Let Me Talk to You
Semi Eita x Reader
________________
Continuation of Serendipity
Please read that first before you proceed to this story.
Also, listening to this song may give you a better reading experience.
__________________
Bekerja, adalah salah satu rutinitas yang kau lakukan hampir setiap hari selama kurang lebih seperempat waktu dari umurmu.Menjadi orang dewasa itu sulit, begitu kata orang-orang. Kau tidak bisa menyangkalnya melihat kenyataan bahwa kau harus membayar banyak tagihan setiap bulan, belum ditambah dengan berbagai tuntutan pekerjaan yang harus kau penuhi setiap waktu.
Rasanya, kau ingin sekali kembali ke masa kanak-kanak ketika kau tak perlu memikirkan apa-apa. Tapi itu merupakan salah satu hal mustahil dari banyak hal mustahil yang selalu kau pikirkan. Karenanya, kau memilih alternatif lain yang kau rasa bisa sedikit mengurangi efek tekanan pada batinmu di setiap akhir pekan tiba.
Dan 'dia' menjadi satu-satunya tempat untukmu menjauh dan melarikan diri dari kenyataan.
“Otsukaresama!” Katamu setelah kerumunan mulai berkurang. Kau mendekati pemuda berambut kelabu yang kini tengah membereskan alat musiknya, sambil menyodorkan sebotol minuman.
“Ah, terima kasih.” Sahutnya sembari menerima botol yang kau ulurkan.
Eita, begitu para pengguna jalanan memanggil pemuda tinggi yang selalu memainkan gitar dan bernyanyi di kawasan taman kota setiap akhir pekan. Mungkin dari sekian banyak penontonnya, hanya kau yang tahu bahwa dia bekerja sebagai pelayan publik di kantor pajak dengan nama belakang Semi.
Mengetahui fakta yang mungkin ia rahasiakan membuatmu merasa sedikit lebih spesial dari penggemarnya yang lain. Dan pertemuanmu dengannya akhir-akhir ini pun membuat jarak di antara kalian semakin berkurang. Mungkin ini hanya perasaan sepihakmu, tapi siapa yang tak senang ketika kau punya kesempatan untuk lebih dekat dengan orang yang kau idolakan?
“Hari ini tidak ada lembur?” Tanyanya, ketika kalian memutuskan untuk duduk di salah satu bangku panjang dekat taman.
Kau mengangguk sebelum menceritakan semua hal yang kau lakukan hari ini, termasuk berguling mengelilingi lantai apartemen yang kosong sepanjang hari.
“Kau lucu sekali,” tanggap Eita, di sela ceritamu yang tidak penting itu.
Entah apa yang kau pikirkan sehingga kau menceritakan kegiatanmu di waktu luang, yang tak lebih baik dari apa yang dilakukan oleh anak-anak berusia lima tahun. Menyadari bahwa Eita bisa saja risih dengan ceritamu, kau menyesal dan mulai memilih topik lain.
Melompat dari topik satu ke topik lain membuatmu lupa bahwa hari sudah cukup larut. Ini bukan kali pertama semenjak pertemuanmu dengan Eita di kantor pajak tiga bulan lalu, hingga kalian mulai menghabiskan setengah malam di akhir pekan bersama.
Senang? Tentu saja.
Selain pandai bermain kata diiringi melodi dari musik ciptaannya, Eita adalah pendengar yang baik. Bagimu, tidak ada yang lebih menyenangkan daripada bertemu dengan seseorang yang bersedia mendengarkan keluh kesahmu.
“Aku terlalu banyak bicara tentang diriku ya?”
“Tidak,” dia menggeleng. “Aku senang mendengar hal baru yang tidak aku alami. Seperti berguling mengelilingi lantai rumah. Aku juga harus mencoba, sepertinya.”
“Kau sedang meledekku ya?”
Alih-alih menjawab Eita justru tertawa.
Di atas sana ribuan bintang bertabur, menghiasi malam di mana kalian terlalu nyaman untuk berada di bawahnya.
“Kau tidak berniat punya pacar?”
Pertanyaan tak terduga itu datang tiba-tiba hingga membuatmu nyaris tersedak minuman kaleng yang kau minum.
“Y-ya?”
“Dilihat dari kacamata orang secara umum, bukankan usia kita saat ini sudah pantas untuk memiliki pasangan. Aku hanya ingin tahu apakah kau tertarik dengan hal itu.”
Belum pernah menjalani hubungan yang bersifat romantis hingga usiamu saat ini membuatmu sedikit minder saat bertemu dengan obrolan dengan tipe seperti ini.
“A-aku masih baik-baik saja.”
“Benarkah?”
“Maksudku, aku belum memiliki urgensi untuk segera memiliki pasangan atau pun menikah.”
“Kenapa? Bukankah menyenangkan punya pasangan yang mau mendengarkan keluh kesahmu. Dan ikut merasakan kesedihanmu saat kau sedih.”
Benar juga, pikirmu. Selama tiga bulan ini kau cukup menggantungkan dirimu pada Eita. Tanpa mengingat bahwa dia adalah orang lain yang suatu saat nanti akan bertemu dengan orang yang disukainya. Di saat itu tiba, mungkin hal yang kalian lakukan sekarang tak akan bisa terulang.
Menyadari jeda yang kau ciptakan membuat Eita memotongnya dengan memulai topik lain. “Ah, ngomong-ngomong. Siapa musisi yang kau suka?”
“Eh? Tentu saja, kau.”
“Maksudku musisi profesional.”
“Saa ..., aku tidak terlalu banyak mendengarkan musik.”
Sibuk dengan laju kehidupanmu hingga kini membuatmu nyaris lupa menikmati sebagian anugerah yang jarang kau sadari. Anugerah untuk tetap hidup, bernapas, dan bertemu dengan pemuda di depanmu ini.
“Kalau kau sendiri, lagu siapa yang sering kau dengarkan?” Balasmu, bertanya.
“Aku mendengarkan banyak jenis lagu. Mau coba mendengar salah satunya?”
Kau mengangguk cepat, antusias dengan lagu seperti apa yang biasa ia dengar.
Eita mengeluarkan airPods-nya, dan memberikan salah satunya padamu. Kau memasang benda kecil itu pada telingamu dan memastikan bahwa Eita juga melakukan hal yang sama.
Beberapa detik kemudian musik mulai memenuhi telingamu dengan melodi bertempo rendah yang membuatmu memejamkan mata untuk menikmatinya.
“Bagus, 'kan?” Katanya, meminta persetujuan.
Kau kembali mengangguk, masih memejamkan matamu. Menikmati setiap detik melodi yang terputar dan akan terus terngiang dalam benakmu beberapa waktu ke depan.
“Beruntung sekali orang-orang yang saling mencintai ya ....” Gumammu lirih.
Eita membalasnya dengan tawa kecil, sebelum dia menyambung dengan sebuah pertanyaan. “Hei, mau mendengar ceritaku?”
“Ya?”
“Tentang siapa yang aku suka.”
“Eh?”
Dia tersenyum tanpa mengatakan apa pun selanjutnya hingga kalian mengakhiri malam akhir pekan kalian ini.
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
[Antology] a Haikyuu!! Fanfiction |Bright and Clear|Various Characters x Reader
Fanfiction▶Haikyuu!! Male Characters x Reader ──うらら; 麗; urara : bright・clear. Before you read: ・Haikyuu!! dan karakternya milik Furudate Haruichi. ・Cerita ini milik saya. ・Mungkin OOC. ・Mostly fluff. ・Beberapa ada yang semi-mature (ditandai pake 🍋) ・Sebagian...