Bab 4

329 89 29
                                    

Jihyo memencet tulisan 'Hapus postingan' tepat di depan mata Younghoon. Laki-laki itu sontak tersenyum.

"Telat, gue udah keburu dapet surat ini."

Younghoon menyodorkan sebuah surat peringatan yang di dapat jam istirahat tadi. Jihyo mematung, mati dia, sekarang laki-laki disampingnya ini mungkin akan memukulnya, memutilasi, dan dibuang ke aliran sungai.

Hening.

Tiba-tiba tangan Younghoon mengambil ponsel Jihyo dengan cepat, selanjutnya menyimpannya di saku celana.

"Eh, handphone gue!"

"Ini setara sama surat peringatan karena video yang lo sebar kemarin," ucap Younghoon tanpa dosa.

Lalu, apa urusannya dengan Jihyo! Lagi pula itu kesalahan Younghoon sendiri, karena memukul dan menendang anak orang sembarangan.

"Tapi-"

"Keluar," potong Younghoon.

Mata Jihyo membulat sempurna. Sebenarnya Younghoon itu gila atau apa? Terus bagaimana dengan ponselnya?

"Kembaliin dulu, gue gak mau keluar sampai lo balikin," ucap Jihyo memberanikan diri.

"Ya udah, lo mau ikut gue pulang?"

Pertanyaan santai dari Younghoon membuat Jihyo melirik kearahnya. Perempuan itu benar-benar kehabisan kesabaran.

Tadinya Jihyo pikir hanya ancaman, tapi mobil itu benar-benar dijalankan oleh Younghoon.

"Eh, berhenti! Motor gue!"

"Tadi lo gak jawab gue, jadi kalau gak jawab pasti lo gak nolak, 'kan?" tanya Younghoon tenang. Bukannya berhenti, malah semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Jihyo jelas semakin panik. Persetan dengan motornya, sekarang pertanyaannya, dia mau dibawa kemana sama laki-laki gak bisa ditebak ini? Masih untung kalau diturunkan ditengah jalan, gimana kalau benar-benar ke Rumahnya dan Jihyo dibunuh disana?

Gak ada yang tahu.

"Tolong, gue mohon berhenti," minta Jihyo dengan suara memohon, menoleh dan menyatukan tangannya seolah menyembah Dewa.

Hening.

Sepanjang jalan Jihyo terus memohon, sampai akhirnya mobil ini berhenti tepat di depan sebuah Halte kotor dan terlihat tak terpakai.

"Gue kabulin permohonan lo. Sekarang turun, atau gue gak pernah turunin lo lagi."

Younghoon bajingan gila!

Di tempat macam apa dia sekarang? Jihyo gak pernah tau jalan ini, ini lebih seperti pinggiran kota dengan penduduk yang jarang.

Bahkan Jihyo hanya bisa lihat satu dua motor yang lalu lalang di Jalan ini.

"Ini dimana? Lo yakin gue bisa nemu ojek di sini?" tanya Jihyo, memelankan suaranya. Berharap Younghoon mau mengantarnya sampai setidaknya ke tempat yang ramai dan banyak fasilitas umum.

"Turun."

Satu kata itu menghancurkan harapan Jihyo. Kalau dia jadi gembel setelah ini karena tidak menemukan jalan pulang, salahkan Younghoon.

Dengan kesal Jihyo keluar dari mobil milik laki-laki itu, lantas membanting pintunya secara tak sengaja dengan keras.

Younghoon menggelengkan kepalanya dan langsung tancap gas, sementara Jihyo deg-degan karena takut Younghoon lebih menyengsarakannya.

"AHHHH, MATI LO KIM YOUNGHOON!" maki Jihyo, menendang batu kerikil yang ada di depan sepatu putihnya.

Gak ada ponsel, pangkalan ojek, ataupun seenggaknya manusia di tempat sepi ini.

Jihyo terduduk dipinggiran trotoar, memeluk kakinya dengan harapan kembali melihat motor lewat untuk minta tumpangan sampai pangkalan ojek terdekat.

Sampai sebuah motor hitam berhenti di depannya.

"Anak Gemilang, ya? Kenapa bisa kesasar sampai sini?"

Jihyo jelas sumringah, ini bagai Oasis di padang pasir. "Oh, hai. Iya, gue diturunin disini sama orang gila," ucapnya, seraya berdiri dengan memasang senyumnya.

Laki-laki dengan jaket kulit ini ikut tersenyum. "Ayo gue anter pulang, di sini rawan penjahat. Lo bisa percaya gue, kok."

Terserah, masa bodo kalaupun dia pergi dari sini dengan penjahat sekalipun. Daripada mati konyol di tempat terasing ini.

"Iya, gue percaya. Tolong banget ya."

Setelah beberapa kali basa-basi, akhirnya Jihyo naik keatas motor milik laki-laki itu. Motor ini kayak yang sering Jihyo lihat di TV, motor cowok dengan tinggi yang buat dia susah duduk di sana.

"Lo boleh pegang jaket gue. Oh iya kenalin, gue Taeyong. Nama lo siapa?"

Setelah bertanya, laki-laki yang mengaku bernama Taeyong itu mulai menjalankan motornya. Jihyo menimbang-nimbang untuk membalasnya.

"Gue Jihyo," balasnya, anggap aja sebagai terima kasih karena udah mau membantu Jihyo keluar dari tempat sepi itu.

"Sebenernya gue dari SMA Galaksi, tempat tadi biasanya buat anak-anak geng sekolah gue kumpul. Kok lo bisa nyasar kesana sama si orang gila?"

Jihyo kini mengerutkan alisnya. Dia tau sekolah Galaksi musuh bebuyutan anak-anak nakal di Sekolahnya. Dan Younghoon?

Apa-apaan! Jangan bilang dia sengaja mengumpan Jihyo ke sana!

"Jangan takut, lo cewek jadi gak ada hubungannya sama ribut antar sekolah itu. Lagian tenang aja, gue gak suka nyakitin cewek," ucap Taeyong.

Setelah beberapa menit perjalanan, motor yang dikendarai Taeyong sampai ke sekolah Jihyo.

"Makasih banyak ya, gue gak tau lagi kalau gak ada lo. Padahal gue cuman minta sampai pangkalan ojek aja," kekeh Jihyo.

Taeyong tersenyum. "Santai aja, lagian sebentar lagi hujan. Hati-hati pulangnya, ya. Gue balik, ya?"

Jihyo buru-buru mengangguk. "Iya iya, silahkan. Makasih banyak sekali lagi."

•••

Younghoon membuka pintu utama rumahnya, sepertinya Naya tengah main dengan anak-anak komplek ini.

"Lah, lo lama banget baliknya? Setau gue anak-anak pada gak ngumpul hari ini. Lo mampir kemana dulu?" tanya Yugyeom yang entah sejak kapan berada di sini.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Younghoon malas.

Yugyeom terkekeh. "Ya mampir aja, masa gak boleh, Bro?"

Malas menanggapi, Younghoon langsung berjalan kearah tangga untuk ke Kamarnya.

"Eh bentar, baru beli handphone baru ya lo? Coba sini gue intip!" teriak Yugyeom begitu melihat sebuah tote-bag toko HP, lantas mengekori Younghoon yang semakin kesal karenanya.

"Jangan buat ribet gue kenapa, sih? Sana lo di bawah aja, gue mau ganti baju!" sentak Younghoon, mendorong lengan Yugyeom, bersyukur dia gak jatuh dari tangga karena ulah sahabatnya itu.

"Pelit banget lo, Jamal! Mau ngintip doang padahal," cibir Yugyeom kemudian memilih turun sebelum Younghoon benar-benar marah.

-TBC-

Little Girl : Love Story Begins [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang