______
______
______
🔷🔷🔷
Pagi yang cerah untuk mengawali hari berkegiatan atau berpergian ke luar, namun tidak dengan keluarga ini. Mereka mengisi hari libur dengan berkumpul di sofa ruang tengah megah nan luas itu, namun asyik dengan kegiatan yang di ciptakan masing-masing.
Dua wanita beda generasi di mansion itu tengah menyaksikan siaran televisi yang menyuguhkan acara kuliner, dan mereka selengi dengan makanan ringan berupa cemilan dan cake buatan asisten rumah tangga mereka. Di samping kiri, sang kepala keluarga, tengah asyik membaca koran pagi sambil sesekali menyeruput secangkir kopi panas. Dan samping kanan, Alvino yang sedang mengotak-atik ponselnya dengan posisi rebahan.
"Mom, aku pengen makan itu juga," tunjuk Verra ke layar kotak tipis itu, dimana seorang pemandu acara kuliner yang tengah asyik menikmati sop iga sapi. "Bisa nggak Mommy bikinnya? Bikin ngiler deh liat cara dia makannya. Kan aku juga pengen," ucapnya lagi dengan memposisikan kepalanya di paha Soraya--Mommy-nya.
"Mommy belum pernah bikin itu. Tapi kalo kamu mau, nanti deh Mommy belajar bikinnya. Kayaknya mudah aja deh," sahut Soraya sembari memotong-motong kuenya menjadi potongan kecil lalu memakannya.
Verra berdecak kesal. "Tapi aku pengennya sekarang, Mom! Nggak mau nanti - nanti!" renggeknya Verra dengan wajah di buat cemberut. "Mommy tau 'kan kalo selera aku itu berubah-ubah tiap waktu."
Soraya yang akan menyuapkan kue ke mulutnya lantas tak jadi kemudian menyimpannya kembali ke dalam piring. Ia menghela napas pelan. "Tapi sekarang Mommy lagi malas gerak, Sayang?! Nanti ya, Mommy janji." Soraya bertutur lembut sambil mengelus pelan rambut anaknya.
"Ih, Mommy...! Aku maunya sekarang Mom. SE-KA-RANG!!" pungkasnya penuh penekanan. Beginilah sikap Verra kalau keinginannya tidak terpenuhi.
"Gimana kalo pesen aja, nih Mommy pesenin. Mau ya?" tawar Soraya seraya mengambil ponsel yang berada di meja lalu mencari aplikasi Gojek.
"Nggak mau!!" tegas Verra dengan tangannya yang merebut ponsel yang di pegang Soraya. "Aku maunya bikinin Mommy!!!"
Sekali lagi Soraya menghela dan menghembuskan napasnya. "Kan tadi Mommy bilang lagi malas buat gerak. Ngertiin Mommy dong?! Mommy 'kan juga pengen istirahat di saat libur begini...." Soraya meminta pengertian anaknya itu. Ia masih bisa mempertahan sisi kelembutannya.
Menghadapi anak bungsunya ini harus punya stok kesabaran yang tinggi.
Verra berdecak lalu bangun dari posisinya. Ia menyedekapkan dada dan memasang wajah yang di tekuk.
"Lo ngidam? Hamil anak kunti?" Alvino tiba-tiba ikut nimbrung dan tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.
"Ngidam pala lo!" sanggah Verra kesal dan menimpuk muka Alvino dengan bantal.
"Aish, sakit bocah!!! gertak Alvino emosi kemudian membuang benda itu kesembarang arah.
"Makanya diem...! Nggak usah ikutan urusan cewek!!"
Alvino tersenyum miring. "Emang lo cewek? Oh iya, gue baru inget lo 'kan cewek jadi-jadian." Masih saja dengan mata fokus pada layar di depannya.
"Ih lo kok nambah emosian gue yah?!! Lo tuh cowok setengah jadi plus GA-GAL PRO-DUK-SI!!" balas Verra mengeja kalimat 'gagal produksi' penuh penekanan, tak mau kalah.
"Mending setengah jadi, daripada lo yang nggak jadi-jadi."
Verra bangun dari duduknya lalu tanpa aba-aba, ia menginjak tulang kering abangnya itu cukup keras. Sontak saja Alvino terbangun dari posisinya dan meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [COMPLETED]
Fiksi RemajaTeenRoman-Spiritual Alvino Raffasya Fernandez, biasa disapa Alvino, punya standar tinggi dalam hal memilih pacar. Dimana tipe idealnya itu haruslah cantik maksimal, seorang model dengan tubuh indah, tinggi semampai, dan rambut panjang bergelombang y...