2. Ennoshita Chikara|Strength Under the Destiny

172 23 0
                                    

Strength under the Destiny

(縁下力)

Ennoshita Chikara x Reader

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ennoshita Chikara x Reader

_______________

Kalau dipikir-pikir lagi, tidak ada yang istimewa darinya. 

Hanya murid tahun ketiga SMA yang kebetulan bergabung dalam tim bola voli, dan dengan wajah dan postur rata-rata sehingga kawan-kawan karibmu tidak akan pernah mengucapkan namanya sebagai salah satu murid laki-laki yang mereka taksir.

Namun di balik parasnya yang terlihat lesu seperti orang kekurangan tidur itu, ada satu hal yang membuatmu begitu tertarik pada sosoknya. Hingga kau tidak lagi bisa berpaling saat ia tiba-tiba muncul di setiap jangkauanmu.

Ennoshita Chikara, begitu wali kelasmu mengundangnya di tengah pengisian daftar hadir. Kau begitu menyukai nama itu sampai kau tidak pernah melewatkan siapapun yang kemungkinan menyebut namanya.

Kekuatan di bawah benang takdir.

Dibanding namamu yang terlalu biasa, arti yang terkandung dalam nama Ennoshita sangatlah spektakuler hingga nama itu membuatmu terus menyesali, mengapa kedua orang tuamu tidak memiliki sense yang bagus saat memberimu nama.

Tapi sudahlah, alih-alih terus menyayangkan namamu kau memilih untuk terus memusatkan perhatianmu padanya. Mengikutinya dalam diam adalah salah satu keahlianmu akhir-akhir ini, meskipun kau enggan disebut dengan “stalker”.

Kawan-kawan dekatmu sering bertanya, kenapa kau yang jarang mengunjungi perpustakaan, akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktu istirahatmu di sana alih-alih bergabung membicarakan siapa lagi siswa laki-laki yang menjadi incaran salah satu dari mereka.

“Ada buku yang sedang aku cari,” kau menjawab, berbohong. Karena pastinya kau tidak ingin salah satu dari mereka tahu bahwa kau menaruh hati pada seorang Ennoshita Chikara. Bukan karena kau malu, karena dia tak sepopuler murid laki-laki yang kawan-kawanmu taksir, tapi karena kau hanya tidak ingin merasa tak nyaman saat kau mengamati belahan jiwamu itu.

Seperti biasa, hari ini pun Chikara tidak sendiri. Dia duduk di depan dua junior dari klub bola volinya. Raut keduanya nampak serius meskipun tak sekali dua kali mereka akan memulai keributan tak beralasan. Tidak jarang petugas perpustakaan datang untuk memperingatkan mereka -junior-juniornya itu  lebih tepatnya- agar tidak mengganggu pengguna perpustakaan yang lain.

“Berhentilah mempeributkan hal yang tidak penting!” Ujar Ennoshita, meskipun kau melihat rautnya cukup serius tapi kau pun bisa membaca bahwa ia tidak sedang memarahi keduanya. “Kompetisi Musim Semi tidak akan menunggu kalian menyelesaikan remedial, tahu?”

Kompetisi Musim Semi. Sudah dekat dengan masa-masa itu. Padahal rasanya baru kemarin kau duduk di tribun penonton tahun lalu saat Ennoshita-mu masih sering berada di bangku pemain cadangan.

Sekarang, dia adalah kapten tim. Tidak ada yang membanggakan bagimu akan dirinya lebih dari hal ini. Padahal, kau hanya rekan sekelasnya. Yang akan saling menyapa hanya saat kalian berpapasan, atau saat kau menyerahkan kertas ulangan karena kebetulan kau duduk tepat di belakangnya.

Dua tahun mengaguminya hanya menyisakan kepayahan di mana kau menyadari bahwa kau cukup pengecut untuk menyatakan perasaanmu padanya. Tahun ini adalah tahun terakhirmu, tapi kau belum juga mengambil langkah ataupun strategi untuk mendekatinya.

