_____
_____
_____
🔷🔷🔷
Lapangan yang biasanya hanya penuh saat upacara, kini tampak ramai di padati murid-murid CG. Terlihat di setiap sudut maupun di tengah-tengah lapangan para siswa-siswi duduk lesehan. Ada yang berjejer (bershaf) dengan saling menyender di punggung juga lengan teman samping atau depannya guna menghalau sang surya yang bersinar cukup terik, ada juga yang membentuk lingkaran kecil dengan teman se-grupnya, dan ada juga yang duduk ngadem di bawah pohon mahoni di sudut lapangan ini, seperti yang dilakukan ke-empat sahabat ini.
Bella dan Putri tengah asyik ber-snapgram ria dengan berbagai posisi dan meng-uploadnya di akun IG mereka masing-masing, tak lupa hastag ala-ala mereka. Sedangkan Kanaya bersama Arissa mengobrol ringan sembari memakan cemilan yang tadi sempat di beli mereka di kantin.
"Kamu pilih siapa, Ya?" Arissa bertanya seraya membuka tutup botol air mineral dan meneguknya.
"Aku belum tau, Sa. Untuk sekarang aku pengen dengar visi-misi mereka dulu. Namun yang pasti kandidat calonnya bijaksana, bertanggung jawab, mengayomi, ya, seperti mantan OSIS yang dulu, menurut aku mereka semua benar-benar bertanggung jawab dengan jabatan yang di sandang mereka. Dan semoga saja calon OSIS yang kita akan pilih nanti juga seperti yang sudah-sudah," jawabnya Kanaya sambil menatap objek yang berlalu lalang di hadapan mereka.
"Aamiin." Arissa mengaminkan ucapan sabahatnya ini.
Sebentar lagi akan di laksanakan acara penyampaian visi dan misi para kandidat calon Ketua OSIS, wakil beserta anggota-anggotanya untuk tahun ini, dan besok acara pemungutan suaranya.
Ketua OSIS ataupun sebagai wakil, memang menjadi incaran para murid, karena posisi ini membuat mereka populer dan terkenal di sekolah. Itulah mengapa banyak yang menginginkan jabatan itu, namun yang tak terpilih sebagai Ketos atau wakil, mereka tidak berkecil hati, menjadi anggota-anggotanya pun mereka masih bisa berbangga diri karena masih termasuk dalam ruang lingkup yang sama.
Dari dulu sampai sekarang, Kanaya tak pernah merasa tertarik untuk mengikuti atau mencalonkan diri untuk organisasi satu ini. Ia lebih ingin dikenal orang hanya dengan prestasinya yang dimilikinya.
"Kanaya jangan di tanya, Riss. Dia udah punya pilihan. Ya nggak, Ya?" Bella tiba-tiba ikut nimbrung bicara sembari mengerling jahil pada Kanaya.
Kanaya mengangguk. "Ya pasti aku milih, nggak mungkin golput 'kan? emang boleh?" jawabnya polos.
"Kamu milih Alvino, bener 'kan aku?"
"Belum tau, La."
"Nggak usah di pikir, Ya. Pilih aja Alvino noh, dia 'kan ehem, ehem kamu." Bella berkata enteng.
Kanaya mengernyit. "Ehem, ehem apa?" Ia tak mengerti.
"Someone." Putri menimpali sambil.menaik-turunkan alis ke arah Kanaya.
"Hadeh Putri, Kok ikutan juga...." Arissa yang sudah tahu akan kemana arah pembahasan ini. "Nggak usah dengerin mereka, Ya. Kamu juga tau kan mereka berdua ini suka ngehalu."
Kanaya hanya diam, tak berniat menanggapi. Matanya ia mulai fokuskan ke arah tengah lapangan, dimana moderator mulai membuka acara tersebut.
"Kok Alvino bisa ganteng banget gitu, ya? Ngidam apa sih dulunya maminya dia?" Bella berucap cukup dekat di telinga Kanaya. "Ya, saat bareng Alvino, kamu ngerasain gelenyar-gelenyar aneh nggak?"
Kanaya memiringkan sedikit kepalanya, menghadap Bella. Gadis satu ini memang tak pernah ada habisnya menggodainya. "Kamu ngomong apa sih Bella...."
Bella menyenggol-nyenggol bahu Kanaya. "Iya, aku tau... itu rahasia antara kalian berdua, yang nggak boleh di beberin. Tapi ke aku serius kamu nggak kasih tau," kata Bella dengan nada suara di buat lirih. Ia semakin menjadi menggoda Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [COMPLETED]
Novela JuvenilTeenRoman-Spiritual Alvino Raffasya Fernandez, biasa disapa Alvino, punya standar tinggi dalam hal memilih pacar. Dimana tipe idealnya itu haruslah cantik maksimal, seorang model dengan tubuh indah, tinggi semampai, dan rambut panjang bergelombang y...