25. Yamaguchi Tadashi|The Boy From the Past

42 6 0
                                    

The Boy from the Past

Yamaguchi Tadashi x Reader

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yamaguchi Tadashi x Reader

─・──────────────・─

Rambut gelap kehijauan, wajah pucat, dan banyak bintik di wajahnya. Tiga hal itu mengingatkanmu pada sosok bocah dari masa lalumu yang menghilang tanpa kabar semenjak kepergiannya.

Tadashi, begitulah kau memanggilnya. Anak laki-laki seusiamu yang datang ke kota kecil tempatku tinggal bersama ibunya. Dia datang di tahun keempat kami di sekolah dasar. Menurut cerita yang tersebar di kelas, Tadashi pindah setelah orang tuanya bercerai. Tidak ada validasi dari mana datangnya kabar itu, karena Tadashi pun terlalu pendiam untuk sekedar menceritakan secuil dari kisahnya.

Dia suka menyendiri di sudut kelas sambil memainkan gameboy atau tamagotchi-nya sementara anak laki-laki yang lain sibuk bermain sepak bola di halaman sekolah ketika jam istirahat tiba. Tidak ada yang berusaha mendekatinya, termasuk dirimu, yang memilih untuk tetap bersama teman-teman perempuanmu. Tidak mau ikut dianggap aneh karena mengajaknya bicara.

Benar, seisi kelas menganggapnya aneh. 

Dia tak pernah melepas topi maupun parka sekalipun itu di tengah musim panas. Hingga sebagian dari kalian menganggap bahwa dia penyakitan.

Sampai pada suatu hari, saat kau tahu apa yang ada di bawah parka yang tidak pernah ia lepas itu.

Saat itu, di tengah liburan musim panas. Kau tengah mencari Choko, kucing kesayanganmu yang tiba-tiba menghilang ketika kau menemukan Tadashi yang tengah berbaring di atas rumput kering, di sebelah tambak yang membatasi tepi sungai. Tidak banyak orang yang melewati area itu hingga mungkin Tadashi berpikir bahwa area tambak adalah tempat yang tepat baginya untuk menyendiri.

Langit sangat terik hari itu. Kau yakin Tadashi menggunakan topinya untuk menutup wajah sembari ia berbaring karena tak ingin kepanasan. Namun sepertinya dugaanmu itu tak sepenuhnya benar karena kau melihat matanya yang memerah saat ia terkejut mendengar langkahmu datang, kemudian bangun secara tiba-tiba.

Kau tidak bertanya perihal dia menangis meskipun kau sadar bahwa matanya yang memerah itu adalah indikasi bahwa dia baru saja menangis. Kau hanya duduk di sampingnya sambil berpura-pura kalau kau tidak tahu apa-apa, kemudian berkata, "Kucingku menghilang, apa kau mau membantuku mencarinya?"

Dia tidak menjawab. Tapi setelah kau beranjak, dia kembali mengenakan parka lalu menyusulku mencari Choko dalam diam.

Saat itu kau hanya melihat sekelebat karena Tadashi segera menutup tubuhnya dengan parka yang dilepasnya saat ia menyadari kedatanganmu. Tapi kau sangat yakin kalau di kedua lengannya ada banyak bekas luka yang cukup dalam.

Kepopuleran Tadashi naik saat kau bercerita pada teman-teman sekelasmu bahwa dia membantumu mencari Choko. Meskipun masih menjaga jarak, dia jadi lebih sering terlihat bersama dengan yang lain. Imejnya sebagai anak laki-laki aneh dari kota besar kurang lebih berubah menjadi si bocah maniak game. 

Kaliam banyak bermain bersama setelah pulang sekolah. Namun tak sekali pun Tadashi mengajak bahkan memberitahu di mana letak rumahnya kepada salah satu dari kalian. Kau memberanikan diri bertanya tentang hal itu padanya saat kami hanya berdua.

Tadashi memberitahumu dengan syarat bahwa kau tidak boleh memberitahukan hal itu pada siapapun dan kau menyetujuinya dengan mengaitkan jari kelingking sebagai simbol dari perjanjian yang kalian lakukan. 

Sejak saat itu kau tahu bahwa Tadashi seringkali menerima kekerasan akibat depresi yang dialami ibunya pasca perceraian. Bekas yang  kau lihat di tambak waktu itu adalah buktinya. Karena itu dia tidak berani membawa teman-temannya ke rumah, ataupun bermain sampai lupa waktu seperti yang sering kau lakukan hingga kadang ibumu marah.

Kau yang masih terlalu kecil dan tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa menyimpan rahasia itu dan berdoa untuknya saat kalian berdua bertemu di tambak dengan lukanya yang bertambah.

"Sakit ya?" Kau ingat bahwa kau pernah menanyakan hal itu padanya.

Namun dia membalasnya dengan senyuman dan berkata, "Ibuku pernah mengalami hal yang lebih mengerikan dari ini."

Kau tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaan Tadashi saat itu. Namun yang kau yakini hanyalah bahwa dia sangat menyayangi ibunya hingga ia tak ingin semua orang tahu apa yang dideritanya. Kau mencoba untuk mengerti perasaan itu dengan ikut menjaga rahasianya.

Sampai pada suatu hari, saat kalian harus berhenti bertemu tanpa kau tahu bahwa hari itu akan menjadi hari terakhir bagimu untuk melihatnya.

Hari itu kalian  bermain di lapangan kompleks dengan asyik tanpa ingat waktu telah sore dan matahari hampir tenggelam. Kau lupa mengingatkan Tadashi kalau dia harus segera pulang, dan saat kau ingat, semua sudah terlambat.

Kau cemas memikirkan nasib Tadashi malam itu, takut kalau dia akan datang ke sekolah dengan luka yang lebih parah karena amukan ibunya. Namun itu tidak terjadi karena kau tak menemukan Tadashi hadir di sekolah pada hari setelahnya.

Hanya saja menurut yang kau dengar dari orang tuamu setelah pulang sekolah, dini hari tadi terdengar suara ambulans dari tempat yang searah dengan rumah Tadashi. Kau panik dan segera menghambur keluar rumah, menuju satu-satunya tempat di mana kau yakin bisa menemukan Tadashi meskipun dia selalu melarangmu untuk datang ke sana. 

Rumahnya.

Kau ingat saat itu tangismu pecah semalaman karena tidak menemukan sosok Tadashi bahkan di tambak tempat kalian biasa bertemu. Menurut gosip yang beredar setelahnya, ada yang bilang bahwa ibu Tadashi dibawa ke rumah sakit jiwa untuk rehabilitasi, namun tidak secuil pun kabar terang yang kudapat mengenai Tadashi. 

Keresahanmu semakin bertambah saat ada kabar baru bahwa ambulans yang lewat waktu itu membawa Tadashi yang terluka parah hingga tidak sadarkan diri, bukan ibunya.

Kau selalu menangis saat kau mengingatnya, bahkan hingga saat ini.

Kau takut kalau kau tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.

Namun kau yakin bahwa keajaiban itu ada, setelah sepuluh tahun berlalu, dan kalian dipertemukan di kelas baru di mana kau tidak pernah membayangkan bahwa akan bertemu lagi dengannya.

Dia menyapamu sebagai kenalan lama dengan senyum merekah di wajah tirusnya yang masih tetap berwarna pucat.

"Tadashi?" Kau meyakinkan dirimu beberapa kali waktu itu sampai akhirnya nama itu kulontarkan. "Kau, Tadashi?"

Lalu dia mengangguk. Bercerita tentang apa yang terjadi sepuluh tahun sebelum kalian benar-benar berpisah. 

Bahwa dia sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu, lalu dititipkan pada kerabatnya yang tinggal di kota lain sementara ibunya menjalani perawatan mental.

"Kalau saja aku tidak lupa mengingatkanmu untuk pulang waktu itu ...." Sesalmu.

Namun Tadashi menggeleng, "Terima kasih sudah menjaga rahasiaku waktu dan menjadi temanku. Aku senang masa kecilku tidak terlalu buruk karena aku punya teman dan kenangan. Dan saat ini, aku baik-baik saja."

Kau lega mendengarnya, tapi lubuk hatiku tetap menyisakan empati yang dalam terhadap masa lalu Tadashi.

"Syukurlah ...." Ucapmu, menggenggam tangannya sebagaimana kau melakukan hal yang sama sepuluh tahun lalu, setiap dia datang dengan dengan luka baru di tubuhnya. "Aku mengharap kebahagianmu selalu."

"Aku juga." Balasnya.

─・──────────────・─

[Antology] a Haikyuu!! Fanfiction |Bright and Clear|Various Characters x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang