______
______
______
🔷🔷🔷
Tim pemain basket sedang sibuk melakukan pemanasan. Dua puluh lima menit lagi akan di adakan pertandingan antara SMA Cendikia Global melawan SMA Merdeka Merah Putih.
Ini adalah kali ketiga SMA Cendekia Global melakukan pertandingan antar sekolah lain. Semua murid CG berbangga karena setiap pertandingan, tim basket CG selalu meraih kemenangan yang gemilang.
Dan satu lagi, sekolah mereka lagi-lagi menjadi tuan rumah dalam keberlangsungan pertandingan kali ini.
Tim basket CG terlihat santai, tidak seperti pertandingan pertama dulu. Karena mereka sudah berpengalaman dalam mengatur strategi dalam perlombaan ini. Mereka hanya mengisi waktu yang tersisa dengan melakukan pemanasan. Ada yang melakukan push up, sit up, lari-lari kecil mengitari lapangan futsal atau hanya melakukan olahraga ringan di tempat mereka duduk.
Di seberang masih di dalam ruang lingkup lapangan, para tim basket Merah Putih juga melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan. Sesuai nama SMA mereka, tim tersebut memakai seragam basket dengan baju merah tanpa lengan, dan celana putih selutut.
Sedangkan untuk tim basket CG, baju basket mereka berwarna biru bergaris-garis putih lurus dan celana warna abu-abu.
Tribun sudah mulai ramai di padati para penghuni sekolah CG dan juga sebagian besar murid Merah Putih ada yang berdatangan.
"Yudh, lo ambil posisi pinggir aja dulu saat pertandingan di mulai, jangan kemana-mana. Trus performa lo di tingkatin dikit," ucap Farrel sang kapten basket. Saat ini dirinya tengah sibuk memberi pengarahan pada timnya.
"Hmm..." Yudha hanya bergumam menanggapi.
Yudha yang di kenal tidak bisa diam mendadak anteng saat ini. Yah seperti ini, dia merasa gugup dengan pertandingan yang akan di adakan sebentar lagi. Di tambah penonton yang membludak membuat nervous-nya menjadi double.
"Kenapa muka lo, Yudh? Nggak enak banget gue liatnya. Lagi nahan kentut, ya? Keluarin aja, biasanya juga lo nggak pernah izin. Tapi jangan di depan muka gue, di muka Farrel aja. Cocok tuh lo kerjain," ucap Radit, salah anggota tim basket yang duduk di depannya Yudha, sibuk melakukan perengangan pada kakinya.
"Gue nggak nafsu buat ngeladenin becandaan lo, ya!" jawab Yudha sarkasme seraya juga ikut melakukan perengangan, kali aja kegugupannya berkurang.
"Kayak bukan Yudha yang gue kenal." Radit menghentikan aktivitasnya dan melongokkan kepalanya memperhatikan muka Yudha dari dekat. "Lo gugup, ya? Aha...ha...ha...Radit tertawa terbahak-bahak seraya memegangi perutnya. Dirinya tidak menyangka si rempong Yudha bisa juga gugupan.
Yudha yang di tertawakan merasa kesal. Bukannya membantu menenangkan kegugupannya malah meledek. Tangan Yudha sibuk mencari batu kecil, setelah menemukannya dia hadiahkan pada Radit.
"Awwh... Lo ngelemparin gue pake apa?" Radit mengaduh saat ada benda nemplok di jidatnya dan mengusap-usapnya.
Yudha mengendikkan bahunya acuh dan melanjutkan aktivitasnya yang terhenti.
"Lo liat Alvino?" tanya Farrel yang entah kapan datangnya dan sudah berada di samping Yudha dengan posisi duduk bersila.
"Nggak tau, emang gue emaknya! Telpon sana," jawabnya Yudha ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [COMPLETED]
Teen FictionTeenRoman-Spiritual Alvino Raffasya Fernandez, biasa disapa Alvino, punya standar tinggi dalam hal memilih pacar. Dimana tipe idealnya itu haruslah cantik maksimal, seorang model dengan tubuh indah, tinggi semampai, dan rambut panjang bergelombang y...