FL Chap 2

779 106 78
                                        


Setiap berangkat dan pulang kuliah Perth selalu mengantar Saint, walaupun jadwal mereka tak sama tetap saja Perth mengantarkan adiknya.

Satu bulan pun berlalu, sekarang Saint telah mempunyai banyak teman di kampusnya namun hanya Sammy yg Saint pilih untuk menjadi teman dekatnya.

Tersanjung, pake banget. Sammy begitu senang bisa dekat dengan Saint, selain memang Saint gadis yg baik dan enak di ajak berteman, status sebagai adik nya Perth itu menjadi nilai plus bagi Sammy karena setidaknya Sammy bisa lebih sering bertemu dengan Perth.

" Usai kelas ada acara tidak ?" tanya Sammy, sembari sibuk mencatat

Saint menggeleng
" Memangnya mau kemana ?"

Sammy menutup buku nya, dan menatap Saint lekat. " Kakak mu ada tanding basket siang ini, memang nya kau tidak tau ?"

Saint menggeleng samar, raut wajahnya terlihat menyiratkan ketidaktahuan nya.

" Fakultas teknik melawan fakultas politik lagi siang ini...sepertinya fakultas politik penasaran karena bulan lalu mereka kalah..." cicit Sammy

" Aku ikut nanti ya..." ucap Saint, dan Sammy mengangguk.

.

.

.

Lapangan basket telah penuh oleh para mahasiswa dan mahasiswi, tribun pun telah di penuhi oleh penonton.

Sammy mengajak Saint untuk duduk di bangku yg paling depan, agar bisa dengan jelas melihat Perth bertanding basket.

Permainan pun di mulai, di iringi oleh sorak sorai penonton dari tribun. Yel-yel pemandu sorak pun terdengar, untuk menyemangati para pemain basket.

" Perth, hati-hati...sepertinya Bright masih dendam kepada kita..." ucap Ohm, mengingatkan.

Perth mengangguk, dengan tatapan nya yg tertuju kepada Bright. Dan benar saja, karena dari kejauhan Perth dapat melihat tatapan tak suka Bright kepada nya.

Permainan kali ini lebih sengit dari permainan bulan lalu, kali ini tim Attack tak mau mengalah. Sepertinya kekalahan mereka menjadi pemicu kali ini untuk bermain secara optimal hingga bisa mengalahkan tim Black Tiger.

Saling mengoper bola kepada teman satu tim, mendrible dan memasukan bola ke keranjang. Hingga menit terakhir yg di tunggu-tunggu.

Priitt...

Tiupan pluit menjadi tanda kalau permainan telah berakhir.

Pertandingan kali ini dengan hasil skor yg sama.

" Sial !" umpat Bright kesal, padahal selama satu bulan ini dia giat berlatih agar dapat mengalahkan tim lawan. Namun kenyataan nya malah berakhir seri, kedua tim sama kuat hingga tak ada yg kalah.

" Tunggu di sini, aku ganti baju dulu..." ucap Perth, Saint hanya mengangguk tanda mengerti.

Perth dan tim nya masuk ke dalam ruang ganti, untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

" SIAL !" kesal Bright, melempar bola hingga menghantam sebuah tiang.

Brakk

Suara hantaman bola begitu keras terdengar, hingga Saint menoleh ke asal suara.

Saint memicingkan matanya, melihat ke arah Bright. Tatapan nya begitu datar, memperhatikan Bright yg sedang mengomel sendirian.

Seakan merasa ada yg memperhatikan, Bright spontan menoleh dan kedua mata mereka saling bertabrakan.

FORBIDDEN LOVE ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang