Jihyo menutup mulutnya yang kini menganga lebar sementara Yugyeom menggelengkan kepalanya.
"Pisahin!" Jihyo berteriak ke Yugyeom, kenapa laki-laki ini dengan santai melihat perdebatan dua orang itu, terutama di dalamnya juga melibatkan salah satu temannya.
"Kalau gue ikut, makin panjang masalahnya. Lo gak tau 'kan? Kalau Taeyong itu inti pasukan Sekolah Galaksi? Dia sama bahayanya kayak kita. Intinya, lo gak boleh deket-deket sama dia lagi setelah ini."
Apa? Jihyo tertawa pelan.
"Meski begitu, kalian yang mulai duluan! Gue mau pulang sendiri!" teriak Jihyo mendorong Yugyeom dan membuka pintu mobil di sebelahnya.
Tapi begitu turun, Younghoon sudah berdiri di depannya.
"Kelakuan lo gak ada habisnya, ya. Nyusahin orang tau lo?" Younghoon menatapnya tajam dan mendorong Jihyo masuk kembali ke dalam mobil tanpa menutupnya.
"Gak ada yang minta kalian kesini. Kalian memang suka nyari masalah aja, terutama lo." Jihyo menunjuk Younghoon, kesal sampai ke ubun-ubun karena laki-laki jangkung itu.
Persetan sama peraturan tak tertulis. Sejak awal Jihyo-pun sudah mengibarkan bendera perang ke kelompok preman gila ini.
Keributan itu masih berlangsung, tanpa ada yang berniat memisahkan. Mingyu dan Taeyong bahkan sudah babak belur dibagian yang berbeda-beda.
"GILA! Kalian harus pisahin! Ini bukan adu ayam!" pekik Jihyo, tak tahan mendengar dan melihat keributan itu.
Sementara dua orang di kanan dan kirinya tenang-tenang saja, seolah sedang menyaksikan sebuah film menarik.
Jihyo menyikut perut Yugyeom dan menerobos keluar, meski langsung dihadang oleh Younghoon, lengannya dicekal oleh laki-laki jangkung itu.
"Lepasin! Kalau kalian gak mau pisahin, biar gue yang pisahin!" Jihyo mendorong Younghoon dengan semua kekuatan yang dia punya.
Ajaibnya berhasil, tidak seperti sebelum-sebelumnya. Lalu, Jihyo berlari kearah mereka menarik Taeyong yang tadi memegang kendali ajang pukul-pukulan itu karena berhasil menduduki Mingyu dan menghajarnya habis-habisan.
"Kayaknya yang gila itu cewek." Yugyeom ternganga sendiri melihat Jihyo yang masih berusaha menyelesaikan kegiatan tak berguna itu.
Younghoon sebenarnya juga ikut heran. Kalau Jihyo bisa lari untuk mencari bantuan atau pulang, kenapa dia malah masuk dan langsung memisahkan mereka? Juga, Younghoon baru sadar kalau perempuan itu tak pakai alas kaki, alias nyeker.
Yugyeom turun dari mobil, berniat untuk menarik Jihyo sekaligus menghentikan mereka berdua. Tapi Younghoon menahannya.
"Biarin aja, kita lihat dia bisa tahan misahin mereka sendirian."
"Minggir. Gue takut-"
Bugh!
Mingyu yang gak lihat kalau ada Jihyo di belakang Taeyong, tanpa sengaja malah meninju lengan Jihyo.
"Aw!" Jihyo terduduk diatas tanah, memegang lengannya yang terasa amat sakit.
Taeyong berdiri dari atas Mingyu, dia menunduk dan melihat kondisi Jihyo. "Mana yang sakit? Baru gue mau bilang ke lo, jangan ikut-ikutan!"
"Selesai. Karena lo yang akhirin, dia pulang sama gue," kata Mingyu, meringis merasakan sudut bibirnya yang koyak.
"LO MUKUL DIA, SIALAN! Kalau pun pulang sama lo, kalian harus ke Rumah sakit dulu!" geram Taeyong.
Sementara mereka yang ribut tentang Jihyo. Jihyo sendiri malah terdiam dengan air mata yang menggenang dipelupuk matanya.
"Iya, gue pastiin kita ke Rumah sakit dulu." Younghoon menengahi Mingyu dan Taeyong yang hampir memanas lagi.
