16

239 26 0
                                    


HALLO, SELAMAT MALAM SEMUA.
AKU UPDATE LAGI NIH, SEMOGA KALIAN SUKA YAH.

aku mau minta tolong sama kalian vote dan komen apapun yah tentang cerita aku, kritik dan saran itu membantu aku untuk memperbaiki cerita ini dan vote ya bisa bikin aku semangat lagi lanjutin cerita nya😁✨

Okey deh, Happy reading semua!🤩🤩







"Ambil saja jika sudah waktunya, aku sudah cukup lelah"—ucap Abian dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ambil saja jika sudah waktunya, aku sudah cukup lelah"
—ucap Abian dalam hati














Rumah sakit kini sudah mulai bekerja sejak pagi tadi. Abian masih tertidur di bangsalnya dengan nyenyak, wajahnya yang masih lebam dan sudut matanya yang masih membengkak.

Pemeriksaan tiba, dokter menghela nafasnya panjang melihat seisi ruangan yang kosong maksudnya tidak ada yang menemani Abian disini.

"Suster apa semalam pasien sendirian?"tanya dokter itu.

"Iya dok, semalam pasien tidak di temani oleh siapapun" sahut suster yang tengah mengganti air infusan.

Dokter menggeleng kepala pelan lalu menghela nafasnya kembali.

"Kasian sekali, sejak masuk rumah sakit ini tidak ada yang menanyai keadaannya" gumam sang dokter.

Dokter memeriksa suhu tubuh Abian yang mulai membaik dengan stetoskop, lalu mengecek mata Abian yang mulai mengecil akibat luka dalam yang ia alami.

"Pasien memiliki bekas operasi di bagian perut bawah sebelah kiri dok" ucap salah satu suster.

Dokter terkejut lalu menghampiri suster yang baru saja memberi tahu.

"Kenapa baru kamu cek sus?"

Suster terdiam, dan benar luka nanah yang di alami Abian mulai terlihat parah dengan cepat dokter membawa Abian ke ruang UGD.

"Ayo kita segera operasi, ini sudah hampir fatal!" ucap dokter.

Semua perawat serta suster bergegas membawa Abian yang masih tertidur nyenyak.

Tanpa memberitahu siapapun dokter mengambil keputusan besar untuk membedah luka dalam Abian, karena jika tidak Abian bisa kehilangan nyawanya.

"Kita harus memberi tahukan walinya dok, bagaimana nasib pasien jika tidak ada yang tahu soal ini" ucap suster yang masih mendorong bangsal Abian.

"Saya lebih baik di pecat, dari pada nyawa pasien ini hilang tolong ini lebih buruk dari awal, jadi tolong di pahami" tanpa basa-basi Abian masuk ke dalam ruang operasi tanpa siapapun yang tahu.








"Nea sayang, ayo sarapan!" Suara keras dari lantai bawah yaitu suara Eva.

Nea terlambat bangun akibat tugas yang di berikan oleh guru fisika yang begitu rumit dan sulit membuatnya harus menguras tenaga dan otaknya.

ABIAN ( tahap revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang