" Ya Tuhan..." Saint langsung lemas, terduduk di atas kloset. Tangannya gemetar memegang benda yg tadi ia beli di apotik.
Wajahnya memucat, keringat dingin pun mulai membasahi tubuhnya.
" Apa yg harus ku lakukan..." gumamnya dengan suara bergetar.
Dalam keadaan bingung Saint menatap benda itu, sebuah alat yg menampakan dua garis merah dan itu menyatakan kalau saat ini ia tengah positif hamil.
Tok tok tok
Ketukan pada pintu seketika membuatnya kaget, di susul dengan suara Perth yg memanggil namanya.
" Saint, apa kau di dalam ?" tanya Perth, sambil terus mengetuk pintu kamar mandi dari luar.
" I_iya phi !" Saint buru-buru menyembunyikan testpack yg ada di tangan nya, berusaha menyembunyikan dari Perth.
Ceklek
" Lama sekali kau di dalam, apa kau sakit ?" Perth menatap lekat Saint, terbersit curiga di hatinya ketika melihat kegugupan Saint saat ini.
" Aku baik-baik saja phi..." sahut Saint datar, seulas senyum tipis terhias di wajahnya untuk sekedar mengalihkan rasa curiga Perth terhadapnya.
" Besok pagi aku akan pergi dengan papi, untuk meninjau proyek yg ada di Trat..." ucap Perth
" Apa lama ?" tanya Saint datar.
" Sekitar dua hari, jadi besok kau berangkat dan pulang di antar oleh supir." ucap Perth.
" Apa phi sudah berkemas, mau ku bantu ?" Perth dengan senang hati mengiyakan, keduanya akhirnya menuju ke kamar Perth.
Perth mengambil koper kecil yg ada di atas lemari, sedangkan Saint mengambil beberapa potong pakaian dari dalam lemari.
" Tidak perlu bawa baju banyak-banyak Saint, secukupnya saja." Saint pun mengangguk mengiyakan, dan mulai mengisi koper dengan beberapa potong baju Perth.
" Aku pasti akan merindukan mu, dua hari bagi ku sangatlah lama Saint..." cicit Perth, satu tangan nya mengusap wajah Saint.
" Itu sudah tugas phi Perth, lagi pula semua bisnis papi akan jatuh ke tangan phi...jadi alangkah baiknya jika phi belajar dari sekarang..." ucap Saint
" Tetap saja, aku akan merindukan mu..." ucap Perth, sembari mengusap sudut bibir Saint dengan ibu jarinya.
" Aku pun akan merindukan phi..." keduanya saling tatap, dan perlahan wajah keduanya saling mendekat.
Perth menempelkan bibirnya di bibir Saint, melumatnya dengan penuh kelembutan. Saint pun membalasnya, dan keduanya saling melumat dengan penuh gairah.
" Eumm mmpphh..." lidah Perth menyeruak masuk ke dalam mulut Saint, mengobrak abrik isi di dalam nya. Lidah saling menyapa, membelit bahkan sesekali saling menghisap hingga sering kali terdengar desah nikmat yg keluar dari bibir keduanya.
Lumatan pun terputus, deru nafas keduanya pun berpacu tak beraturan. Kening mereka saling menempel, saling menatap dalam diam.
" Sayang..." suara berat Perth terdengar, dan Saint tau artinya itu.
" Ada mami dan papi di rumah...kita tidak bisa melakukan nya sekarang..." bisik Saint.
" Oh shit..." Perth yg sudah tak dapat menahan gairahnya lagi akhirnya memilih masuk ke dalam kamar mandi. Dan menit berikutnya Saint dapat mendengar desah nikmat Perth dari dalam kamar mandi sembari menyebut namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE ( END )
FanficBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat