32. Drop

379 48 7
                                    

_____

_____

_____


🔷🔷🔷

"Muka kamu kelihat pucet, Ya, kamu sakit?" tanya Bella di saat dirinya sudah memasuki kelas. Ia menaruh tas di meja dan mendekati bangku Kanaya yang datang lebih awal darinya.

"Aku nggak apa-apa kok, La. Hanya sedikit pusing aja."

Sebenarnya dirinya tidak sekedar pusing saja, tapi perutnya juga sakit. Ini adalah efek yang dirasakannya jika ke datangan tamu bulanan.

"Tuh suara kamu kedengeran lemas juga. Kanaya... kenapa kamu paksain masuk kalo kamu lagi sakit sih? harusnya kamu nggak usah masuk aja dulu hari ini. Yaudah, aku anter ke UKS aja yuk." Bella meraih tangan Kanaya mengajaknya berdiri, namun di tepis Kanaya lembut.

"Nggak udah, La. Beneran aku nggak apa-apa. Kalo aku masih bisa masuk sekolah itu berarti aku masih kuat," ucapnya Kanaya diiringi senyum, walaupun sedikit di paksakan. Ia tidak ingin membuat Bella khawatir. "Lagipula hari ini kita ambil nilai praktek lari, 'kan?"

"Itu bisa di atur, Pak Beny pasti maklum kalo ada muridnya yang sakit. Kanaya, jangan paksain diri, kasihan tubuh kamu juga. Takutnya kamu nggak kuat trus kamu pingsan, gimana? bukannya aku berharap gitu. Tapi sekali lagi aku saranin jangan paksain diri kamu."

"In syaa Allah aku masih kuat. Doa kan aja aku nggak kenapa-napa. Tuh bel bunyi, yuk kita ke bawah." Kanaya berjalan keluar mendahului Bella.

Bella menghembuskan napasnya pelan. Orang yang di kasihnya saran tidak menggubrisnya dan juga tidak menyadari bahwa dirinya sedang sakit, ia bisa apa? ia tidak bisa memaksanya, 'kan? Yah, semoga saja Kanaya nggak kenapa-napa, batinnya, dan melangkah keluar menyusul Kanaya.

***

Semua penghuni kelas XI IPA 1 berkumpul di lapangan outdoor, dan berbaris dengan rapi di saat Pak Beny, guru olahraga muda itu berjalan pelan ke arah mereka dan berdiri di depan mereka. Ia memperhatikan sekilas semua muridnya dari mulai barisan siswa kemudian ke barisan siswi dan membuka absensi kelas yang berada di tangan kanannya. Ia mulai mengabsen satu-satu nama yang tertera di dalam lembaran kertas itu.

"Baik anak-anak, seperti janji bapak minggu lalu, hari ini kita akan ambil nilai praktek lari. Masih ingatkan?" ucapnya setelah selesai memberi titik pada nama-nama muridnya.

"Iya, Paaakkkk..." jawab semua murid kompak.

"Oke... namun seperti biasa, sebelum memulai pembelajaran hari ini, kita berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai..."

Semua murid serentak menundukkan kepala dan mulai berdoa dengan hikmat.

"Berdoa selesai," ucapnya Pak Benny seraya menyapukan ke dua tangan ke wajah. "Baik anak-anak, sebelum masuk ke materi, kita lari santai satu putaran terlebih dahulu sebagai pemanasan untuk merenggangkan dan melemaskan otot-otot tubuh. Ayo semua, hadap kanan dan mulai dari yang putra dulu kemudian di ikuti putri di belakang."

Semua siswa-siswi menghadap kanan seperti yang di peritahkan Pak Beny dan mulai berlari kecil-kecil mengitari lapangan yang sangat luas tersebut.

True Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang