagi, tapi memangnya gak apa-apa?" tanyanya. Jihyo lantas tersenyum dan mengangguk.
"Iya, gak apa-apa. Naya nginap di Rumah aku, jadi Naya tanggung jawab aku sampai pulang." Jihyo mengambil cardigan miliknya yang digantung dibelakang pintu berwarna putih itu. "Naya takut sendirian, ya?" tebaknya.
Jihyo pikir, Naya menghentikannya agar tak ditinggal. Padahal Naya asal ucap aja seperti kata orang-orang dewasa disekitarnya, katanya sih namanya basa basi.
"Aku gak apa-apa kok, Mom. Naya disini aja main boneka, boleh 'kan?" tanya Naya sambil memasang senyumnya.
Sebentar Jihyo tampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk menyetujui ucapan Naya. Kemudian Jihyo keluar dari Kamarnya dan pergi ke Warung didepan komplek.
Bukannya bermain boneka seperti yang dia ucapkan, Naya malah menjelajahi setiap sudut di Rumah Jihyo.
"Mommy waktu kecil cantik, sama kayak aku." Naya tertawa kecil melihat foto yang dipajang di sekitar ruang tamu.
Sampai akhirnya, mata imutnya itu menangkap foto besar yang terpajang diatas televisi. Foto keluarga.
Sama dengan yang Younghoon lihat juga beberapa waktu lalu. "Ini pasti foto keluarga punya Mommy."
Naya duduk di sofa di depan televisi yang dalam kondisi mati. Begitu Jihyo masuk, Naya langsung menunjuk bingkai itu. "Itu foto keluarga punya Mommy, ya?" tanyanya.
"Iya, tapi Ayah aku udah kembali ke langit. Naya dari tadi penasaran sama itu sampai melongo disini?" tanya Jihyo sambil tertawa kecil.
Gadis kecil itu mengangguk kemudian tampak muram. "Sebetulnya Naya mau punya foto kayak gitu, tapi Daddy bilang gak perlu dan gak tau mau dipasang dimana. Padahal di dinding rumah itu gak ada pajangan apa-apa kayak disini."
Setelah pembicaraan itu, Naya langsung dimandikan oleh Jihyo lalu mereka makan bubur yang tadi sekalian Jihyo beli saat membeli susu.
"Naya tau gak? Kamu mirip sahabat aku waktu dulu. Sampai sekarang aku gak pernah ketemu dia lagi, tapi sebagai gantinya aku seneng bisa ketemu sama Naya." Jihyo tersenyum kearah gadis kecil itu.
"Sahabat itu apa, Mom?" tanya Naya. Jihyo melipat bibirnya, mencari jawaban yang tepat dan bisa diterima oleh anak kecil seperti ini. "Sahabat itu orang yang udah kita kenal lamaaa banget, terus kita nyaman sama dia."
Naya tampak mengerti karena mengangguk-anggukkan kepalanya. "Berarti Mommy sahabat pertama Naya. Naya nyaman sama Mommy."
Jihyo tertawa pelan. "Tapi Naya sama aku baru kenal beberapa waktu lalu. Lagian kayaknya Naya gak tau nama aku siapa, ya 'kan?"
"Aku tau kok-"
Jawaban Naya terpotong karena ketukan pintu utama rumah Jihyo. Jihyo buru-buru bangkit dan membukakan pintunya.
"Aduh lama banget sih bukain pintunya! Gue disuruh bawain martabak buatannya, nih." Rosè menyodorkan plastik itu dan setelah diterima oleh Jihyo, Rosè menyelonong masuk ke dalam rumah Jihyo.
Tapi begitu melihat seorang anak kecil dikursi meja makan, Rosè langsung terbelalak.
"OMG! JIHYO INI ANAK SIAPA YANG LO BAWA KESINI!"
Bahkan setelah diperhatikan lagi, Rosè hampir pingsan karena mengetahui Naya adalah gadis kecil yang sama difoto dengan headline terkenal di web sekolahnya, anak kecil ini adalah anak Younghoon!
Jihyo mendudukkan Rosè dikursi meja makan, mengipasi Rosè dengan tangan kanannya yang dia naik turunkan.
"Tenang, tenang. Tarik nafas, buang." Jihyo mengintruksi Rosè, lucunya Rosè juga mengikutinya.
Naya geleng-geleng kepala dan dengan santai melanjutkan makannya. Dia sudah gak kaget lagi, ternyata semua orang besar memang selalu bereaksi selebay ini. Entah teman Daddy-nya ataupun teman Mommy-nya.
"Halo, Aunty. Selamat pagi," sapa Naya dengan malas.
Rosè meneguk salivanya susah payah. Gadis cantik dan imut itu rupanya memang hidup dan bukan boneka. "Oh, hai. Selamat pagi juga!"
"Mommy, Naya udah selesai makan dan sekarang Naya mau ke kamar aja. Kayaknya Aunty mau obrolin sesuatu yang penting," ucap Naya sambil turun dari kursinya dan tersenyum sebelum meninggalkan meja makan.
Oke, ini serangan jantung yang kedua bagi Rosè.
"Demi martabak kemanisan yang dibuat Nyokap gue, ternyata lo Ibunya?" panik Rosè tapi berbisik agar Naya tak mendengarnya.
Belum sempat Jihyo menjawabnya, Rosè lebih dulu menatapnya lebih serius.
"Gimana bisa? Kapan lo deket sama Younghoon? Kapan bikinnya? Dan-"
Jihyo membungkam Rosè dengan tangannya. "Berhenti ngomong yang macem-macem, semua yang ada di otak lo itu gak pernah sekalipun terjadi," bisik Jihyo balik.
"Gue tau ini aneh banget, tapi kayaknya memang sekarang gue jadi Ibunya. Gue juga gak paham sebetulnya nasib hidup gue ini gimana," lanjut Jihyo sambil duduk dikursi sebelah Rosè, menepuk keningnya sendiri dengan dramatis.
Rosè memegang bahunya dan menatap Jihyo dalam-dalam. "Lo harus buang kesialan di orang pinter, hyo!"
"Lo tau kan kalau Younghoon itu nomor urut pertama untuk orang yang harus dijauhin?"
Ya, Jihyo tau. Tapi ini bermula karena dirinya juga yang terlalu penasaran.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl : Love Story Begins [END]
FanfictionYounghoon terdiam, pelan-pelan mengelap tangannya yang lecet-lecet setelah ribut dengan anak sekolah lain ke celana bahannya sendiri. Matanya lagi-lagi mengerjap, mencoba memastikan keadaan perempuan kecil yang tengah terduduk bersandar di bawah poh...