Taeyong menghembuskan nafasnya, sebelum akhirnya menggendong Jihyo dan berjalan ke mobil putih itu.
Mingyu menggelengkan kepalanya sambil menoleh kearah Younghoon yang tengah berdecak. "Biasa, romansa anak muda. Lo gak pernah ngalamin, 'kan?" ledek Mingyu meski sebenarnya kesakitan disekujur tubuhnya.
"Romansa anak muda apa, kalah kok karena ceweknya dipukul." Younghoon merendahkan dan berjalan meninggalkan Mingyu.
Setelah Taeyong mengendarai motornya dan pergi, Jihyo masih diinterogasi oleh mereka bertiga. Ehm, ralat. Hanya mereka berdua (Mingyu dan Yugyeom)
Younghoon hanya berdiam diri, melipat kedua tangannya di depan dada lalu memperhatikan wawancara antara mereka.
"Terakhir, kenapa lo bisa kenal Taeyong?" tanya Yugyeom.
Lantas Jihyo menunjuk Younghoon. Younghoon mengangkat alisnya. "Karena dia nurunin gue di Jalan waktu itu. Habis itu, kita kenalan di Jalan waktu dia anterin gue."
"Jadi, lo mau aja dianter sama orang yang gak lo kenal?" tanya Mingyu, sambil sibuk membersihkan darah dari sudut bibirnya.
"Gue gak tau jalan itu dan dia dengan enaknya nurunin gue di sana," tekan Jihyo, menatap Younghoon dengan emosi.
"Besok-besok lo gak boleh jalan atau ketemu sama dia lagi," final Younghoon.
"Tapi dia lebih baik daripada lo semua," ucap Jihyo tanpa berpikir.
"Yugyeom, lo urus Mingyu. Biar dia balik sama gue," kata Younghoon, menarik tangan Jihyo untuk turun dari dalam mobil milik Mingyu ini.
Jihyo melepaskan tangannya dari Younghoon. "Sakit tau! Ini tangan yang kena tonjok temen lo!" amuknya. Sementara Younghoon masa bodo aja kelihatannya. "Gak ada yang nyuruh lo loncat kesana dan sok-sokan misahin."
Seseorang tolong Jihyo, dia tekanan batin setiap berada di dekat Younghoon.
Tapi kali ini Younghoon membukakan pintu untuknya.
Sepanjang perjalanan, Jihyo memilih membalas pesan-pesan dari Eunha.
Una
|U dmna?
|W udh kyk org strss sndrian
|Kyk org gk pnya tmn
20:12|DMNA SIH!
|UDH 30 MNIT!
20:46|LO DIMANA!
20:53|LO DIMANA!
21:01|UDH BLIK Y?
|GK STIA KWAN!
21:22Na! Maaf ya|
Gue tadi ketiduran di Balkon|
Niatnya ngadem doang, asli!|
Eh malah terlalu nyaman :))|Jihyo meringis merasakan lengannya yang tiba-tiba terasa ngilu.
"Makanya, lain kali gak usah jadi sok jagoan. Mereka lebih paham daripada perempuan sok tau yang tiba-tiba masuk dan mau misahin," sindir Younghoon.
"Dari pada lo, cuman nontonin doang," kata Jihyo kesal.
"Gemilang sama Galaksi gak pernah akur. Jadi dari pada kedepannya lo malah jadi bom waktu, mending jauh-jauh dari cowok tadi dan siapapun anak Galaksi lainnya."
Jihyo terkekeh pelan. "Tau gak, siapa yang harus paling gue jauhin? Jawabannya itu lo, Kim Younghoon."
Younghoon tersenyum. "Bagus kalau lo tau. Tenang aja, gue gak akan ngusik lo kalau lo jadi murid biasa."
"Tapi gak lagi, gue terlanjur masuk. Jadi kenapa gak gue cari tau semua tentang lo?"
Kini hening. Jihyo memang sembarangan dan berani-beraninya membangunkan singa yang tertidur.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl : Love Story Begins [END]
FanfictionYounghoon terdiam, pelan-pelan mengelap tangannya yang lecet-lecet setelah ribut dengan anak sekolah lain ke celana bahannya sendiri. Matanya lagi-lagi mengerjap, mencoba memastikan keadaan perempuan kecil yang tengah terduduk bersandar di bawah poh...