Younghoon menarik tangannya, keluar dari ruangan itu. Jihyo meneguk salivanya kasar, rasanya hidupnya benar-benar tak akan lama lagi.
"Pantes aja lo penasaran sama gue, rupanya lo punya nyali juga berurusan sama gue, bahkan tangan sialan lo itu juga berani nampar pipi gue."
"Gue reflek," elak Jihyo. "Lagian lo gak boleh kayak gitu sama perempuan. Gak sopan," sambungnya.
Sampai di lantai satu, Jihyo menarik tangannya dari Younghoon. "Gue mau ke Toilet, lo tau tempatnya?" tanyanya.
Akhirnya Younghoon menunggunya di depan Toilet, padahal Jihyo menyuruhnya untuk menunggu di Parkiran.
"Lo jangan tunggu di sini. Lagian, gue juga gak akan kabur. Emangnya gue beneran tawanan penjara atau apa, sih?" cerocos Jihyo.
Habisnya, ini pertama kali Jihyo ke Toilet dan ditunggu oleh seorang laki-laki walau di luar, tapi tetap saja aneh. Kalau perempuan sih masuk akal, bahkan Jihyo juga sering ganti baju bareng Eunha atau Chaeyeon.
Younghoon bergeming, dia malah menyalakan ponselnya dan membalas beberapa pesan masuk yang kelihatan menumpuk di bagian atas.
Persetan dengan Younghoon, Jihyo memilih langsung masuk ke dalam Toilet, sampai matanya melihat dua orang dengan gender berbeda tengah bercumbu di dekat wastafel.
Oke, Jihyo melupakan ini adalah Toilet di tempat hiburan malam.
"Kenapa?" tanya Younghoon karena Jihyo mematung di depan pintu.
Buru-buru Jihyo membalikkan badannya, menatap Younghoon dengan mata yang masih terbuka lebar.
"Kenapa?" tanya Younghoon sekali lagi.
Jihyo melipat bibirnya yang terlalu kelu untuk menjelaskan apa yang dia lihat pada laki-laki jangkung itu.
Kenapa saat dia berdua dengan Younghoon seperti sekarang, harus ada kejadian aneh dan memalukan semacam ini?
"Gue gak jadi-"
"Lo yang di depan pintu! Mau gabung gak? Kita main bertiga?"
Pertanyaan dari dalam sana memotong ucapan Jihyo. Younghoon memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan menarik Jihyo untuk keluar dari sana.
"Gak mampu sewa kamar, ya? Toilet ini bukan punya lo berdua, banyak yang mau bolak-balik ke sini."
Lagi-lagi perdebatan, kalau tidak Jihyo segera hentikan, mungkin ada adegan pemukulan lagi di depan matanya.
"Oh, ada pacarnya. Mau sok jagoan di depan ceweknya, ya?" tanya laki-laki itu.
Younghoon tanpa basa-basi langsung berjalan kearah dua orang itu, meninju perut laki-laki itu sampai jatuh dan masuk ke salah satu kamar mandi kosong di dalam sana.
Perempuan yang tadi bersama laki-laki itu lantas keluar dari Toilet, berlari meminta pertolongan. Sementara Jihyo langsung masuk ke Toilet.
"UDAH! NANTI KITA BISA KENA MASALAH!" teriak Jihyo, mencoba menyadarkan Younghoon.
Setelah puas dengan beberapa kali jotosan, Younghoon menarik Jihyo dan berlari keluar meninggalkan tempat kejadian perkara.
Jihyo terdiam, Younghoon ternyata memang orang tegaan dan gak punya rasa perduli.
"Lo jahat banget, ya." Jihyo bergumam sambil menyamakan langkah mereka susah payah, Younghoon mendengar gumaman Jihyo tapi memilih mengacuhkan.
Dan selanjutnya, bayangkan saja betapa ketar-ketirnya Jihyo mengingat Younghoon mabuk jam setengah lima pagi dan kini mengendarai mobil.
"Gue mau naik taksi aja! Berhenti! Lo mabuk, kita bisa mati. Enggak! Lebih tepatnya gue gak perduli kalau lo mati, tapi gue masih sayang sama diri gue sendiri. Turunin gue!" perintah Jihyo.
Na'as, ucapannya hanya sebagai angin lalu yang di dengar Younghoon. Tapi sebenarnya, Jihyo juga harus buru-buru sekarang karena mengejar waktu sekolah.
Ini hampir jam setengah enam pagi. Jihyo harus buru-buru untuk bersiap ke Sekolah.
"Nanti gue numpang mandi di Rumah lo."
Perkataan dari Younghoon berhasil membuat Jihyo terdiam dan mencerna ucapan laki-laki itu.
"Apa? Kenapa?" tanya Jihyo linglung, lebih tepatnya menolak secara halus.
Tentu Jihyo tak akan membiarkan brengsek semacam Younghoon masuk ke ruangan privasi itu. Selain aneh, Jihyo takut Younghoon memasang CCTV kecil yang tengah ramai di bicarakan oleh berbagai macam kalangan perempuan. Remaja, dewasa, bahkan orang usia lanjut.
"Lo pikir aja, gue gak sempet kalau mandi di Rumah." Younghoon menoleh ke arah Jihyo sebentar dengan ekspresi malasnya.
"Tapi gue gak mau," tolak Jihyo.
"Kalau gitu, lo gue turunin aja di Jalan. Mau lo?" ancam Younghoon.
Jihyo menghembuskan nafasnya. Huh, dia harus bersabar jika berhadapan dengan Younghoon. "Ya udah, gue mau naik taksi atau ojek aja," tutur Jihyo.
"Gak bisa, udah telat. Sebentar lagi juga sampai di Rumah lo," tolak Younghoon. Jihyo mengepalkan tangannya. Ingin berteriak dan mencakar Younghoon sekarang juga.
Sampai di Rumah Jihyo. Younghoon langsung nyelonong masuk bahkan sebelum sang tuang rumah masuk.
"Eh tunggu! Gue dulu, baru lo!" teriak Jihyo, sembari berlari mengejarr Younghoon yang kini sudah masuk ke bagian teras rumahnya.
Pintunya di kunci, Younghoon mau tidak mau berbalik dan melihat Jihyo yang tengah berlarian di halaman rumah.
"Gue dulu. Lo pasti mandinya lama," ucap Younghoon dengan nada mengejek.
Jihyo membuka pintu Rumah sambil mengatur nafasnya. "Terus lo ganti pakai apa? Lo gak bawa seragam, 'kan?" tanyanya ke Younghoon.
"Di Sekolah ada baju olahraga. Lagian pakai baju olahraga juga boleh aja," balas Younghoon.
Oh iya, Jihyo melupakan fakta kalau Younghoon bukanlah orang yang patuh aturan.
Jihyo masuk ke dalam lebih dulu, diikuti oleh Younghoon yang langsung mengitari pandangannya ke seluruh sudut di ruang tamu ini.
Younghoon mengambil kesimpulan kalau perempuan itu tinggal sendiri disini.
"Ya udah kalau lo mau mandi duluan. Kamar mandinya disitu. Gue mau siapin baju di Kamar, lo gak boleh masuk ke Kamar gue." Jihyo menunjuk letak kamar mandi dan mewanti-wanti Younghoon agar tak membuka Kamarnya dengan sembarangan.
-TBC-
Malem ini up tiga kali bisa, sih🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Girl : Love Story Begins [END]
Fiksi PenggemarYounghoon terdiam, pelan-pelan mengelap tangannya yang lecet-lecet setelah ribut dengan anak sekolah lain ke celana bahannya sendiri. Matanya lagi-lagi mengerjap, mencoba memastikan keadaan perempuan kecil yang tengah terduduk bersandar di bawah poh...