“Hah? Aku tidak mau diceramahi oleh orang yang dicampakkan pacarnya hanya karena lebih mengutamakan bola voli!” Hinata, bocah berkepala oranye itu menaikkan desibel suaranya. 

“Berisik! Apa yang salah dengan mengutamakan hal yang aku suka? Benar 'kan, Ennoshita-san?” Kageyama, si kepala hitam yang duduk di sampingnya berakhir melempar pertanyaan kepada Ennoshita.

Kau menutup wajah dengan buku yang kau pilih secara acak untuk menemanimu menghabiskan waktu di perpustakaan, lalu mempertajam pendengaranmu.

“Tidak ada yang salah, sih. Tapi bukankah menyenangkan kalau kau menemukan seseorang yang cukup baik, dan mendukung semua pilihanmu?”

Benar sekali!

Perasaan banggamu kembali membuncah mendengar jawaban yang dilontarkan olehnya.

“Hinata, Kageyama! Suatu saat nanti kalian pasti menemukan seseorang yang bisa mengerti apa yang kalian prioritaskan.”

Eh? Apa ini? Konseling percintaan?

Kau belum pernah sekalipun mendengar gosip bahwa Ennoshita memiliki pacar, tapi dia terdengar berpengalaman setidaknya untuk saat ini.

“Apakah itu artinya kau sudah menemukannya, Ennoshita-san?” Dengan mata berbinar si kepala oranye melontarkan pertanyaan yang membuat jantungmu nyaris terhenti.

Masih di balik buku tebal di tanganmu, kau mengintip. Mengawasi seperti apa raut Ennoshita mendengar pertanyaan sedemikian rupa dari Hinata.

Dia tersipu, dengan kedua juniornya yang kini membelalak karena terkejut. Sama sepertimu, mereka pun tak menyangka bahwa orang sependiam Ennoshita pun tertarik pada hal seperti itu.

“Hm, meskipun hanya perasaan sepihakku saja sih.” Tukasnya.

Kau tidak tahu harus lega, atau justru terburu karena sudah pasti kalau gadis yang Ennoshita suka bukanlah dirimu.

“Hee, siapa? Seperti apa orangnya?” Hinata bersemangat sementara Kageyama nampak diam namun memperhatikan dengan penuh antusiasme.

“Aku tidak terlalu banyak bicara dengannya sih, tapi suatu hari dia pernah bilang bahwa namaku keren. Kupikir itu ejekan karena aku dan namaku terlihat bertentangan sekali 'kan? Mana ada 'kekuatan di bawah benang takdir' yang punya wajah lemas seperti aku, hahaha ….”

Eh?

“Lalu? Lalu?”

“Tapi dia terlihat serius saat mengatakannya.”

“Dan kau langsung jatuh cinta padanya? Aah, sungguh romantis.”

“Hinata, kau sedang meledekku ya?”

“Sama sekali tidak!”

Ennoshita menghela napas panjang sambil menutup buku matematika yang ia gunakan untuk mengajari kedua adik kelasnya itu.

Sementara, kau masih mengawang. Mencoba meyakinkan dirimu kalau yang kau dengar tadi adalah kenyataan. Bahwa yang Ennoshita-mu bicarakan adalah dirimu sendiri. Namun kesadaranmu yang terbagi itu membuatmu lupa kalau kau sedang dalam persembunyian, sampai akhirnya kedua manik Ennoshita berhenti tepat padamu hingga fokus kalian bertemu.

“Ah-,”

“E-eh?”

Tidak ada yang terjadi selanjutnya selain kalian yang sama-sama tersipu, dengan dua makhluk lain yang sesekali bertukar pandang, lalu menyeringai tipis.

_______________


[Antology] a Haikyuu!! Fanfiction |Bright and Clear|Various Characters x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang