______
_____
_____
🔷🔷🔷
"Kalian pulang duluan aja yah, aku nunggu abangku buat jemput," ucap Kanaya sesampainya mereka di luar dan ia tidak mengikuti sahabatnya itu yang melangkahkan kaki menuju parkiran. Sontak ketiga sahabatnya itu menghentikan langkah dan berbalik ke arahnya.
"Lho, kenapa? Tadi 'kan kamu boncengan sama aku, pulangnya juga harus bareng. Ayo, nggak papa kok sesekali aku nganter kamu, Ya. Lagian abang kamu belum jawab telpon kamu 'kan?" kata Arissa seraya mengamit lengan Kanaya. Namun sebelum mereka melanjutkan langkah, sebuah mobil Ferrari merah berhenti tepat di hadapan mereka.
"Mobil abang kamu?" tanya Bella kepada Kanaya. Kanaya menggelengkan kepalanya.
Kebingungan mereka terjawab setelah beberapa saat kemudian. Pengemudi mobil itu keluar dengan mengenakan seragam sekolah yang sama dengan mereka namun sudah menganti almamaternya dengan jaket bomber warna abu-abu, dan ia melangkah mendekat ke arah mereka lebih tepatnya ke hadapan Kanaya.
Setelah mengetahui siapa pengemudi di balik mobil mewah itu, sontak ketiganya mengerling nakal kearah Kanaya.
"Kanaya biar balik sama gue," pungkas lelaki itu seraya menatap Kanaya yang sedikit terkejut akan kehadirannya.
"Wow, panjang umur! Baru juga tadi diomongin," seru Bella masih mengerling jahil pada Kanaya.
"About?" tanya Alvino dengan mengernyitkan kedua alis tebalnya.
"Kalo mau tau tanya aja sama Kanaya nantinya," ucap Putri berteka-teki. "Ya, kamu mau pulangnya sama Alvino?"
Kanaya menunduk sambil memilin-milin ujung kerudung putihnya. Ia ingin menolak ajakan Alvino tapi ia tidak menemukan kata yang tepat untuk di sampaikan.
Alvino tahu, gadis di depannya ini pasti sedang merangkai kata untuk menolak ajakannya tersebut.
"Gue nggak sendirian, Ay, tuh adek gue ada di dalem," tunjuk Alvino dengan dagunya.
Bella, Putri dan juga Arissa yang mendengar Alvino memanggil nama Kanaya dengan sebutan 'Ay' sedikit kaget. Ternyata Alvino juga punya panggilan khusus untuk Kanaya dan mereka semakin yakin cowok itu pasti ada rasa lebih sama sahabat anggunnya ini.
"Ohh jadi tadi itu adek lo, Vin? Gue kira gebetan," kata Bella memecah keheningan tersebut di sebabkan Kanaya yang tidak kunjung buka suara.
"Tuh Ya, yang bersamanya Alvino itu tadi adeknya, kamu tenang aja," goda Putri.
Kanaya yang mendengar godaan Bella yang ditujukan kepadanya itu sontak memandang Bella. Kapan aku mempermasalahkan Alvino bersama siapa ke sininya, batinnya.
"Bang, buruan lama amat!" desak gadis yang berada di dalam mobil itu. Ia sudah menurunkan kaca mobilnya. "Oh, hai," sapanya saat matanya bertemu dengan ke empat sahabat itu seraya melambaikan tangannya dan tersenyum manis. "Kalian temen satu sekolahnya Bang Vin, ya?" yang di jawab anggukan mereka. "Salam kenal ya, nama aku Verra, aku juga nanti bakalan satu sekolah ama kalian. Ingat-ingat ya wajah ku ini, jangan kasarin akunya saat aku ikutan MOS nantinya, ya," cerocosnya gadis berambut sepunggung itu lagi.
Kanaya baru menyadari ada ke samaan di antara kakak-beradik itu selain wajah ke bule - bule-an mereka. Mereka berdua memiliki rambut ikal bergelombang dan juga warna yang sama yakni berwarna coklat madu.
"Oohh, eh, em... Salam kenal juga, ya Verra, nggak bakal ku lupain kok wajah cantik kamu," sahut Bella sedikit terbata dengan kalimatnya. Ia tidak menyangka Alvino mempunyai seorang adik cewek yang sangat berkebalikan sifat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [COMPLETED]
Teen FictionTeenRoman-Spiritual Alvino Raffasya Fernandez, biasa disapa Alvino, punya standar tinggi dalam hal memilih pacar. Dimana tipe idealnya itu haruslah cantik maksimal, seorang model dengan tubuh indah, tinggi semampai, dan rambut panjang bergelombang y...