______
______
______
🔷🔷🔷
"Sang calon suami dan mantan pacarnya saling bercumbu mesra melepas kangen di depan calon istri. Ckckck... ini judul luar biasa amazing!!" Yudha membaca judul video viral di layar ponselnya dengan menggelengkan kepala seraya menyeringai miring. Dimana cowok itu tengah rebahan di sofa kamar luas Alvino.
Sedangkan sang empunya kamar yang bersandar di kepala ranjang memijit pelipisnya dan menghela napas dalam. Tak tahukah Yudha bahwa ia tengah berusaha keras melupakan itu?!
Mengingat itu tentu saja ingat dosa!
"Gue bilang matiin?! Sekali lagi lo putar itu, jangan salahin kalo gue lempar hape lo!!" Alvino tak tahan lagi dengan suara-suara berisik yang keluar dari ponsel miliknya Yudha.
Sahabat tengilnya itu beneran niat menguji emosinya. Ini sudah yang kesekian kalinya ia menegur Yudha untuk berhenti menyaksikan video tersebut.
Yudha mengendikan bahu acuh. "Gue bisa belajar dari pakarnya nih. Soalnya gue belom jago buat ini. Ck! Gue hanya ingin bilang... lo luar biasa, bro!" Yudha bertukas seraya menggeleng kepala disertai kekehan yang terdengar menyebalkan, tak mengindahkan teguran Alvino.
Alvino mengambil napas dalam. Ia menegakkan punggung dan melotot tajam ke arah Yudha. "Yudh, plis... lo jangan ngerekcoki gue dengan itu! Gue mati-matian pengen lupain, lo malah ngungkit!"
"Ini berita anget, bro.... Masa gue sia-siain. Sayang banget atuh.
"Katanya hijrah...? Tapi disodori badan semok mantan aja nggak nahan buat nolak," pungkas Yudha sambil mengerling menyebalkan ke arah Alvino. Kembali ia melanjutkan aktivitas berselancarnya. "Yah mana bisa nolak kalo punya mantan aja gila mampus oke-nya."
Sekali lagi, Alvino hanya bisa menghela napas dalam. Yudha ini benar-benar menguji kesabarannya yang semakin menipis.
"Gue baru ngeh sekarang.... Body montok yang dimilikin Bianca itu pasti hasil gerayangan lo. Eh, tapi lo emang udah pernah gitu---"
"Stop it, Yudh!!" Farrel yang duduk tak jauh dari Yudha menyela cepat disaat ia melihat muka Alvino yang menahan geram. Ia ingin menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Alvino yang dirundung emosi bisa saja lepas kendali. Dirinya tahu persis dengan sikap salah satu sahabatnya itu.
"Apa sih lo, Rel!! Serah gue lah ngomong apa aja! Mulut-mulut gue!"
"Kalo dinasihatin itu di denger, Yudh! Alvino udah bilang, dia mati-mantian lupain kejadian itu! Lo jangan naburin garam di atas kepedihannya!"
"Cielah, kalimat lo! Sok puitis banget. Pengen jadi Farrel Gibran lo? Nggak cocok tau." Memang dasarnya Yudha diberi tahu tetap saja berkilah.
Farrel menyimpan ponselnya di meja lalu menerjang kaki Yudha kesal. "Gue nggak sok puitis!"
Yudha meringis. "Sakit bang***!! Lo kira badan gue besi seenak jidat di tendang-tendang! Nih rasain balik nikmatnya!!" Yudha balas menendang kaki Farrel, namun cowok itu gesit berpindah tempat ke sofa samping. Yang ada Yudha hanya menendang angin.
Di tempatnya, Alvino sekali memijit-mijit pelipisnya. Dirinya beneran marah, terganggu dan gusar bukan main dengan kedatangan dua cowok tengik yang baru datang dari sekolah ini dengan langsung menjambangi rumahnya, lebih tepat lagi kamarnya. Istirahatnya yang awalnya berkualitas tak bisa lagi dinikamati. Ditambah ocehan Yudha yang astagfirullah ingin sekali ia robek mulut itu kalau saja hal tersebut diperkenankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [COMPLETED]
Teen FictionTeenRoman-Spiritual Alvino Raffasya Fernandez, biasa disapa Alvino, punya standar tinggi dalam hal memilih pacar. Dimana tipe idealnya itu haruslah cantik maksimal, seorang model dengan tubuh indah, tinggi semampai, dan rambut panjang bergelombang y...