Truth or Dare

1.4K 70 4
                                    

Pesta kelulusan kampus mereka kali ini benar benar meriah. Bahkan kampus berani mengundang seorang DJ ternama di kota mereka untuk memeriahkan pesta itu. Kini semua mahasiswa yang akan melanjutkan langkah ke jenjang masyarakat itu tengah sibuk bergoyang menikmati dentuman musik.

Aula indoor kampus dipenuhi semua mahasiswa yang berdesakan ingin memenuhi lantai dansa. Tak peduli lagi pada jas mereka yang tergeletak sembarangan. Tubuh-tubuh itu haus akan keliaran di dalam diri. Bahkan anggota BEM dan beberapa dosen juga ikut bergoyang bersama.

Semakin malam kegiatan semakin seru. Walaupun terkesan berlebihan namun kampus masih taat peraturan dan tak menyediakan alkohol bagi mahasiswanya. Mereka hanya meminum jus dari sari buah yang segar, namun bukankah peraturan dibuat untuk dilanggar. Seseorang berhasil menyeludupkan alkohol ke dalam.

***

Tubuhnya mulai lelah bergoyang mengikuti dentuman musik. Teman-temannya terlihat masih semangat. Walaupun jam sudah menunjukkan pukul 10 lewat namun tidak ada satu pun murid yang meninggalkan kampus seakan tiada hari besok untuk bersenang-senang.

Pemuda langsing dengan rambut pirang karena darah blasteran Australia dan Korea itu melangkah meninggalkan lantai dansa. Tenggorokannya terasa kering karena terus berteriak menikmati alunan musik DJ.

Meja panjang berisi berbagai makanan dan minuman yang disediakan kampus ia hampiri dan mulai mengambil salah satu gelas berisi cairan putih. Dalam sekali teguk cairan itu mengaliri kerongkongan keringnya.

"Felix!"

Tubuh itu berbalik memandang pemuda jakung dengan wajah pahatan sempurna Tuhan. Senyum terukir bersamaan tangannya terulur.

"Berdansa bersama?" tawar si tampan.

"Aku lelah, Hyunjin. Cari yang lain saja," tolak pemuda dengan bintik halus di pipinya.

"Hanya kau yang tersisa, Felix."

"Ayen!"

Seorang pemuda lain menoleh dan menghampiri. Senyum ramah dan lebarnya terpatri. "Ada apa, Hyung?"

"Temani Hyunjin berdansa, aku kelelahan dan rasanya panas sekali."

Pemuda manis lain tersenyum dan menerima uluran tangan Hyunjin.

"Selamat bersenang-senang!"

Felix melambai. Ia menatap tubuh jakung Hyunjin yang mulai masuk ke dalam kumpulan manusia. Dirinya sendiri mulai berdansa semenjak awal acara jadi ia harus mulai mencari kemana jas hitam kesayangan ayahnya yang ia pinjam. Tubuh kurusnya hanya terbalut kemeja merah muda dengan lengan tergulung ke siku.

"Cari apa, Lixie?" suara berat menyapa. Kini seorang pemuda dengan tubuh atletis bahkan otot lengannya tercetak jelas dibalik kemeja biru tua yang ia kenakan. Wajahnya memang tak ramah namun senyum tipis di bibirnya mampu menyatakan ia pemuda yang baik.

"Jasku, Bin. Tadi kuletakkan disini tapi entah kemana," jawab Felix menunjuk salah satu kursi di dekat meja hidangan.

"Yang ini atau yang ini?" Tangan pemuda itu menunjukkan dua jas berbeda warna di tangannya. "Dua-duanya hampir seukuran dengan tubuhmu."

"Yang ini! Terima kasih Changbin-ah!" Felix menyambar salah satu jas ditangan teman seangkatannya itu.

"Woy! Ayo main truth or dare!" Kini pemuda dengan tubuh atletis tak berbeda jauh dengan Changbin muncul. "Anak-anak sudah berkumpul di teras depan kelas. Ayo!"

Ajakan menyenangkan itu tentu tak dapat ditolak. Felix dan Changbin mengikutinya dan menemukan lingkaran manusia dengan sebuah botol kosong ditengah. Kedelapan manusia itu duduk membentuk lingkaran.

SkZ Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang